Pengendalian kualitas secara statistik dilakukan menggunakan alat bantu
statistik yang terdapat pada Statistical Process Control (SPC). Menurut
Heizer & Render (2013) yang dimaksud dengan Statistical Process Control
(SPC) adalah : “proses yang digunakan untuk memantau berbagai standar
dengan melakukan pengukuran dan tindakan korektif selagi produk atau jasa
sedang berada dalam proses produksi”.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat dipahami bahwa SPC merupakan
suatu teknik yang digunakan untuk memantau/mengawasi/mengontrol suatu
produk apakah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahan
dengan melakukan pengukuran, apabila terjadi ketidaksesuaian produk
dengan standar maka tindakan selanjutnya yaitu menemukan dan
menyingkirkan penyebab ketidaksesuaian produk selama proses produksi.
Menurut Heizer & Render (2013), pengendalian kualitas secara statistik
dengan menggunakan SPC menggunakan alat statistik utama yang dapat
digunakan sebagai alat bantu untuk mengendalikan kualitas, yaitu :
a. Control Chart (peta kendali).
Peta kendali adalah suatu alat yang secara grafis digunakan untuk
memonitor dan mengevaluasi apakah suatu aktivitas/proses berada dalam
pengendalian kualitas secara statistikaatau tidak sehingga memecahkan
masalah dan menghasilkan perbaikan kualitas. Peta kendali menunjukan
adanya perubahan data dari waktu ke waktu, tetapi tidak menunjukan
penyebab penyimpangan meskipun penyimpangan itu akan terlihat pada
peta kendali.
Manfaat dari peta kendali adalah :
1) Memberikan informasi suatu proses produksi masih berada di
dalam batas-batas kendali kualitas atau tidak terkendali.
2) Memantau proses produksi secara terus-menerus agar tetap stabil.
3) Menentukan kemampuan proses (capability process).
4) Mengevaluasi performance pelaksanaan dan kebijaksanaan
pelaksanaan proses produksi.
5) Membantu menentukan kriteria batas penerimaan kualitas produk
sebelum dipasarkan.
Peta kendali digunakan untuk membantu mendeteksi adanya
penyimpangan dengan cara menetapkan batas-batas kendali yaitu :
1) Upper control limit / batas kendali atas (UCL).
2) Merupakan garis batas untuk suatu penyimpangan yang masih
diijinkan.
3) Centre Line / garis pusat atau garis tengah (CL).
4) Merupakan garis yang melambangkan tidak adanya
penyimpangan dari karakteristik sampel.
5) Lower control line / batas kendali bawah ( LCL).
6) Merupakan garis batas untuk suatu penyimpangan dan
karakteristik sampel.
b. Diagram Pareto.
Diagram Pareto pertama kali dibuat berdasarkan karya Pareto dan
dipopulerkan oleh Juran dengan menyatakan 80% permasalahan
perusahaan merupakan hasil dari penyebab yang 20% saja. Diagram
Pareto adalah grafik belok dan grafik baris yang menggambarkan
perbandingan masing-masing jenis data terhadap keseluruhan, dengan
memakai diagram Pareto, dapat terlihat masalah mana yang dominan
sehingga dapat mengetahui prioritas penyelesaian masalah. Fungsi
diagram Pareto adalah untuk mengidentifikasi atau menyeleksi masalah
utama untuk peningkatan kualitas dari yang paling besar ke yang paling
kecil.
Kegunaan diagram Pareto adalah :
1) Menunjukan masalah utama.
2) Menyatakan perbandingan masing-masing persoalan terhadap
keseluruhan.
3) Menunjukan tingkat perbaikan setelah tindakan perbaikan pada
daerah yang terbatas.
4) Menunjukan perbandingan masing-masing persoalan sebelum dan
setelah perbaikan.
Diagram Pareto digunakan untuk mengidentifikasi beberapa
permasalahan yang penting, untuk mencari cacat yang terbesar dan yang
paling berpengaruh. Pencarian cacat terbesar atau cacat yang paling
berpengaruh dapat berguna untuk mencari beberapa wakil dari cacat yang
teridentifikasi, kemudian dapat digunakan untuk membuat diagram sebab
akibat. Hal ini perlu untuk dilakukan mengingat sangat sulit untuk
mencari penyebab dari semua cacat yang teridentifikasi. Apabila semua
cacat dianalisis untuk dicari penyebabnya maka hal tersebut hanya akan
mengahabiskan waktu dan biaya dengan sia-sia.
c. Diagram Sebab Akibat.
Diagram ini disebut juga diagram tulang ikan (Fishbone chart) dan
berguna untuk memperlihatkan faktor-faktor utama yang berpengaruh
pada kualitas dan mempunyai akibat pada masalah yang dipelajari. Selain
itu diagram ini dapat melihat faktor-faktor yang lebih terperinci yang
berpengaruh dan mempunyai akibat pada faktor utama tersebut yang
dapat dilihat dari panah-panah yang berbentuk tulang ikan pada diagram
fishbone tersebut. Diagram sebab akibat ini pertama kali dikembangkan
pada tahun 1950 oleh seorang pakar kualitas dari Jepang yaitu Ishikawa
yang menggunakan uraian grafis dari unsur-unsur proses.
Faktor-faktor penyebab utama ini dapat dikelompokan dalam :
1) Material bahan baku.
2) Machine / mesin.
3) Man / tenaga kerja atau manusia.
4) Method / metode.
Adapun kegunaan dari diagram sebab akibat adalah :
1) Membantu mengidentifikasi akar penyebab masalah.
2) Menganalisa kondisi yang sebenarnya yang bertujuan untuk
memperbaiki peningkatan kualitas.
3) Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah.
4) Membantu dalam pencarian fakta lebih lanjut.
5) Mengurangi kondisi-kondisi yang menyebabkan ketidaksesuaian
produk dengan keluhan konsumen.
6) Menentukan standarisasi dari operasi yang sedang berjalan atau
yang akan dilaksanakan.
7) Sarana pengambilan keputusan dalam menentukan pelatihan
tenaga kerja.
8) Merencanakan tindakan perbaikan.
Sabtu, 15 Januari 2022
Pengendalian Kualitas Statistical Process Control. (skripsi dan tesis)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar