Menurut Shimp (2003;460), endorser adalah pendukung iklan atau yang
dikenal juga sebagai bintang iklan untuk mendukung suatu produk. Menurut
Suryadi (2006), endorser adalah icon atau sering disebut juga sebagai direct
source (sumber langsung) untuk mengantarkan sebuah pesan dan atau
memperagakan sebuah produk atau jasa dalam kegiatan promosi yang bertujuan
untuk mendukung efektifitas penyampaian pesan produk. Menurut Sonwalkar dkk
(2011), endorser adalah sebuah bentuk komunikasi dimana seorang selebriti
bertindak sebagai juru bicara dari sebuah produk atau merek tertentu. Menurut
Belch dan Belch (2004;12), endorser yaitu seorang pembicara yang mengantarkan
sebuah pesan dan atau memperagakan sebuah produk atau jasa. Menurut
Hardiman (2006;38), endorser diartikan sebagai orang yang dipilih mewakili
image sebuah produk (product image). Biasanya dari kalangan tokoh masyarakat
yang memiliki karakter menonjol dan daya tarik yang kuat. Menurut Shimp &
Andrews (2013;293), terdapat tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam memilih
dan menggunakan seseorang sebagai endorser, yaitu : kredibilitas, daya tarik dan
kekuatan
1. Kredibilitas mengacu kepada kecenderungan untuk percaya atau
mempercayai pendukung (endorser). Kredibilitas dari sumber atau
penyampai informasi dapat mempengaruhi keyakinan, pendapat, sikap,
dan perilaku terhadap proses internalisasi, dimana penerima pesan
meyakini informasi yang diadposi dari pemberi pesan yang kredibel.
Terdapat dua komponen kredibilitas yang perlu diperhatikan, yaitu:
a) Keahlian (expertise). Keahlian mengacu pada pengetahuan,
pengalaman, atau keterampilan yang dimiliki oleh pendukung
(endorser).
b) Kepercayaaan (trustworthiness). Kepercayaan mengacu pada
kejujuran yang dirasakan, integritas, dan dapat dipercaya oleh
orang banyak.
2. Daya tarik terdiri dari tiga hal, yaitu kesamaan, keakraban dan disukai.
Daya tarik tidak hanya fisik, tapi juga meliputi sejumlah karakteristik yang
menjadi kelebihan pendukung, seperti keterampilan intelektual, sifat,
kepribadian, karakteristik gaya hidup, dsb. Daya tarik seorang endorser
tidak terlepas dari dua hal penting, yaitu tingkat kesukaan di depan
penonton iklan (likability) dan tingkat kesamaan personalitas yang ingin
dimiliki oleh pengguna produk (similarity).
3. Kekuatan merupakan karisma yang dipancarkan oleh narasumber sehingga
dapat mempengaruhi pemikiran, sikap, atau tingkah laku konsumen karena
pernyataan atau pesan pendukung tersebut.
Bentuk dan Peran Endorser
Menurut Schiffman dan Kanuk (2007), terdapat beberapa peran endorser sebagai
model iklan yang bisa digunakan perusahaan, yaitu:
1. Pernyataan (Testimonials). Jika secara personal selebriti menggunakan
produk tersebut, maka pihak dia bisa memberikan kesaksian tentang
kualitas maupun benefit dari produk atau merek yang diiklankan tersebut.
2. Dukungan (Endorsement). Ada kalanya selebriti diminta untuk
membintangi iklan produk dimana dia secara pribadi tidak ahli dalam
bidang tersebut.
3. Aktor (Actor). Selebriti diminta untuk mempromosikan suatu produk atau
merek tertentu terkait dengan peran yang sedang ia bintangi dalam suatu
program tayangan tertentu.
4. Juru bicara (Spokeperson). Selebriti yang mempromosikan produk, merek,
atau suatu perusahaan dalam kurun waktu tertentu masuk dalam kelompok
peran spokeperson. Penampilan mereka akan diasosiasikan dengan merek
atau produk yang mereka wakili.
Kelebihan dan Kekurangan Menggunakan Endorser
Menurut Jewler dan Drewniany (2005;10), terdapat beberapa keuntungan atau
kelebihan jika menggunakan selebriti sebagai endorsement, yaitu:
1. Mempunyai kekuatan menghentikan artinya selebriti sebagai endorser
dapat diguakan untuk menarik perhatian dan membantu menyelesaikan
kekacauan yang dibuat oleh iklan-iklan lainnya.
2. Merupakan figur yang disukai audiens diharapkan memiliki kekaguman
terhadap selebriti sebagai endorser yang akan berpengaruh pula pada
produk atau perusahaan yang diiklankan. Sebelum memutuskan memilih
seorang selebriti sebagai endorser, perusahaan seharusnya memeriksa dan
mengukur popularitas dan daya tarik selebriti tersebut sebagai orang
terkenal.
3. Mempunyai keunikan karakteristik yang dapat membantu
mengkomunikasikan pesan-pesan yang ingin disampaikan kepada audiens.
Selebriti sebagai endorser yang memiliki kesesuaian karakteristik dengan
produk yang akan diiklankan akan lebih membantu dalam menyampaikan
pesan dalam sebuah cara yang dramatis.
Sedangkan menurut Chakroborty (2005;4), terdapat beberapa kerugian atau
kelemahan menggunakan selebriti sebagai endorser, yaitu sebagai berikut:
1. Publisitas Negatif. Selebriti yang kehilangan popularitasnya atau terkena
masalah dapat berdampak pada turunnya nilai brand yang diiklankan. Oleh
karena itu ketika selebriti yang mendukung brand tersebut terlibat dalam
masalah hukum, masalah pribadi, atau masalah lainnya yang dapat
menurunkan nilai jual mereka dan akan berdampak terhadap produk yang
akan diiklankan.
2. Overshadowing. Ketika suatu produk dipasarkan dan menggunakan
selebriti yang sangat dominan imagenya bisa jadi image tersebut
mengalahkan identitas dari produk yang diendorse tersebut. selebriti yang
digunakan sebagai endorser dapat mendistraksi perhatian konsumen
terhadap mereka yang biasa dikenal dengan istilah selebriti shadow.
Konsumen memang memperhatikan selebritinya tetapi mengalami
problem dalam mengingat produk apa yang mereka iklankan.
3. Over Exposure. Seorang selebriti bisa menjadi endorser pada berbagai
macam produk sehingga tidak ada produk yang spesifik yang dapat
diasosiasikan dengannya.
4. Over Usage. Digunakannya beberapa selebriti endorser untuk pemasaran
suatu produk sehingga masyarakat akan kebingungan siapa sebenarnya
endorser dari produk tersebut.
5. Extinction. Kontrak panjang dari seorang selebriti endorser akan
menimbulkan kepunahan dalam penyerapan identitas asosiasi produk. Jika
selebriti tidak dapat menstabilkan perilakunya, maka akan berakibat pada
pergeseran asosiasi yang dicitrakan selebriti terhadap perusahaan.
6. Financial Risk. Penggunaan selebriti dalam proses bauran promosi
merupakan suatu langkah yang memerlukan pembiayaan yang sangat
tinggi dan dapat menimbulkan financial risk bagi perusahaan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar