Minggu, 06 November 2022

Hubungan antara Stres dengan Insomnia (skripsi, tesis, dan disertasi)

Stres pada mahasiswa kedokteran merupakan suatu fenomena yang dapat ditemui di berbagai dunia. Studi pada negara di Asia sepertidi Thailand dan Malaysia telah melaporkan stres di kalangan mahasiswa. Di Malaysia tingkat stres pada mahasiswa mencapai 41,9%. Di Thailand tingkat stres pada mahasiswa kedokteran mencapai 61,4%. Tingkat stres berbanding lurus dengan tingkat insomnia. Menurut Rafknowledge (2004) semakin tinggi tinggakt stres pada seseorang maka kebutuhan tidur akan berkurang. Dr. Nino Murcia di Stanford AS mengatakan hal ini disebabkan oleh kereganganpikiran seseorang terhadap sesuatu yang kemudian mempengaruhi sistem syaraf pusat (SSP) sehingga kondisi fisik senantiasaterjaga. Stres akan mempengaruhi kerja daerah Raphe nucleus, yaitu daerah yang mengatur proses emosi yang ternyata memberi dampak terhadap daerah hypotalamus di otak tepatnya di SCN (Supra Chiasmatic Nucleus)

 yaitu daerah dimana proses tidur terjadi sehingga meningkatkan aktivitas di daerah SCN dan mengakibatkan proses tidur terganggu. Selain itu stres juga menghambat kerja kelenjar pinealis untuk mengeluarkan hormon melatonin yang di perlukanuntuk tidur normal. Problem-problem akademik, psikososial, perubahan situasi dan lingkungan dan problem lain yang berkaitan dengan kesehatan dapat menjadi stresor pada mahasiswa. Stresor-stresor tersebut menuntut mahasiswa untuk menyesuaikan diri. Mahasiwa yang gagal menyesuaikan diri dengan stresor tersebut akan mengalami stres dan dapat menyebabkan mahasiswa menjadi insomnia.

Tidak ada komentar: