Senin, 16 Mei 2022

Berkelanjutan (skripsi tesis dan disetasi)

Awal dari istilah berkelanjutan modern bermula dari hubungan manusiadengan alam yang digaungkan oleh pergerakan pegiat lingkungan di tahun 1800-an. Pegiat lingkungan ini menjelaskan hubungan manusia dengan alam yang mendukung intuisi dan inspirasi manusia (Edwards, 2006). Berkelanjutan atau pembangunan berkelanjutan merupakan konsep yang bertujuan menyediakan kehidupan global jangka panjang melalui penggunaan dan manajemen ekonomi dan sumber daya alam secara lebih bijaksana serta menghormati kehidupan masyarakat dan makhluk hidup lainnya. Konsep ini juga menjelaskan kemampuan peradaban manusia membuat dunia untuk manusia dan makhluk hidup secara lingkungan, sosial dan ekonomi yang mampu menyediakan keperluan populasi tanpa merusak kemampuan generasi berikutnya (Edwards, 2006). Konsep berkelanjutan pertama kali muncul di Stockholm pada konferensi lingkungan tahun 1972. Berbagai perdebatan muncul antara negara industri dan negara berkembang mengenai hal yang lebih penting, apakah pembangunan ekonomi atau perlindungan lingkungan. Berbagai diskusi melahirkan keterkaitan yang tidak terpisahkan antara pelindungan lingkungan dan pembangunan ekonomi.Pada tahun 1980-an , kecelakaan yang mengakibatkan pencemaran lingkungan secara masif terjadi, seperti Union Carbide di Bhopal India (1984), kecelakaan reaktor nuklir di Chernobyl Rusia (1986). Pelepasan material berbahaya dan beracun maupun radiasi dari kecelakaan industri yang terjadi menekankan kembali pentingnya tanggung jawab kepada lingkungan. PBB merespon tanggung jawab ini dengan membentuk Brundtland commission untuk merumuskan strategi peningkatan kehidupan manusia tanpa membahayakan lingkungan. Brundtland yang memimpin WCED (1987) ini merumuskan definisi pembangunan berkelanjutan sebagai “development that meets the needs of the present without compromising the ability of future generations to meet their own needs” (Edwards, 2006).Konsep ini kemudian diadopsi dan dituangkan dalam 27 prinsip deklarasi Rio de Janeiro pada tahun 1992, yang merupakan hasil dari Earth Summit. Deklarasi tersebut menekankan pembangunan sosial, ekonomi dan lingkungansebagai bagian yang tidak terpisahkan. Lima tahun berikutnya, prinsip pada deklarasi Rio de Janeiro diadopsi dalam Kyoto Protocol. World Summit on Sustainable Development (WSSD) 2002 lebih jauh lagi memberikan fokus partisipasi yang lebih besar dari wanita, pemuda, LSM dan ilmuwan (Edwards, 2006). Berbagai pengembangan yang lain berlanjut pada tahun-tahun berikutnya untuk memperbaiki dan melengkapi dimensi-dimensi pembangunan berkelanjutanserta memacu perusahaan global untuk ikut serta dalam pengembangan berkelanjutan. Upaya pencitraan perusahaan global tidak lagi semata-mata tugas dari hubungan masyarakat perusahaan, manajemen perusahaan pada semua level perlu berusaha keras menyeimbangkan dan mensinergikan pengaruh lingkungan dan sosial terhadap keuntungan finansial. Ketiga hal tersebut merupakan paradoks yang harus dikelola untuk melihat sejauh mana kinerja berkelanjutan sebagai perusahaan skala global.

Tidak ada komentar: