Sabtu, 21 Oktober 2023

Definisi Kontrak Psikologis


Menurut Conway dan Briner (2005), perkembangan konsep kontrak
psikologis mulai berkembang secara luas sejak publikasi artikel ilmiah oleh Rousseau
(1989) yang memuat rekonseptualisasi kontrak psikologis dan mulai dianggap
sebagai konsep baru dalam studi sumber daya manusia dan menjadi kerangka kerja
dalam memahami hubungan kerja karyawan dengan perusahaan. Penelitian Rousseau
(1989) tersebut menjadi fondasi yang sangat berpengaruh dan relevan dalam
penelitian selanjutnya dan perkembangan mengenai kontrak psikologis.
Definisi kontrak kerja menurut Rousseau (1989) adalah keyakinan atau
kepercayaan individual karyawan mengenai adanya kewajiban timbal balik di antara 
dirinya dengan perusahaan. Kewajiban ini muncul karena karyawan percaya bahwa
ada janji yang telah dibuat atau terbentuk baik secara eksplisit atau implisit dan
pemenuhan janji oleh satu pihak bergantung pada pemenuhan janji pihak lain
(reciprocal). Dapat disimpulkan bahwa kontrak psikologis berisi persepsi individu
karyawan mengenai kewajiban timbal balik yang ada di antara dirinya dengan
perusahaan.
Selain definisi utama yang dikemukakan Rousseau (1989) tersebut, definisi
mengenai kontrak psikologis juga banyak dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai
berikut:
1. Definisi kontrak psikologis menurut Kotter (1973, dalam Conway dan Briner,
2005), kontrak psikologis merupakan sebuah kontrak yang bersifat implisit
antara seorang individu dan organisasionalnya yang menspesifikkan pada apa
yang masing-masing pihak harapkan dari satu sama lain untuk saling memberi
dan menerima dalam suatu hubungan kerja.
2. Menurut Schein (1980, dalam Conway & Briner, 2005), menjelaskan bahwa
kontrak psikologis merupakan serangkaian harapan-harapan yang tidak
tertulis antara setiap anggota organisasional dengan manajer (maupun lainnya
yang mewakili organisasional).
3. Herriot dan Pemberton (1997, dalam Conway & Briner, 2005), menyatakan
kontrak psikologis merupakan persepsi organisasional dan individu tentang 
kewajiban masing-masing pihak yang terbentuk secara tidak langsung dalam
hubungan kerja.
4. Morrison & Robinson (1997, dalam Conway & Briner, 2005), mengemukakan
bahwa kontrak psikologis mengacu pada keyakinan-keyakinan karyawan
mengenai kewajiban-kewajiban yang bersifat timbal balik antara karyawan
dan organisasionalnya.

Tidak ada komentar: