Kamis, 09 Juni 2022

Persyaratan Sistem Penilaian Kinerja Yang Efektif (skripsi, tesis, dan disertasi)


Efektivitas sistem penilaian kinerja adalah suatu rangkaian proses yang
digunakan untuk mengukur dan menilai sifat-sifat dari pekerjaan, perilaku, dan hasil
termasuk untuk mengetahui seberapa produktif seorang karyawan dalam bekerja agar
mendapatkan hasil yang sesuai dengan keinginan organisasi (Cascio, 2003).
Sistem penilaian kinerja karyawan harus dijalankan secara efektif. Sistem
penilaian kinerja yang efektif harus mendapatkan prioritas yang tinggi dalam suatu
organisasi (Mondy, 2008: 257). Oleh karena itu, indikator yang dipergunakan
dalam melakukan penilaian kinerja harus memenuhi persyaratan agar mendapatkan
informasi yang tepat tentang pekerjaan dan pelaksanaan pekerjaan sebagai tugas
pokoknya. Ada lima persyaratan yang harus dipenuhi dalam melakukan penilaian
kinerja agar memperoleh hasil yang efektif menurut Cascio (2003), yaitu: (1)
Reliability, (2) Relevance, (3) Sensitivity, (4) Practicality, dan (5) Acceptability.
Persyaratan pertama dari sistem penilaian kinerja adalah reliability. Hasil dari
suatu sistem penilaian harus dapat dipercaya dan konsisten. Suatu sistem penilaian
kinerja dikatakan mempunyai unsur reliabilitas yang tinggi jika dua penilai atau lebih
memberi penilaian yang saling bersesuaian, tetapi memberi penilaian dengan
perspektif yang berbeda (misalnya, supervisor, rekan kerja, bawahan) dapat melihat
kinerja individu yang sama secara sangat berbeda. Untuk memberikan data yang
andal, setiap penilai harus memiliki kesempatan yang memadai untuk mengamati apa
yang telah dilakukan oleh karyawan yang akan dinilai. Jika tidak, penilaian tersebut
tidak dapat diandalkan. Sistem penilaian kinerja seharusnya diberitahukan kepada
karyawan sebelum berlangsungnya penilaian, hal tersebut bertujuan untuk menjaga
agar semua karyawan yang akan dinilai bertanggung jawab atas tugas-tugasnya
(Marwansyah, 2014)
Sedangkan persyaratan kedua adalah relevance, relevansi menyiratkan bahwa
harus ada kaitan yang jelas antara standar kinerja suatu pekerjaan dengan tujuan
organisasi. Selain itu, ada hubungan yang jelas antara elemen-elemen dalam
pekerjaan dengan dimensi yang dinilai dalam lembar penilaian. Sistem penilaian
kinerja digunakan untuk mengukur kinerja karyawan yang ada hubungannya dengan
pekerjaan yang dilakukan. Hubungan yang ada kesesuaian antara hasil pekerjaan dan
tujuan yang telah ditetapkan lebih dahulu. Untuk menilai prestasi kinerja karyawan
perlu disusun indikator penilaian yang sesuai dengan tugas kerja mereka (Amir,
2015).
Kemudian persyaratan ketiga adalah sensitivity. Sensitivitas menyiratkan
bahwa sistem penilaian kinerja harus mampu membedakan pegawai yang bekerja
produktif dengan pegawai yang bekerja kurang produktif. Hal tersebut sangat
penting agar tidak mengurangi motivasi karyawan (Cascio, 2003).
Persyaratan keempat adalah practicality, Kepraktisan menyiratkan bahwa
instrumen penilaian kinerja mudah dipahami oleh penilain dan yang dinilai. Dari
perspektif ini, relevansi, sensitivitas, dan keandalan sesungguhnya merupakan
komponen teknis dari suatu sistem penilaian kinerja yang dirancang untuk membuat
keputusan menyangkut kinerja karyawan (Cascio, 2003).
Persyaratan terakhir dari efektivitas sistem penilaian kinerja karyawan adalah
acceptability, Kemamputerimaan merupakan syarat yang paling penting diantara
sistem penilaian kinerja lainnya, karena program pengembangan sumber daya
manusia haruslah mendapat dukungan dari orang-orang yang akan melaksanakannya.
Banyak sistem penilaian kinerja yang valid dan andal tetapi karena dianggap
merepotkan maka ditolak oleh para pengguna (Cascio, 2003).
Sementara itu, ada tujuh persyaratan yang harus dipenuhi dalam melakukan
penilaian kinerja agar memperoleh hasil yang efektif menurut (Mondy dan Noe,
2005), yaitu: (1) Standarization (Standardisasi), (2) Performance Expectations
(Ekspektasi kinerja), (3) Job-Related Criteria (Krikteria yang terkait dengan
pekerjaan), (4) Continuous Open Communication (Komunikasi terbuka), (5) Trained
Appraisers (Penilai yang cakap), (6) Due Process (Proses pengajuan keberatan), dan
(7) Performance Reviews (Akses karyawan terhadap hasil penilaian).
Persyaratan pertama yaitu standarization (standardisasi). Para pekerja dalam
kategori pekerjaan yang sama dan berada di bawah penyelia yang sama, harus dinilai
dengan menggunakan indikator penilaian kinerja yang sama. Selain itu, penilaian
kinerja harus mencakup periode penilaian yang sama. Pemberian umpan balik dan
kesempatan wawancara harus dijadwalkan bagi semua karyawan Aspek lain dari
standardisasi adalah dokumentasi formal. Dokumentasi atau catatan ini meliputi
deskripsi kewajiban karyawan dan hasil kerja yang diharapkan (Mondy dan Noe,
2005).

Tidak ada komentar: