Jumat, 15 Maret 2024

Teori Kepuasan Kerja


Menurut Sedarmayanti (2017:166), dalam kepuasan kerja dikenal
tiga teori, yaitu sebagai berikut :

  1. Discrepancy Theory (Teori Ketidaksesuaian)
    Teori ini mengukur kepuasan kerja seseorang dengan menghitung
    selisih antara sesuatu yang seharusnya dan kenyataan yang
    dirasakan. Sehingga apabila kepuasannya diperoleh melebihi dari
    yang diinginkan, maka orang akan lebih puas sehingga terdapat
    discrepancy, tetapi merupakan discrepancy positif. Kepuasan kerja
    seseorang bergantung pada selisih antara sesuatu yang dianggap
    akan didapatkan dengan apa yang dicapai.
  2. Equity Theory (Teori Keadilan)
    Teori ini mengemukakan orang akan merasa puas/tidak puas,
    bergantung pada ada/tidakya keadilan (equity) dalam situasi,
    khususnya situasi kerja. Menurut teori ini, komponen utama dalam
    teori keadilan adalah input, hasil, keadilan, dan ketidakadilan.
  3. Two Factor Theory (Teori Dua Faktor)
    Menurut teori ini, kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja
    merupakan hal berbeda. Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap
    pekerjaan bukan variabel kontinu. Karakteristik pekerjaan menurut
    teori dua faktor:
    a. Statisfies/motivator : faktor/situasi yang dibutuhkan sebagai
    sumber kepuasan kerja, terdiri atas pekerjaan menarik penuh
    tantangan, ada kesempatan berprestasi, serta kesempatan
    memperoleh penghargaan dan promosi. Terpenuhinya faktor
    ini tidak selalu mengakibatkan ketidakpuasan.
    b. Dissatisfies (Hygiene Factors): faktor yang menjadi sumber
    ketidakpuasan, terdiri atas gaji/upah, pengawasan, hubungan
    antar pribadi, kondisi kerja, dan status. Faktor ini diperlukan
    untuk memenuhi dorongan biologis dan kebutuhan dasar
    karyawan. Jika tidak terpenuhi faktor ini, karyawan tidak puas.
    Namun, jika besarnya faktor ini memadai untuk memenuhi
    kebutuhan, karyawan tidak akan kecewa meski belum puas.

Tidak ada komentar: