Hal yang sama dinyatakan oleh Lonergan dalam Byron
(2010:23) mengenai budaya yaitu “Budaya adalah sekumpulan makna dan nilai
bersama yang menyatakan cara hidup yang umum, dan terdapat banyak budaya
sebanyak jumlah kumpulan makna dan nilai”.
Budaya dapat didefinisikan sebagai sistem umum nilai – nilai yang dapat
diperkirakan bahwa orang menggambarkan budaya organisasi yang sama bahkan
dengan latar belakang yang berbeda dalam organisasi (Robbins & Sanghi, 2007).
Seperti per Stewart (2010), menyatakan bahwa norma – norma dan nilai
organisasi memiliki pengaruh yang kuat pada semua dari mereka yang terikat
dengan organisasi. Budaya adalah pengaturan atribut berbeda yang
mengekspresikan sebuah organisasi dan membedakan perusahaan dari yang lain
(Forehand dan von Gilmer, 1964). Menurut Hofstede (1980), budaya adalah
pemikiran kolektif pikiran yang membuat perbedaan antara anggota satu
kelompok dari kelompok lainnya. Sesuai Schein (1990), mendefinisikan budaya
diatur dari yang berbeda nilai-nilai dan perilaku yang mungkin dianggap untuk
membimbing keberhasilan. Menurut Kotter dan Heskett (1992), budaya berarti
kepercayaan, perilaku dan nilai-nilai pada masyarakat. Dengan kata sederhana,
kami dapat memahami kebudayaan yang diperoleh pengetahuan, penjelasan, nilainilai, kepercayaan, komunikasi dan perilaku dari kelompok besar orang, pada
waktu yang sama dan tempat yang sama. Pacanowsky dan O’Donnell Trujilo (1982) memepercayai bahwa budaya
organisasi “mengindikasikan apa yang menyusun dunia nyata yang ingin
diselidiki
. Mereka mengatakan bahwa budaya organisasi (organizational culture)
adalah esensi dari kehidupan organisasi. Mereka menerapkan prinsip-prinsip
antropologi untuk mengontruksi teori mereka. Mereka juga mengadopsi
pendekatan Interpretasi Simolok yang dikemukakan oleh Clifford Geertz (1973)
dalam model teoritis mereka. Dalam teorinya Geertz menyatakan bahwa orangorang adalah hewan “yang tergantung didalam jaringan kepentingan”, artinya
orang-orang yang memuat jaring mereka sendiri.
Asumsi dasar merupakan inti dari budaya organisasi ini berarti organisasi
dalam banyak hal di pengaruhi oleh asumsi dasar yang ada didalam organisasi
tersebut. Asumsi dasar adalah sesuatu yang elusive atau hidden dimana
keberadaanya sulit untuk dilihat dan diamati. Asumsi dasar biasanya sulit untuk
diterjemahkan dan dirasakan berbeda dengan nilai atau artefak. Biasanya asumsi
dasar menjadi sesuatu yang tanpa sadar melekat pada diri kita sendiri seperti
sebuah DNA yang ada pada diri kita tidak terlihat namun mempengaruhi setiap
tindak tanduk kehidupan kita.
Menurut Koentjaraningrat (2000:181) kebudayaan dengan kata dasar
budaya berasal dari bahasa sangsakerta ”buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari
buddhi yang berarti “budi” atau “akal”. Jadi Koentjaraningrat, mendefinisikan
budaya sebagai “daya budi” yang berupa cipta, karsa dan rasa, sedangkan
kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar