Menurut Alma (2016) faktor-faktor inovasi produk yaitu: 1.Faktor personal yang mendorong inovasi adalah: a.Keinginan berprestasi, hal ini ditunjukan oleh disiplin diri yang berkaitan dengan pekerjaan, yang dengan dorongan dan motivasi tinggi, serta peduli terhadap usaha untuk mencapai suatu prestasi dan keunggulan. b.Adanya sifat penasaran, sebuah keadaan yang membuat seseorang merasa ingin tahu yang mebuatnya mencoba sesuatu hal yang baru. c.Keinginan menanggung risiko, orang yang kreatif lebih cenderung mengambil risiko degan ide-ide baru, serta mencoba cara-cara baru dan lebih baik dalam mengerjakan berbagai hal, sekalipun orangorang disekitarnya tidak mendukung. d.Faktor pendidikan, pendidikan menghasilkan sebuah pengetahuan, dimana hal tersebut akan membawa kepada pemahaman akan suatu masalah atau ide baru (hal asing) kedalam suatu konteks yang telah lama diketahui. e.Faktor pengalaman, pengalaman merupakan guru yang berharga yang memicu perintisan usaha. 2.Faktor-faktor environment yang mendorong inovasi adalah: a.Adanya peluang, melihat adanya suatu keadan yang bisa untuk dimanfatkan akan memicu timbulnya rasa untuk ingin melakukan inovasi guna memanfaatkan peluang tersebut. b.Pengalaman, suatu pengalaman yang didapatkan di masa lalu bisa digunakan sebagai acuan untuk melakukan inovasi dengan cara memodifikasi hal tersebut menjadi suatu hal yang lebih unggul. c.Kreativitas, sikap kreatif merupakan faktor utama yang mendorong inovasi, karena dengan pemikiran yang kreatif maka akan lahirlah sebuah tindakan untuk merealisasikan pemikiran tersebut atau yang biasa disebut inovatif Rogers (2013) menyatakan bahwa inovasi terdiri atas lima dimensi, antara lain sebagai berikut: 1.Keunggulan relatif (relative advantage), Adalah tingkat kelebihan suatu inovasi, apakah lebih baik dari inovasi yang ada sebelumnya atau dari hal-hal yang biasa dilakukan. Biasanya diukur dari segi ekonomi, prestasi sosial, kenyamanan dan kepuasan. Semakin besar keuntungan relatif yang dirasakan oleh adopter, maka semakin cepat inovasi tersebut diadopsi. 2.Kesesuaian / keserasian (compatibility) Adalah tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai (values), pengalaman lalu, dan kebutuhan dari penerima. Inovasi yang tidak sesuai dengan nilai atau norma yang diyakini oleh penerima tidak akan diterima secepat inovasi yang sesuai dengan norma yang ada. 3.Kerumitan (complexity) Adalah tingkat kerumitan dari suatu inovasi untuk diadopsi, seberapa sulit memahami dan menggunakan inovasi. Semakin mudah suatu inovasi dimengerti dan dipahami oleh adopter, maka semakin cepat inovasi diadopsi. Sebaliknya Semakin komplek produk bersangkutan, semakin sulit produk itu memperoleh penerimaan. 4.Ketercobaan (trialability) Merupakan tingkat apakah suatu inovasi dapat dicoba terlebih dahulu atau harus terikat untuk menggunakannya. Suatu inovasi dapat diujicobakan pada keadaan sesungguhnya, inovasi pada umumnya lebih cepat diadopsi. Untuk lebih mempercepat proses adopsi, maka suatu inovasi harus mampu menunjukkan keunggulannya. Produk baru lebih mungkin berhasil jika konsumen dapat mencoba atau bereksperimen dengan ide secara terbatas. 5.Keterlihatan (observability) Tingkat bagaimana hasil penggunaan suatu inovasi dapat dilihat oleh orang lain. Semakin mudah seseorang melihat hasil suatu inovasi, semakin besar kemungkinan inovasi diadopsi oleh orang atau sekelompok orang. Keterlihatan dan kemudahan komunikasi mencerminkan tingkat di mana hasil dari pemakaian produk baru terlihat oleh teman dan tetangga
Sabtu, 24 Desember 2022
Inovasi produk (skripsi, tesis, dan disertasi)
Kemampuan mengukur manajemen sendiri didalam konteks bisnis merupakan hal yang utama untuk menjadi pengusaha sukses yang sesuai dengan konteks waktunya, agar dapat mengantisipasi ketidak seimbangan, perluasan usaha berikutnya dan risiko kegagalan, disamping faktor lain seperti dukungan keuangan dan prediksi ekonomi yang tepat. Menurut Hubeis (2012), perlu diperhatikan lingkungan dalam persaingan, cara keunggulan dan strategi bersaing melalui tindakan kreatif dan inovatif agar perusahaan tetap bertahan dan menjadi lebih kompetitif. Menurut Tontowi (2016) inovasi didefinisikan sebagai realisasi ide baru hasil kreatifitas. Masih dalam Tontowi (2016) inovasi = (kreatifitas) x (resiko yang diambil), karena untuk merealisasikan ide baru perlu keberanian mengambil risiko. Arti dari inovasi yang lebih luas, inovasi adalah realisasi ide baru menjadi produk riil yang memiliki nilai manfaat dan komersil. Kotler dan Keller (2016) pengembangan produk baru yang berpusat pada pelanggan berfokus pada menemukan cara baru untuk memecahkan permasalahan pelanggan dan memberikan pengalaman yang lebih bagi bagi pelanggan. Dhewanto et.al, (2015) Inti dari sebuah kegiatan inovasi adalah bagaimana melakukan sebuah kegiatan yang dapat menambah nilai (added value) dan keunggulan dari keadaan atau kondisi saat ini. Caranya bisa dilakukan dengan cara menciptakan pengembangan yang signifikan dari produk atau jasa yang sekiranya dapat menciptakan potensi pasar yang baru. Inovasi sebagai sumber keunggulan bersaing didasarkan pada kreativitas yang didapatkan melalui proses mudah alih teknologi dan pengelolaan kemitraan, sehinga dianggap sebagai fungsi penting dari bisnis setelah pemasaran. Hal ini didasarkan pada fakta dan data bahwa pengembangan produk baru berbasis inovasi memberkan peluang tumbuh bagi perusahaan maupun para pengelolanya. Kondisi tersebut ditentukan oleh faktor seperti teknologi, biaya (skala), permintaan pasar dan tenaga kerja (ruang lingkup), serta kelangkaan sumber daya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar