Dukungan sosial suami adalah keterlibatan suami selama masa kehamilan dan
persalinan istirnya, meliputi dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan
instrumental dan dukungan infromasi, sehingga sang istri merasa bahwa dirinya
dicintai, diperhatikan, dihargai, dibantu dan berada dalam keadaan yang aman dan
tentang (Wilda, 2012 dalam Indri Subekti 2016). Sumber dukungan antara lain
didapatkan dari; pasangan, keluarga, dan masyarakat. Dukungan sosial yang paling
dekat dengan ibu hamil adalah dari pasangannya (suami). Dukungan (motivasi) atau
dukungan suami berperan sangat besar dalam menentukan status kesehatan ibu. Jika
suami mengharapkan adanya kehamilan, maka memperlihatkan dukungannya dalam
berbagai hal mempengaruhi ibu menjadi lebih percaya diri, lebih bahagia,
menunjukkan kesiapan dan lebih kuat secara mental untuk menghadapi segala hal
kehamilan, persalinan dan masa nifas. Dukungan sosial didapat oleh ibu hamil dari tiga pihak yaitu suami, keluarga,
dan tenaga kesehatan. Dukungan dari keluarga merupakan dukungan terbesar kedua
yang dibutuhkan ibu setelah dukungan suami. Dengan mendapatkan dukungan dari
keluarga, ibu akan merasa diperhatikan dan dihargai selama masa kehamilannya. Ibu
hamil yang memiliki dukungan yang tinggi akan merasa puas karena kebutuhan secara
fisik dan psikologis terpenuhi. Akan tetapi, hal itu akan menjadi penghambat jika
keluarga tidak memberikan dukungan terhadap ibu hamil. Dari sisi kesehatan,
hormonal wanita saat hamil, dapat merubah mood untuk melakukan sesuatu selama
kehamilannya berlangsung. Hal ini normal, tetapi seharusnya tidak terlalu konsentrasi
terhadap hal – hal tersebut karena dapat membuat keadaan ibu hamil menjadi lebih
sulit mengurangi rasa jenuh maupun tertekan. Walaupun dukungan datang dari orang
– orang terdekat tetapi jika sudah tidak ada keinginan dari diri sendiri untuk
melakukan sesuatu maka semuanya akan percuma (Andryana. R, 2015).
Sebagaimana penelitian yang dilakukan Johanna Gladieux terhadap 26
pasangan suami-istri yang tengah menghadapi kehamilan di California, dukungan
emosional suami terhadap istri dapat menyebabkan adanya ketenangan batin dan
perasaan senang dalam diri istri. Istri akhirnya menjadi lebih mudah menyesuaikan
diri dalam situasi kehamilan (dalam Dagun, 2002; Rima & Raudatussalamah, 2012).
Sarason juga berpendapat bahwa orang yang memperoleh dukungan sosial akan
mengalami hal-hal positif dalam hidupnya, memiliki harga diri, dan mempunyai
pandangan yang lebih optimis (dalam Mujiadi, 2004; Rima & Raudatussalamah,
2012). Dukungan selama kehamilan lebih banyak manfaatnya dalam mengurangi
tekanan ibu selama proses kehamilan dan persalinan, penelitian telah menunjukkan
bahwa ketika wanita dalam masa kehamilan dan persalinan memiliki rasa stress, rasa
aman yang menurun dan kecemasan, tidak hanya itu banyak penelitian selama 30
19
tahun terakhir menyatakan bahwa suami dapat memberikan dukungan psikologis,
emosional dan moral. Demikian juga dilaporkan bahwa suami memiliki fungsi
penting dalam mendukung ibu hamil selama kehamilan dan persalinan (Magrabi &
Mohamed, 2012).
Menurut Gottlieb sumber dukungan sosial dapat dibagi menjadi dua macam:
a. Hubungan seseorang dengan professional. Maksudnya adalah
seseorang yang ahli dibidangnya, misalnya seorang tenaga kesehatan
dengan ibu hamil sehingga membentuk interaksi sosial.
b. Hubungan seseorang dengan nonprofessional, misalnya suami,
anggota keluarga lainnya seperti anak, teman dan kerabat dekat.
Sehingga terbentuk interaksi antara ibu hamil dengan orang – orang
terdekat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar