Wahjono,Senot Imam (2010)menyatakan bahwa terdapatbeberapa faktor yang menyebabkan stres antara lain :a.Faktor LingkunganKetidakpastian lingkungan mempengaruhi perancangan struktur organisasi, ketidakpastian juga mempengaruhi tingkat stres di kalangan para karyawan dalam sebuah organisasi. Bentuk_bentuk ketidakpastian lingkungan ini antara lain ketidakpastian ekonomiberpengaruh terhadap seberapa besar pendapatan yang diterima oleh karyawan maupun reward yang diterima karyawan, ketidakpastian politikberpengaruh terhadap keadaan dan kelancaran organisasi yang dijalankan, ketidakpastian teknologi berpengaruh terhadap kemajuan suatu organisasi dalam penggunaan teknologinya, dan ketidakpastian keamanan berpengaruh terhadap posisi dan peran organisasinya.b.Faktor OrganisasiBeberapa faktor organisasi yang menjadi potensi sumber stres antara lain:1)Tuntutan tugas dalam hal desain pekerjaan individu, kondisi kerja, dan tata letak kerja fisik. 2)Tuntutan peran yang berhubungan dengan tekanan yang diberikan pada seseorang sebagai fungsi dari peran tertentu yang dimainkan dalam sebuah organisasitermasuk beban kerja yang diterima seorang individu.
3)Tuntutan antar-pribadi, yang merupakan tekanan yang diciptakan oleh karyawan lain seperti kurangnya dukungan sosial dan buruknya hubungan antar pribadi para karyawan. 4)Struktur organisasi yang menentukan tingkat diferensiase dalam organisasi, tingkat aturan dan peraturan, dan di mana keputusan di ambil. Aturan yang berlebihan dan kurangnya partisipasi individu dalam pengambilan keputusan merupakan potensi sumber stres. 5)Kepemimpinan organisasi yang terkait dengan gayakepemimpinan atau manajerial dan eksekutifsenior organisasi.Gaya kepemimpinan tertentu dapat menciptakan budaya yangmenjadi potensi sumber stres. c.Faktor IndividuFaktor individu menyangkut dengan faktor-faktor dalam kehidupan pribadi individu. Faktortersebut antara lain persoalan keluarga, masalah ekonomi pribadi, dan karakteristik kepribadian bawaan. Menurut Robbins (2006) Setiap individu memiliki tingkat stres yang berbeda meskipun diasumsikan berada dalam faktor-faktor pendorong stres yang sama. Perbedaan individu dapat menentukan tingkat stress yang ada. Secara teoritis faktor perbedaan individu ini dapat dimasukkan sebagai variable intervening. Ada limayang dapat menjadi variabel atau indikator yang dapat digunakan dalam mengukur kemampuanindividu dalam menghadapi stres yaitu pengalaman kerjamerupakan pengalaman seorang individu dalam suatu pekerjaan dan pendidikan yang ditekuninya, dukungan sosialmerupakan dukungan atau dorongan dari dalam diri sendiri maupun orang lain untuk menghadapimasalah-masalah yang dialaminyatermasuk bagaimana motivasi dari dalam diri individu maupun dari luar individu, ruang (locus) kendalimerupakan cara bagi seorang individu mengendalikan diri untuk menghadapi masalah yang ada, keefektifan dan tingkat kepribadian orang dalam menyingkapi permusuhan dan kemarahan.Tingkat stres juga terkait denganpenerapannya pengelolaan stres di dalam sebuah organisasi. Pendekatan pengelolaan stres ini dapat dijadikan variabel penelitian, untuk melihat pengaruh penerapan pendekalan ini terhadap tingkatstres pada organisasi. Dua pendekatan dan indikatornya sebagai berikut (Robbins, 2006)
1)Pendekatan IndividuPenerapanpendekatan ini dalam sebuah perusahaan dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu dari pelaksanaan teknik-teknik manajemen waktuyang efektif dan efisien, adanya latihan fisik nan kompetitif seperti joging, aerobik, berenang, adanya kegiatan pelatihan pengenduran (relaksasi) seperti meditasi, hipnotis dan biofeedback, dan adanya perluasanjaringan dukungan sosial. 2)Pendekatan OrganisasiPenerapan pendekatan ini dalam sebuah perusahaan dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu adanya perbaikan mekanisme seleksi personil dan penempatan kerja, penggunaan penetapan sasaran yang realistis,adanya perancangan ulangpekerjaan yang dapat memberikan karyawan kendaliyangbesar dalam pekerjaan yang mereka tekuni, adanya peningkatan keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan, adanya perbaikan komunikasi organisasi yang dapat mengurangi ambiguitas peran dan konflik peran, dan penegakan program kesejahteraan korporasi yang memusatkan perhatian pada keseluruhan kondisifisik dan mental karyawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar