Ada dua jenis motivasi positif dan motivasi negatif menurut Hasibuan (dalam Gunawan 2010:27). Motivasi positif (positive incentive), adalah suatu dorongan yang bersifat positif, yaitu jika pegawai dapat menghasilkan prestasi di atas prestasi standar, maka pegawai diberikan insentif berupa hadiah. Sebaliknya, motivasi negatif (negative incentive), adalah mendorong pegawai dengan ancaman hukuman, artinya jika prestasinya kurang dari prestasi standar akan dikenakan hukuman, dan jika prestasi diatas standar tidak diberikan hadiah.
Menurut Luthans (dalam Gunawan 2010:27-28), ada tiga kategori motivasi atau motif, yaitu :
- Motif Primer
Dua kriteria yang harus dipenuhi agar motif dapat dimasukkan dalam klasifikasi primer, yaitu: motif harus tidak dipelajari; dan juga motif harus didasarkan secara fisiologis. Dengan definisi tersebut, motif primer yang paling dikenal secara umum adalah lapar, haus, tidur, menghindari sakit, seks, dan perhatian ibu.
- Motif Umum
Motif umum sepertinya diperlukan karena adanya area antara motif primer dan sekunder. Agar masuk ke dalam klasifikasi umum, sebuah motif haruslah tidak dipelajari, tetapi tidak didasarkan pada fisiologis. Sementara kebutuhan primer mengurangi stimulasi, kebutuhan umum justru diperlukan seseorang untuk meningkatkan sejumlah stimulasi. Meskipun tidak semua psikolog sependapat, namun motif keingintahuan, manipulasi, aktifitas, dan (mungkin) afeksi atau cinta sepertinya paling mungkin untuk memenuhi klasifikasi tersebut.
- Motif Sekunder
Sebuah motif harus dipelajari agar bisa dimasukkan ke dalam klasifikasi sekunder. Berbagai motif penting yang masuk kedalam kriteria tersebut adalah motif kekuasaan, motif pencapaian/berprestasi, motif afiliasi, motif keamanan, dan motif status.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar