Selasa, 27 Juni 2023

Keputusan Investasi


Investasi adalah upaya untuk menginvestasikan modal dan dana dengan
harapan mendapat keuntungan atau pengembalian di masa depan. Pihak yang
melakukan investasi disebut investor. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yakni
penanaman modal, biasanya dalam jangka panjang untuk pengadaan aktiva lengkap
atau pembelian saham-saham dan surat berharga lainnya untuk memperoleh suatu
keuntungan. Sedangkan menurut Sukamulja (2019), investasi merupakan suatu
kegiatan pembelanjaan saat ini, yang bertujuan untuk memperoleh pendanaan yang
lebih besar atau biasa juga disebut dengan return di masa yang akan datang. Tetapi
ketika terdapat suatu pengembalian atau return maka akan muncul pula yang disebut
risk atau risiko.
Di dalam sebuah investasi juga tidak asing dengan istilah keputusan investasi.
Jika keputusan investasi adalah kebijakan bisnis, penerapannya melibatkan
penggunaan dana yang ada untuk aset yang diharapkan menghasilkan pendapatan di
masa depan. Lain halnya menurut Wulandari dan Iramani (2014), dimana pengertian
keputusan investasi ialah suatu keputusan atau kebijakan yang diambil untuk
menanamkan modal pada satu atau lebih untuk menghasilkan keuntungan di masa yang
akan datang. Kegiatan ini juga mencakup proses pemilihan satu atau lebih sarana
investasi yang dianggap menguntungkan dari berbagai peluang investasi yangtersedia
bagi perusahaan atau individu untuk mencapai keuntungan yang lebih tinggi dengan
mengambil risiko tertentu. Menurut Putra et al. (2016), menyatakan bahwa ada dua
sikap investor dalam mengambil keputusan investasi, yaitu rasional dan irasional.
Sebaliknya, ketika sikap rasional menunjukkan sikap seseorang yang berpikir
berdasarkan akal sehat, sikap irasional adalah sikap yang meyakini bahwa seseorang
tidak berdasarkan akal sehat. Pada praktiknya terutama di pasar modal, investor
cenderung mencerminkan perilaku yang sama sekali tidak rasional akibat pengaruh
dari faktor psikologis yang mengakibatkan terjadinya kemungkinan investor
melakukan kesalahan dalam pengambilan keputusan berinvestasi. Hal ini menunjukan
bahwa perilaku investor adalah perilaku bias. Perilaku bias sangat rentan dialami oleh
investor menyebabkan kesalahan secara sistematis dan pilihan setiap keputusan
investasi hanya untuk memuaskan hasrat pribadi tetapi tidak memaksimalkan manfaat

Tidak ada komentar: