Teori agensi menurut Supriyono (2018:63) adalah konsep yang mendeskripsikan hubungan antara prinsipal (pemberi kontrak) dan agen (penerima kontrak)prinsipal mengontrak agen untuk bekerja demi kepentingan atau tujuan prinsipal sehingga prinsipal memberikan wewenang pembuatan keputusan kepada agen untuk mencapai tujuan tersebut.Sedangkan menurut Jensen dan Meckling
(1976dalam Noviananda & Juliarto 2019)menyebutkan ada hubungan antara shareholder (principal) dan manajemen (agen). Dalam hubungan tersebut, manajemen atau agen mempunyai kontrak untuk melakukantugas-tugas tertentu bagi prinsipal dan prinsipal mempunyai kontrak untuk memberi imbalan pada agen.Teori agensimenurut Hendriksen dan Breda (1991dalam Noviananda & Juliarto 2019)adalah hubungan antara principal (shareholder) sebagai pihak penentu kepentingan-kepentingan yang diharapkan dari para pemegang saham dengan agen (manajer) sebagai pihak pembuat keputusan yang bisa memenuhi kepentingan-kepentingan bagi para pemegang saham.Pendapat lain yang dikemukakan oleh R.A.Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa teori agensi adalah hubungan antara prinsipal (pemegang saham) dengan agen (manajer) dimana prinsipal memiliki tugas untuk membuat keputusan-keputusan penting kepada agen dalam mencapai tujuan tertentu.Prinsipal yang bertindak sebagai pemegang saham, kemudian agen bertindak sebagai manajemen atau manajer perusahaan. Pemegang saham memberi tugas dan wewenang yang ditujukan kepada maajemen perusahaan. Dimana manajemen perusahaanbertanggung jawab untuk mengelola perusahaan terkait dengan kinerja perusahaan sehingga kepentingan pemegang saham dapat terlaksana dengan baik. Dalam hal ini, meskipun pemegang saham yang memberi tugas dan wewenang kepada manajemen perusahaan, pemegang saham tidak bisa mencampuri urusan teknis ataupun operasi perusahaan.Kemudian dalam teori agensi, Jensen dan Meckling (1976dalam Noviananda & Juliarto, 2019) berpendapat bahwa ada kemungkinan terjadi masalah seperti perbedaankepentingandan asimetri informasi antara manajer sebagai agen dan pemilik (pemegang saham) atau principal. Adanya asimetris informasi memungkinkan manajer melakukan maksimalisasi nilai saham perusahaan melalui pengungkapan (disclosure) informasi akuntansi demi memperoleh insentif dan bonus pribadi.Hal ini dapat terjadi karena manajer memiliki informasi yang lebih pada perusahaan dibanding pemilik. Sedangkan disisi lain, pihak pemilik membutuhkan informasi yang sebenarnya dari
perusahaan yang dijalankan oleh manajer, hal tersebut memberikan biaya (cost) kepada pemilik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar