Sabtu, 25 September 2021

Peran Senam Hamil (skripsi dan tesis)

Bila persalinan telah dimulai, maka kontraksi rahim datang pada interval tertentu, biasanya cukup lama pada awalnya, dan bervariasi dari satu jam atau lebih sampai sepuluh menit atau kurang. Peran senam hamil pada saat proses persalinan: A. Kala I Seorang wanita harus memilih posisi yang paling disukai serta rileksasi sempurna setiap kali memulai kontraksi. Jangan lupa untuk bernafas dengan menggunakan dinding perut. Kontraksi ini sering disebut dengan rasa nyeri oleh dokter dan bidan, namun seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa nyeri ini hanya merupakan pegal di pinggang. Tetapi, dengan rileksasi efektif, karena kemajuan persalinan, maka hal ini tidak menjadi suatu sensasi yang mana sang ibu belum dipersiapkan untuknya. Rasa ini semakin kuat dan lama, serta intervalnya 40 semakin meningkatkan kemudian terjadi penurunan sampai terbukanya leher rahim (dilatasi) sempurna. B. Kala II Setelah leher rahim terbuka lebar, biasanya bayi harus dikeluarkan dengan usaha aktif dari pihak ibu. Biasanya ibu diminta terlentang, sokongan punggung ditinggikan atau dengan sokongan sang ayah, kepala dibungkukkan dan dengan lutut ditekukkan tepat dalam derajat yang sama seperti dalam posisi senam berjongkok. Ibu meletakkan lengannya mengelilingi paha ataupun menahan kakinya, tergantung atas pilihannya sendiri. Tarik nafas dan pertahankan serta kemudian gunakan gerakan melahirkan ke bawah. C. Kala III Pada kala ini, tali pusat dipotong dan kemudian bayi diseka serta diberikan kepada ibunya untuk sementara waktu jika sang ibu menginginkan hal itu. Sedikit hal yang perlu diperhatkan pada kala III ini adalah jika dokter memutuskan untuk merangsang persalinan secara buatan, maka kala III persalinan ini berubah. Tetapi, partisipasi ibu dalam melakukan gerakan senam pernafasan dan pengendalian otot – otot seperti yang sudah dijelaskan di atas tidaklah hilang. Sang ibu tetap secara aktif berperan dalam proses melahirkan bayinya. Selain itu ibu hamil sangat membutuhkan kebugaran dan kesehatan yang optimal untuk menghindari resiko – resiko yang dapat membahayakan kondisinya dan janin yang dikandungnya. Hal ini dapat diupayakan dengan pola makan yang memenuhi kebutuhan gizi selama kehamilan, istirahat yang cukup, serta melakukan aktivitas fisik secara 41 wajar dan sesuai dengan kondisi kehamilan. Kondisi bugar dan sehat membantu sang ibu dalam menjalankan aktivitas rutin sehari – hari dan menurunkan tekanan psikologis yang terkadang timbul menjelang masa persalinan (Muhimah & Safe’I, 2010)

Tidak ada komentar: