Rabu, 29 September 2021

Jenis Lingkungan Kerja (skripsi dan tesis)


Ketidaknyamanan saat bekerja merupakan kondisi yang sangat tidak baik
baik tenaga kerja yang beraktivitas, karena pekerja akan melakukan aktivitasnya
yang kurang optimal dan akan menyebabkan lingkungan kerja yang tidak
bersemangat dan membosankan, sebaliknya apabila kenyamanan kerja tercipta saat
pekerja melakukan aktivitasnya maka pekerja akan melakukan aktivitasnya dengan
optimal, diarenakan kondisi lingkungan pekerjaan yang sangat baik dan
mendukung serta akan memberikan kepuasan kerja tersendiri bagi pegawai.
Sedarmayanti (2009:21) menyatakan bahwa secara garis besar, jenis lingkungan
kerja terbagi atas 2 yakni lingkungan kerja fisik dan juga lingkungan kerja non fisik,
berikut uraiannya;
a. Lingkungan Kerja Fisik
Semua keadaan berbentik fisik yang terdapat disekitar tempat kerja yang dapat
mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Lingkungan kerja fisik dapat di bagi menjadi 2 kategori, yakni;
1) Lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan (seperti pusat
kerja kursi, meja, ruangan dan lain sebagainya)
2) Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut
lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya:
temperatur, kelemahanan, sirkurasi udara, pencahayaan, kebisingan
mekanis, bau tidak sedap, warna dan lain-lain.
b. Lingkungan Kerja Non Fisik
Menurut Sedarmayanti (2011: 31) menyatakan bahwa “lingkungan kerja non
fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja,
baik dengan atasan maupun dengan sesama rekan kerja ataupun hubungan
dengan bawahan”.
Lingkungan kerja non fisik ini merupakan lingkungan kerja yang tidak bisa
diabaikan. Menurut Alex S. Nitisemito (2011:171) perusahan hendaknya dapat
mencerminkan kondisi yang mendukung kerja sama antara tingkat atasan,
bawahan maupun yang memiliki status jabatan yang sama di perusahaan.
Kondisi yang hendaknya diciptakan adalah suasana kekeluargaan, komunikasi
yang baik dan pengendalian diri. Membina hubungan yang baik antara sesama
rekan kerja, bawahan maupun atasan harus dilakukan karena kita saling
membutuhkan. Hubungan kerja yang terbentuk sangat mempengaruhi
psikologis karyawan.
Menurut Mangkunegara (2011: 9), untuk menciptakan hubungan hubungan
yang harmonis dan efektif, pimpinan perlu :
1) Meluangkan waktu untuk mempelajari aspirasi-aspirasi emosi pegawai dan
bagaimana mereka berhubungan dengan tim kerja
2) Menciptakan suasana yang meningkatkatkan kreativitas.
Pengelolaan hubungan kerja dan pengendalian hubungan kerja dan
pengendalian emosional di tempat kerja itu sangat perlu untuk diperhatikan
karena akan memberikan dampak terhadap prestasi kerja pegawai.
Hal ini disebabkan karena manusia itu bekerja bukan sebagai mesin. Manusia
mempunyai perasaan untuk dihargai dan bukan bekerja untuk uang saja.
Menurut Sedarmayanti (2011: 146) Adapun macam-macam dan bentuk dari
lingkungan kerja non fisik meliputi :
1) Hubungan kerja antara bawahan dengan atasan.
2) Hubungan antar pegawai.
3) Tata kerja dan kemampuan menyesuaikan diri yang baik
Ini nantinya agar dapat menciptakan suasana kerja yang aman dan nyaman
sehingga menumbuhkan gairah kerja serta menghindarkan kelesuan bagi para
pegawai dalam hal resiko stress dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai
karyawan yang prodiktif.
berikut dibawah ini adalah definisi ketiga lingkungan kerja non fisik seperti
yang dijelaskan diatas yakni sebagai berikut :
1. Hubungan kerja antara bawahan dengan atasan
Maksudnya adalah hubungan kerja yang bersifat hirarki antara bawahan dan
atasan yang didasarkan dari adanya komunikasi yang baik, sehingga segala
sesuatunya akan berjalan dengan lancar sesuai aturan yang ada.
2. Hubungan kerja antar pegawai
Untuk menciptakan suatu tujuan yang diinginkan oleh organisasi perusahaan
atau instansi pemerintah, maka harus terdapat adanya kerjasama yang baik antar
sesama pegawai/pekerja, maupun antar bawahan dengan atasan ataupun
pimpinan. Sebab dengan demikian akan menambah suasana yang harmonis
dalam sebuah kegiatan organisasi, sehingga pekerjaan yang diberikan oleh
atasan tidak menjadi sebuah beban bagi pegawai.
3. Tata Kerja dan kemampuan menyesuaikan diri yang baik
Kondisi tata kerja yang ideal tentunya adalah ruang waktu dan tempat yang
amat menyenangkan, sebab dengan tata kerjalah akan dapat menyelesaikan
banyak masalah dan persoalan-persoalan pekerjaan dengan waktu yang telah
ditetapkan sebelumnya. Jadi untuk hal ini setiap pegawai akan mempunyai rasa
tanggungjawab terhadap pekerjaan yang ia kerjakan dan sekaligus dapat
melatih setiap pegawai untuk terampil bekerja di bidangnya masing-masing.
Selain itu, tata kerja yang diharapkan juga harusnya mampu menghindarkan
pegawai dari adanya tumpang tindih dalam melakukan pekerjaan dan tanggung
jawab serta bisa menggunakan waktu, tenaga, ruang secara efektif dan efisien.

Tidak ada komentar: