Permintaan pasar yang semakin luas, inovasi produk yang terus
berlangsung serta adanya kejenuhan dan kedewasaan pasar,
mengakibatkan perusahaan harus lebih memperhatikan pelanggan dan
mencari peluang pasar baru. Kotler (1972) menyatakan bahwa apa yang
menjadi keinginan pelanggan lebih penting dibandingkan dengan
produk yang saat ini dijual kepada pelanggan. Konsep pemasaran
sebagai filsafah memiliki nilai praktis terbatas. Agar dapat bermanfaat
dalam praktek, maka konsep pemasaran perlu di jembatani oleh suatu
pengertian operasional (Kohli & Jaworski,1990). Pengertian
operasional yang merupakan implementasi dari filsafah pemasaran
adalah pelaksanaan orientasi pasar oleh manajemen perusahaan. oleh
karena itu orientasi pasar merupakan implementasi dari konsep
pemasaran, maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang
berorientasi pasar adalah perusahaan yang bertindak dan tindakannya
senantiasa konsisten dengan konsep pemasaran. Menurut Never &
Slater (1990) menyatakan bahwa orientasi pasar yang kuat didalam
perusahaan, akan bisa memberikan penawaran dan memberikan
kepuasan yang lebih kuat di dalam perusahaan, memberikan penawaran
dan kepuasan yang lebih baik kepada pembeli serta perusahaan dan akan memperoleh hasil yang lebih besar atas penawaran yang di
berikan.
Orientasi pasar merupakan sebuah filosofi bisnis dan proses
perilaku pengelola bisnis. Dipandang sebagai filosifi, sebab orientasi
pasar merupakan pola dari nilai-nilai dan kepercayaan yang membantu
individu untuk memahami fungsi organisasi berdasarkan norma-norma
tertentu (Despande & Webster, 1998). Oleh karena itu filosofi bisnis
lebih menunjukkan pada serangkaian tata nilai dan kepercayaan, sikap
dan budaya perusahaan, maka untuk memberikan konstribusi pada
tataran operasional berupa serangkaian aktivitas-aktivitas pengelolaan
binis, orientasi pasar juga dipahami sebagai perilaku atau aktivitas -
aktivitas perusahaan.
Slater (2001) menyatakan bahwa perusahaan yang berorientasi
pasar adalah perusahaan yang sangat mengerti kebutuhan pelanggan,
baik kebutuhan yang terungkap maupun yang tidak terungkap
(Expresed and Unnerpressed Need) yang disebut sebagai orientasi
pasar generasi kedua (Scond Generation of Market orientation) untuk
memenuhi kebutuhan yang tepat, orientasi pasar generasi kedua juga
mencari pelanggan potensial. Narver et al (2000) mengemukakan
bahwa konsep orientasi pasar total cakupan orientasi pasar yang relatif
dan proaktif. Dalam hal ini orientasi pasar yang relatif adalah suatu
usaha untuk memenuhi kebutuhan yang terungkap, sementara itu orientasi pasar yang proaktif adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan yang belum terungkap.
Kohli & Jaworski (1990) mendifinisikan orientasi pasar sebagai
pandangan operasional terhadap inti pemasaran, yaitu fokus pada
konsumen dan pemasaran yang terkoordinasi. Orientasi pasar juga
berfokus pada penciptaan citra organisasi terhadap yang akan berujung
pada penciptaan simpati dari para pelanggan karena dengan adanya
orientasi pasar mampu memberikan pelayanan yang sangat baik
sehingga konsumen merasa sangat puas. Perusahaan yang berorientasi
pada pasar berarti mampu melihat kebutuhan pasar (konsumen) ke
depan. Dengan mengetahui kebutuhan pasar terlebih dahulu, berarti
perusahaan akan lebih mampu untuk mempersiapkan produk yang
diinginkan pasar. Gray et al.(2002) menyatakan bahwa orientasi pasar
dapat di lihat sebagai pelaksanaan konsep pemasaran yang di sebut juga
dengan orientasi pemasaran (marketing orientation).
Menurut Jaworski & Kohli (1993) orientasi pasar berpotensi
meningkatkan kinerja bisnis. Selain itu, orientasi pasar diyakini juga
akan memberikan manfaat psikologis dan sosial bagi karyawan, berupa
perasaan bangga dan sense of belonging yang lebih besar, serta
komitment organisasi yang lebih besar. Orientasi pasar di anggap
sebagai konteks budaya, perilaku atau kombinasi campuran antara dua
pandangan tersebut ( Olavarrieta & Friedmann,(2008). Menurut Narver
dan Slater (1990, halm 21) mendifinisikan orientasi pasar sebagai nilai– nilai dan keyakinan yang memberikan kepada karyawan (individu)
dengan norma – norma perilaku dalam organisasi secara bersama –
sama ( dikenal sebagai MKTOR).
Orientasi pasar (MO) merupakan ukuran perilaku dan aktivitas
yang mencerminkan implementasi konsep pemasaran. Orientasi pasar
sebagai budaya organisasi yang paling efektif dalam menciptakan
perilaku penting untuk menciptakan nilai unggul bagi pembeli serta
kinerja dalam bisnis.
Orientasi pasar didefinisikan sebagai sekumpulan kepercayaan
yang menempatkan kepentingan pelanggan pertama, meskipun tidak
termasuk pemangku kepentingan lain seperti pemilik, manajer dan
karyawan dalam rangka untuk mengembangkan usaha yang
menguntungkan jangka panjang. Selain itu Narver & Slater (1990)
mengembangkan ukuran valid orientasi pasar sejajar dan erat , sehingga
sesuai dengan pendapat Kohli & Jaworski (1990). Mereka menganggap
orientasi pasar sebagai budaya perusahaan, yang mencirikan disposisi
organisasi untuk memberikan nilai terbaik bagi pelanggan terus –
menerus. Mereka menyimpulkan bahwa orientasi pasar terdiri dari tiga
komponen perilaku orientasi pelanggan, orientasi pesaing, dan
koordinasi interfunctional- dan dua kreteria keputusan jangka panjang
dan profitabilitas. Orientasi pelanggan dan orientasi pesaing meliputi
kegiatan bersama dimana informasi tentang target pasar (pembeli dan pesaing), tersebut di peroleh dan informasi ini disebarkan diseluruh
organisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar