Bila persalinan telah dimulai, maka kontraksi rahim datang pada interval
tertentu, biasanya cukup lama pada awalnya, dan bervariasi dari satu jam atau lebih
sampai sepuluh menit atau kurang. Peran senam hamil pada saat proses persalinan:
A. Kala I
Seorang wanita harus memilih posisi yang paling disukai serta
rileksasi sempurna setiap kali memulai kontraksi. Jangan lupa untuk
bernafas dengan menggunakan dinding perut. Kontraksi ini sering
disebut dengan rasa nyeri oleh dokter dan bidan, namun seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya bahwa nyeri ini hanya merupakan pegal di
pinggang. Tetapi, dengan rileksasi efektif, karena kemajuan persalinan,
maka hal ini tidak menjadi suatu sensasi yang mana sang ibu belum
dipersiapkan untuknya. Rasa ini semakin kuat dan lama, serta intervalnya
40
semakin meningkatkan kemudian terjadi penurunan sampai terbukanya
leher rahim (dilatasi) sempurna.
B. Kala II
Setelah leher rahim terbuka lebar, biasanya bayi harus dikeluarkan
dengan usaha aktif dari pihak ibu. Biasanya ibu diminta terlentang,
sokongan punggung ditinggikan atau dengan sokongan sang ayah, kepala
dibungkukkan dan dengan lutut ditekukkan tepat dalam derajat yang sama
seperti dalam posisi senam berjongkok. Ibu meletakkan lengannya
mengelilingi paha ataupun menahan kakinya, tergantung atas pilihannya
sendiri. Tarik nafas dan pertahankan serta kemudian gunakan gerakan
melahirkan ke bawah.
C. Kala III
Pada kala ini, tali pusat dipotong dan kemudian bayi diseka serta
diberikan kepada ibunya untuk sementara waktu jika sang ibu
menginginkan hal itu. Sedikit hal yang perlu diperhatkan pada kala III ini
adalah jika dokter memutuskan untuk merangsang persalinan secara
buatan, maka kala III persalinan ini berubah. Tetapi, partisipasi ibu dalam
melakukan gerakan senam pernafasan dan pengendalian otot – otot
seperti yang sudah dijelaskan di atas tidaklah hilang. Sang ibu tetap secara
aktif berperan dalam proses melahirkan bayinya.
Selain itu ibu hamil sangat membutuhkan kebugaran dan
kesehatan yang optimal untuk menghindari resiko – resiko yang dapat
membahayakan kondisinya dan janin yang dikandungnya. Hal ini dapat
diupayakan dengan pola makan yang memenuhi kebutuhan gizi selama
kehamilan, istirahat yang cukup, serta melakukan aktivitas fisik secara
41
wajar dan sesuai dengan kondisi kehamilan. Kondisi bugar dan sehat
membantu sang ibu dalam menjalankan aktivitas rutin sehari – hari dan
menurunkan tekanan psikologis yang terkadang timbul menjelang masa
persalinan (Muhimah & Safe’I, 2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar