Minggu, 26 September 2021

Jenis Dukungan Sosial (skripsi dan tesis)


Dukungan suami merupakan salah satu sumber dukungan sosial
yang berasal dari ingkungan keluarga. Menurut House (Smet, 1994 dalam
prabandani, 2009) dukungan sosial memiliki empat jenis yang berbeda yang
disesuaikan dengan situasi yang dibutuhkan.
a. Jenis dukungan sosial
1) Dukungan Emosional
Mencakup ungkapan simpati, kepedulian dan perhatian terhadap orang
yang membutuhkan sehingga dukungan tersebut tanpa memberikan
rasa aman dan rasa mengasihi.
2) Dukungan Penghargaan
Meliputi ungkapan hormat, dorongan untuk maju, serta membantu
seseorang untuk melihat segi-segi positif yang ada dalam dirinya
dengan keadaan orang lain, sehingga orang tersebut dapat merasakan
penghargaan dirinya.
3) Dukungan Instrumental
Meliputi bantuan secara langsung sesuai dengan yang dibutuhkan oleh
seseorang misalnya memberikan penyediaan sarana atau memberikan
pernyataan yang bersifat memotivasi.
4) Dukungan Informatif
Mencakup pemberian nasihat secara langsung, saran-saran petunjuk
dan umpan balik. Peran suami dalam menghidupkan kasih sayang dan
harga diri pada ibu dapat dicurahkan melalui sikap perhatian serta
pemberian dukungan kepada ibu. Dukungan suami dapat diungkapkan
dengan penghargaan terhadap ibu melalui rasa simpati, berminat
terhadap ibu, bersikap toleran terhadap kelemahan kelamahan ibu,
menunjukan kehangatan dan rasa tenang atau suka tanpa syarat dan
juga mencoba untuk membantu ibu dalam menghadapi suatu
permasalahan. Bagi ibu, dukungan suami terhadap ibu merupakan
sikap yang harus dikembangkan, karena pada hakikatnya ibu selalu
dibayang-bayangi oleh kebutuhan - kebutuhan, terutama kebutuhan
untuk tetap mendapatkan kasih sayang atau dicintai (Karyanti, 2002
dalam Prabandani, 2009).
b. Partisipasi suami dalam memberikan ketenangan pada istri
Berdasarkan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (2007)
partisipasi yang dapat dilakukan oleh suami dalam memahami dan
memberikan ketenangan kepada istri menopause antara lain adalah:
1) Memahami bahwa suatu saat istri akan berhenti haid dan tidak bisa
hamil lagi.
2) Ketika penampilan fisik istri akan menurun karena mengalami
menopause, misalnya kulit menjadi lebih kasar dan berkerut, maka
suami harus membantu istri agar tidak kehilangan kepercayaan
dirinya. Suami harus meyakinkan isteri bahwa ia tetap menyayangi
istrinya, sehingga istri merasa diterima.
3) Suami harus memberikan perhatian lebih pada kondisi kesehatan istri
di saat istri mengalami ketidaknyamanan fisik, seperti rasa panas,
tegang, pegal-pegal, jantung berdebar-debar dan lain sebagainya.
4) Mengajak istri untuk berolah raga dan memperbaiki pola makan
karena berat badan istri akan bertambah pada saat mulai menopause.
5) Akibat dari menurunnya fungsi sel telur, mungkin akan terjadi
penonjolan pada persendian terutama pada jari dan akan terasa sakit.
Suami harus menenangkan istri bahwa hal tersebut merupakan hal
yang lumrah terjadi ketika menopause.
6) Istri akan mudah tersinggung, marah-marah, kecewa dan sebagainya.
Hal ini dapat menyebabkan timbulnya sikap yang tidak
menyenangkan bagi suami dan anak-anaknya, untuk itu para suami
harus bersikap sabar. Selain itu, pemahaman suami terhadap
perubahan seksual yang muncul pada istrinya juga akan membantu
perempuan menopause untuk tidak cemas. Perlu diketahui bahwa
sesungguhnya gairah seksual perempuan tidak menurun ketika
menopause karena memang bukan hormon estrogen yang berperan
dalam hal ini, melainkan androgen. Jadi berkurangnya estrogen saat
perempuan menopause tidak serta merta menjadikan perempuan
kehilangan hasrat seksualnya (Lianawati, 2008 dalam Prabandani
2009). 

Tidak ada komentar: