Hause dan Kahn (dalam Sulistiyani, 2003) mengemukakan bahwa dukungan
sosial dapat dipenuhi dari teman atau persahabatan, keluarga, dokter, psikolog,
psikiater. Hal senada juga diungkapkan oleh Thorst (dalam Sulistiyani, 2003)
bahwa dukungan sosial bersumber dari orang-orang yang memiliki hubungan
berarti bagi individu seperti keluarga, teman dekat, pasangan hidup, rekan kerja,
tetangga, dan saudara. Sedangkan Nicholson dan Antil (dalam Juairiani, 2006)
dukungan sosial adalah dukungan yang berasal dari keluarga dan teman dekat atau
sahabat.
Sumber-sumber dukungan sosial yaitu (Hajar, 2007) :
a. Suami
Menurut Wirawan (1991) hubungan perkawinan merupakan hubungan akrab
yang diikuti oleh minat yang sama, kepentingan yang sama, saling membagi
perasaan, saling mendukung, dan menyelesaikan permasalahan bersama.
Sedangkan santi (1985) mengungkapkan hubungan dalam perkawinan akan
menjadikan suatu keharmonisan keluarga yaitu kebahagiaan dalam hidup
karena cinta kasih suami istri yang didasari kerelaan dan keserasian hidup
bersama.
b. Keluarga
Menurut Heardman (1990) keluarga merupakan sumber dukungan sosial
karena dalam hubungan keluarga tercipta hubungan yang saling mempercayai.
Individu sebagai anggota keluarga akan menjadikan keluarga sebagai
kumpulan harapan, tempat bercerita, tempat bertanya, dan tempat
mengeluarkan keluhan-keluhan bilamana individu sedang mengalami
permasalahan.
c. Teman atau sahabat
Menurut Kail dan Neilsen teman dekat merupakan sumber dukungan sosial
karena dapat memberikan rasa senang dan dukungan selama mengalami suatu
permasalahan. Sedangkan menurut Ahmadi (1991) bahwa persahabatan adalah
hubungan yang saling mendukung, saling memelihara, pemberian dalam
persahabatan dapat terwujud barang atau perhatian tanpa unsur eksploitasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar