Northouse (2015) menyatakan bahwa kepemimipinan adalah proses dimana seorang individu memiliki kekuatan untuk mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Menurut Rivai (2015), kepemimpinan adalah kemampuan seorang pemimpin untuk mempengaruhi orang lain dengan cara memancing tumbuhnya perasaan yang positif dalam diri orang orang-orang yang dipimpinya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Robbins dan Coulter (2015), menyampaikan bahwa “leadership is what leaders do. It’s proces of leading a group and influencing that group to achiev it’s goals” atau kepemimpinan adalah apa yang pemimpin lakukan. Itu adalah proses memimpin kelompok dan mempengaruhi untuk mencapai tujuan
Kepemimpinan menurut Amirullah (2015) adalah orang yang memiliki wewenang untuk memberi tugas, mempunyai kemampuan untuk membujuk atau mempengaruhi orang lain dengan melalui pola hubungan yang baik guna mencapai tujuan yang telah ditentukan. Teori kepemimpinan baru-baru ini menekankan perlunya pendekatan yang lebih kompleks yang memungkinkan adaptasi yang lebih baik terhadap sifat sosial yang kompleks dari organisasi (Belrhiti et al., 2020).
Cendekiawan kepemimpinan yang kompleks menyoroti sifat multilayer dari kepemimpinan yang efektif, yang mencakup berbagi informasi, kepemimpinan terdistribusi, dan dukungan untuk kader tingkat bawah. Mereka mendefinisikan kepemimpinan kompleks sebagai kemampuan para pemimpin dalam situasi kompleks yang tidak dapat diprediksi untuk menyeimbangkan antara kepemimpinan transaksional, transformasional dan terdistribusi sehingga sesuai dengan sifat tugas, jenis staf dan karakteristik organisasi (Belrhiti et al., 2018)
Berdasarkan beberapa uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah berbagai upaya untuk mempengaruhi oranglain/sub ordinat/karyawan untuk melakukan visi dan misi demi mencapai tujuan dari organisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar