Kamis, 12 Agustus 2021

Konvergensi (skripsi dan tesis)

 
Secara umum konvergensi yang dimaksudkan dalam penelitian ini
dipahami sebagai pengurangan kesenjangan pendapatan antar kawasan strategis
sehingga dapat dipahami pula sebagai proses ketertinggalan daerah
berpenghasilan rendah terhadap daerah penghasilan tinggi. Kesenjangan
pendapatan dapat dikurangi dengan menggunakan proses konvergensi yang
dihitung berdasarkan pendapatan riil per kapita.
Konvergensi merupakan konsep turunan dari model pertumbuhan
pendapatan (output) neoklasik. Secara statistik yang dimaksud dengan
konvergensi adalah proses penurunan dispersi dari sekelompok data menuju satu
nilai tertentu dari waktu ke waktu. Dalam teori neoklasik, pertumbuhan
pendapatan per kapita mempunyai hubungan yang negatif dengan tingkat
pendapatan per kapita awal. Dalam hal ini apabila dalam suatu negara atau daerah
secara ekonomi mempunyai kesamaan utilitas dan fungsi produksi, maka negara
atau daerah miskin dapat secara relatif memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi
lebih cepat dibandingkan negara atau daerah yang lebih kaya, atau dalam
pengertian sederhana disebut konvergensi. Dengan pertumbuhan ekonomi yang
tinggi, maka perekonomian daerah miskin tersebut akan menyamai daerah kaya.
Barro & Sala-i-Martin (1992; 1995) serta Mankiw (1992) mengartikan
konvergensi sebagai adanya tendensi daerah-daerah miskin mengejar
ketertinggalan dari daerah kaya karena pertumbuhan ekonomi mereka yang sangat
mengagumkan. Inilah yang dikenal hipotesis catching up. Konvergensi 
merupakan proses pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah yang relatif tertinggal
hingga mampu mengurangi gap (jurang) pendapatan, produktivitas, upah dan
berbagai indikator ekonomi lainnya dengan daerah yang relatif maju (Kuncoro,
2011:278).
Menurut Kuncoro (2011:278), Konvergensi mempunyai dua hipotesis
berbeda yang saling terkait. Pertama, dikemukakan oleh Barro & Sala-i-Martin
(1992) dengan menggunakan model pertumbuhan neoklasik. Salah satu aspek
penting dalam model ini telah ditelaah dan dianalisis secara serius sebagai sebuah
hipotesis empiris konvergensi. Pada perekonomian tertutup tingkat pertumbuhan
per kapita cenderung berhubungan terbalik dengan tingkat output atau pendapatan
per kapita awal dimana pertumbuhan pendapatan per kapita daerah atau negara
miskin cenderung tumbuh lebih cepat dibandingkan daerah atau negara kaya.
Hipotesis yang kedua adalah adanya hipotesis untuk mengejar ketertinggalan atau
catch up. Menurut Abromovitz (1986), negara – negara dengan produktivitas
rendah memiliki potensi besar untuk mencapai laju pertumbuhan tinggi. Meskipun
begitu potensi pertumbuhan akan melemah bila tingkat pertumbuhan produktivitas
tersebut mendekati tingkat produktivitas negara-negara yang menjadi patokannya.
Hal ini mengindikasikan terjadi proses mengejar ketertinggalan.
Konsep konvergensi terbagi menjadi dua yaitu konvergensi beta dan
konvergensi sigma. Konvergensi beta menggambarkan perekonomian suatu
negara atau wilayah yang lebih miskin tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan
negara atau wilayah yang lebih kaya, dan untuk mengetahui pengaruh dari faktor-
faktor yang diperkirakan menentukan tingkat konvergensi. Konvergensi Beta 
ibagi menjadi 2 yaitu konvergensi absolut (absolute convergence) dan
konvergensi kondisional (conditional convergence). Konvergensi absolut
merupakan hubungan negatif antara PDRB per kapita dengan tingkat
pertumbuhan pendapatan per kapita. Konvergensi kondisional dilakukan dengan
mengikutsertakan sejumlah variabel penjelas dalam pengujian selain variabel
dependen awal periode.
Konvergensi sigma mengukur tingkat dispersi dari pendapatan. Jika
dispersi pendapatan mengalami penurunan, maka dapat dikatakan bahwa
ketimpangan antar daerah cenderung mengecil atau telah terjadi konvergensi
pendapatan. Untuk menentukan apakah konvergensi sigma terjadi maka
dapatdihitung dengan penyebaran PDRB per kapita yang diukur menggunakan
koefisien variasi atau standar deviasi. Konvergensi sigma terjadi apabila nilai
koefisien variasi pada tahun tertentu lebih kecil dari nilai koefisien tahun
sebelumnya, maka dapat dikatakan telah terjadi konvergensi sigma.
 

Tidak ada komentar: