Ada banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku
prososial di dalam masyarakat, antara lain seperti yang diungkapkan
oleh Sears dkk. (1994: 61-72) bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkah laku prososial, yaitu:
a. Faktor situasi, meliputi:
1) Kehadiran orang lain
Kehadiran orang lain kadang-kadang dapat menghambat
usaha untuk menolong, karena kehadiran orang yang begitu
banyak menyebabkan terjadinya penyebaran tanggung
jawab, misalnya dukungan sosial teman sebaya.
2) Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan juga mempengaruhi kesediaan untuk
membantu. Keadaan fisik ini meliputi: cuaca, ukuran kota
dan derajat kebisingan.
3) Tekanan waktu
Penelitian Darley dan Batson (Sears dkk., 1994: 64)
membuktikan bahwa kadang-kadang seseorang berada
dalam keadaan tergesa untuk menolong. Keadaan ini
menekan subyek untuk tidak melakukan tindakan
menolong, karena memperhatikan keuntungan dan
kerugian.
b. Faktor karakteristik penolong, meliputi:
1) Kepribadian
Kepribadian tiap individu berbeda-beda, ada yang
mempunyai kebutuhan tinggi untuk dapat diakui oleh
lingkungannya, dan ada yang mempunyai kebutuhan untuk
menjadi pengasuh. Kebutuhan itu akan memberikan corak
yang berbeda dan memotivasi subyek untuk memberikan
pertolongan, walaupun kadang motivasi itu salah, misalnya
seseorang yang suka memberikan bantuan kepada orang lain
kemudian ingin diakui oleh lingkungannya. Keharmonisan
keluarga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh
dalam pembentukan kepribadian seseorang karena dalam
keluargalah kepribadian tiap orang pertama kali dibentuk.
2) Suasana hati
Bila suasana hati yang buruk menyebabkan kita memusatkan
perhatian pada diri kita sendiri dan kebutuhan kita sendiri,
maka keadaan itu akan mengurangi kemungkinan untuk
membantu orang lain. Di lain pihak, bila kita berpikir bahwa
menolong orang lain bisa membuat kita merasa lebih baik
sehingga mengurangi suasana hati kita yang buruk, mungkin
kita lebih cenderung memberikan bantuan.
3) Rasa bersalah
Rasa bersalah merupakan perasaan gelisah yang timbul bila
kita melakukan sesuatu yang kita anggap salah. Keinginan
untuk mengurangi rasa bersalah bisa menyebabkan kita
menolong orang yang kita rugikan, atau berusaha
menghilangkannya dengan melakukan tindakan yang baik.
4) Distress diri dan rasa empatik
Distress diri adalah reaksi pribadi kita terhadap penderitaan
orang lain, perasaan cemas, prihatin, tidak berdaya, atau
perasaan apapun yang kita alami.
Empatik adalah perasaan simpati dan perhatian terhadap
orang lain, khususnya untuk berbagai pengalaman atau
secara tidak langsung merasakan penderitaan orang lain.
c. Faktor orang yang membutuhkan pertolongan, meliputi:
1) Menolong orang yang disukai
Sebenarnya rasa suka individu terhadap orang lain
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti daya tarik fisik dan
kesamaan.
2) Menolong orang yang pantas ditolong
Individu lebih cenderung menolong orang lain bila individu
yakin bahwa penyebab timbulnya masalah berada di luar
kendali orang tersebut.
Sedangkan menurut Dayakisni dan Hudaniah (2003: 178)
terdapat beberapa faktor yang mendasari seseorang untuk bertindak
prososial, yaitu:
1. Self-again
Harapan seseorang untuk memperoleh atau menghindari
sesuatu, misalnya ingin mendapatkan pengakuan, pujian atau
takut dikucilkan.
2. Personal values and norms
Adanya nilai-nilai dan norma sosial yang diinternalisasikan oleh
individu selama mengalami sosialisasi dan sebagian nilai-nilai
serta norma tersebut berkaitan dengan tindakan prososial, seperti
berkewajiban menegakkan kebenaran dan keadilan serta adanya
norma timbal balik, orang tua pun dapat mengidentifikasikan
dirinya dengan anak-anaknya dalam keadaan-keadaan tertentu
melalui norma-norma yang diterapkan dalam keluarga sehingga
terjadilah keadaan timbal balik yang merupakan ciri-ciri khas
tiap-tiap interaksi sosial.
3. Empathy
Kemampuan seseorang untuk ikut merasakan perasaan atau
pengalaman orang lain. Kemampuan untuk empati ini erat
kaitannya dengan pengambil-alihan peran. Jadi prasyarat untuk
mampu melakukan empati, individu harus memiliki kemampuan
untuk melakukan pengambilan peran.
Berdasarkan uraian di atas, penulis menentukan kembali
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku prososial meliputi:
faktor situasi, faktor karakteristik penolong, faktor orang yang
membutuhkan pertolongan, faktor self-again, faktor personal values
and norms serta faktor empathy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar