Kamis, 28 Oktober 2021

Pengukuran Asimetri Informasi (skripsi dan tesis)


Dalam melakukan pengukuran terhadap asimetri informasi, penulis
menggunakan proksi bid-ask spread. Bid-ask spread adalah selisih dari harga 
bid dan ask sehingga disebut bid-ask spread.
Menurut Wasilah (2005), estimasi asimetri dapat dilakukan
berdasarkan 3 kategori utama, yaitu:
1. Berdasarkan analyst forecast.
Metode ini dikembangkan berdasarkan pemikiran dari Blackwell
dan Dubins. Proxy yang digunakan adalah keakuratan analis dalam
melakukan prediksi atas earning per share (EPS) dan diprediksi
para analis sebagai ukuran asimetri informasi.
Masalah yang sering timbul dari perhitungan ini adalah para analis
seringkali bersikap over-reacting terhadap informasi positif dan
bersikap under-reacting terhadap informasi negative. Selain
itu, penggunaan forecast error sebagai cara menghitung asimetri
informasi selalu tidak berhubungan dengan tingkat risiko yang
dihadapi oleh perusahaan melainkan mungkin berhubungan dengan
fluktuasi dari earning dan bukan disebabkan oleh asimetri
informasi yang lebih tinggi. Namun, Chung, et al. (1995) dalam
Wasilah (2005), berpendapat bahwa ada hubungan yang positif
antara pendapat dengan selisih harga bid-ask.
2. Berdasarkan kesempatan berinvestasi.
Bahwa perusahaan dengan tingkat pertumbuhan tinggi mempunyai
kemampuan lebih baik untuk memprediksi arus kas pada periode
mendatang, prediksi tersebut berdasarkan aset perusahaan. Beberapa
proksi yang banyak digunakan adalah rasio market value to book
value dari ekuitas, market to book value dari asset, price earning
ratio. Alasan penggunaan rasio tersebut adalah:
- Rasio market to book value dari ekuitas dan asset, selain
mencerminkan kinerja perusahaan, juga mencerminkan potensi
pertumbuhan perusahaan dengan aset yang dimilikinya.
- Price earning ratio mencerminkan risiko dari pertumbuhan
earning yang dihadapi perusahaan.
3. Berdasarkan teori market microstructur
Yang menjadi perhatian luas dari teori ini adalah bagaimana harga
dan volume perdagangan dapat terbentuk. Untuk melihat kedua
faktor tersebut terbentuk melalui bid-ask spread yang menyatakan
bahwa terdapat suatu komponen spread yang turut memberikan
kontribusi kerugian yang dialami dealer (perusahaan) ketika
melakukan transaksi dengan pedagang terinformasi (informed
traders). Bid-ask spread merupakan selisih harga beli tertinggi
dimana trader (pedagang saham) bersedia membeli suatu saham
dengan harga jual terendah dimana trader bersedia menjual saham
tersebut

Tidak ada komentar: