Sabtu, 31 Agustus 2024

Prosedur Enterprise Risk Management COSO


Enterprise Risk Management (ERM) adalah komponen yang menjadi
dasar dan pengaturan organisasi untuk merancang, melaksanakan, memantau,
mengkaji, dan terus meningkatkan manajemen risiko di seluruh organisasi.
Enterprise Risk Management memiliki beberapa kerangka konseptual yang
dikemukakan oleh COSO (Sirait & Susanty, 2015) yang telah dikembangkan
menjadi leader sejak tahun 2004 hingga saat ini. Enterprise Risk Management
versi COSO terdiridari delapan macam komponen yang saling terkait.
Kedelapan komponen ini diturunkan dari bagaimana manajemen
menjalankan perusahaan dan diintergrasikan dengan proses manajemen.
Kedelapan komponen ini diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan
perusahaan, baik tujuan strategis, operasional, pelaporan keuangan, maupun
kepetuhan terhadap ketentuan perundang-undangan komponen-komponen
tersebut adalah (Moeller, 2009):

  1. Lingkungan Internal (Internal Environment), sangat menentukan warna
    dari sebuah organisasi dan memberi dasar bagi cara pandang terhadap
    risiko dari setiap orang dalam organisasi tersebut. Lingkungan internal ini
    termasuk filosofi manajemen risiko dan risk appetite, nilai-nilai etika dan
    integritas, dan lingkungan di mana kesemuanya tersebut berjalan.
  2. Penentuan Tujuan (Objektive setting), manajemen risiko menetapkan
    objective (tujuan-tujuan) dari organisasi agar dapat mengidentifikasi,
    mengakses, dan mengelola risiko. Objective dapat diklasifikasikan
    menjadi strategic objective dan activity objective. Strategic objective di
    perusahaan berhubungan dengan pencapaian dan peningkatan kinerja
    instansi dalam jangka menengah dan panjang, dan merupakan penerapan
    dari visi dan misi instansi tersebut.
  3. Identifikasi Kejadian (Event Identification), dimana komponen ini
    mengidentifikasi kejadian-kejadian potensial baik yang terjadi di
    lingkungan internalmaupun eksternal organisasi yang mempengaruhi
    strategi atau pencapaian tujuan dari organisasi.
  4. Penilaian Risiko (Risk Assesment), dimana komponen ini menilai sejauh
    mana dampak dari kejadian dapat mengganggu pencapaian dari tujuan.
    Risiko dianalisis dengan memperhitungkan (likelihood) dan dampaknya
    (impact), sebagai dasar bagi penentuan bagaimana seharusnya risiko
    tersebut dikelola. Tabel 2.2 merupakan tabel parameter penilaian
    perhitungan occurance atau kemungkinan terjadinya suatu risiko yang
    digolongkan menjadi lima bagian yakni kejadian yang sangat jarang,
    jarang, moderat, sering dan sangat sering terjadi. Sedangkan tabel 2.3
    perhitungan saverity juga dibagi menjadi lima golongan yakni dampak
    yang sangat kecil, kecil, sedang, besar, dan sangat besar seperti yang
    dapat dilihat dari tabel .Setelah dilakukan pengukuran occurance dan
    tingkat keparahan dari setiap risiko,maka langkah selanjutnya adalah
    penilaian risiko. Menurut Nomaria dan Aries (2015) Nilai risiko
    merupakan perkalian dari probabiitas (occurance) dan dampak (severity).
    Setelah dilakukan penilaian risiko, selanjutnya memasukkan setiap risiko
    dalam matriks risiko untuk mengetahui level tiap risiko yang selanjutnya
    dapat diprioritaskan untuk dikendalikan.
  5. Respon Risiko (Risk Response) sebuah organisasi harus dapat
    menentukan sikap atas hasil penilaian risiko. Manajemen memilih
    respons,menghindar (avoiding), menerima risiko yang berdampak kecil
    dan jarang terjadi (accepting), mengurangi (reducting), atau mengalihkan
    atau menanggung bersama risiko atau sebagian dari risiko ke pihak lain
    (sharing risk) dan mengembangkan satu set kegiatan agar risiko tersebut
    sesuai dengan toleransi (risk tolerance). Jenis respon risiko juga dapat
    dilakukan berdasarkan hasil risk scoring dengan batasan dapat dilihat
    pada tabel. Penilaian 1 hingga 3 risiko dapat diterima dengan
    pengendalian yang cukup, skor 4 hingga 6 risiko perlu dipantau dengan
    pengendalian yang cukup, skor 6 hingga 9 risiko perlu dilakukan
    pengendalian yang cukup dari manajemen, skor 10 hingga 14 risiko dapat
    diterima hanya dapat diterima dengan pengendalian yang sangat baik
    (excelent), dan skor 15 hingga 25 risiko tidak dapat diterima dan
    sebaiknya dihindari. Selain itu, respon risiko juga dapat dilihat menurut
    levelnya yakni extreme, hight, moderate, low dan very low. Untuk level
    extreme sebaiknya risiko dihindari, level hight sebaiknya risiko
    dikendalikan dengan cara share risiko kepada pihak lain, level moderate
    sebaiknya risiko dikendalikan dengan cara direduksi dan ditransfer
    dengan pihak lain dan untuk level low dan very low risiko dapat diterima
    dengan pemantauan rutin. Penjelasan respon dapat dilihat pada tabel 2.5.
  6. Kegiatan Pengendalian( Control Activities)
    Kebijakan dan prosedur ditetapkan dan di implementasikan untuk
    membantu memastikan respon risiko berjalan dengan efektif.
  7. Informasi dan komunikasi( information and Communication)
    Informasi yang relevan diidentifikasi, ditangkap dan
    dikomunikasikan dalam bentuk dan waktu yang memungkinkan setiap
    orang menjalankan tanggungjawabnya. Arah komunikasi dapat bersifat
    internal maupun eksternal. Alat komunikasi diantaranya berupa manual,
    memo, bulletin, dan pesan-pesan melalui media elektronik.
  8. Pengawasan (Monitoring)
    Keseluruhan proses Enterprise Risk Management di monitoring
    dan di modifikasi dilakukan apabila perlu. Pada proses monitoring perlu
    dicermati adanya kendala seperti reporting deficiencies, yaitu pelaporan
    yang tidak lengkap atau bahkan berlebihan. Kendala ini timbul dari
    berbagai faktor seperti sumber informasi, materi pelaporan, pihak yang
    disampaikan laporan, dan arahan bagi pelaporan

Tidak ada komentar: