Kamis, 01 Juli 2021
Signalling Theory (skripsi dan tesis)
Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah
perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Brigham dan
Houston (2001:36) menyatakan bahwa sinyal adalah suatu tindakan yang diambil
oleh manajemen perusahaan yang memberikan petunjuk bagi investor tentang
bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Perusahaan dengan
prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan
mengusahakan modal baru dengan cara-cara lain seperti dengan menggunakan
hutang. Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk
memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan dalam
memberikan sinyal timbul karena adanya informasi asimetris antara perusahaan
(manajemen) dengan pihak luar, dimana investor mengetahui informasi internal
perusahaan yang relatif lebih sedikit dan lebih lambat dibandingkan pihak
manajemen.
Nilai perusahaan dapat ditingkatkan dengan mengurangi informasi asimetris,
caranya dengan memberikan sinyal kepada pihak luar berupa informasi keuangan
yang dapat dipercaya sehingga dapat mengurangi ketidakpastian mengenai prospek
pertumbuhan perusahaan pada masa yang akan datang. Laporan keuangan yang
baik akan meningkatkan nilai perusahaan. Pada signalling theory, manajemen
berharap dapat memberikan sinyal kemakmuran kepada pemilik ataupun pemegang
saham dalam menyajikan informasi keuangan. Publikasi laporan keuangan tahunan
yang disajikan oleh perusahaan akan dapat memberikan sinyal pertumbuhan
dividen maupun perkembangan nilai saham perusahaan. Informasi tersebut penting
bagi investor dan pelaku bisnis karena mengandung banyak catatan, rincian dan
gambaran keadaan masa lalu, saat ini, dan tentu saja masa yang akan datang untuk
memperkirakan kemajuan perusahaan dan akibatnya pada perusahaan. Informasi
laporan keuangan yang mencerminkan nilai perusahaan menrupakan sinyal positif
yang dapat mempengaruhi opini investor dan kreditor atau pihak-pihak
berkepentingan lainnya.
Teori pensinyalan yang dikemukakan oleh Modigliani dan Miller (1958)
menyatakan bahwa pengeluaran investasi memberikan sinyal positif terhadap pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga
saham sebagai indikator nilai perusahaan (Wahyudi dan Pawesri, 2006). Dengan
dilakukannya investasi, maka saham perusahaan akan lebih diminati oleh investor
dan mengakibatkan harga saham akan meningkat. Peningkatan harga saham inilah
yang dijadikan indikator bahwa nilai perusahaan juga meningkat. Pendapat tersebut
sejalan dengan pendapat Uri Ben-Zion (1984) yang mengemukakan bahwa nilai
pasar perusahaan dipengaruhi oleh kegiatan penelitian dan pengembangan serta
dipengaruhi kebijakan investasi.
Pendapat ini didukung oleh hasil penelitian Praspaka (2012) yang
menemukan bahwa keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan. Teori diatas sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijaya dan
Wibawa (2010) yang menyatakan bahwa keputusan investasi perusahaan
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
Tingginya keputusan pendanaan dengan indikator Debt to Equity Ratio
merupakan informasi yang baik (good news) bagi investor. Penggunaan hutang
yang tinggi akan membuat perusahaan dinilai baik oleh pasar sehingga kreditur
akan memberikan pinjaman hutang kepada perusahaan karena menilai perusahaan
mempunyai prospek yang baik dimasa depan, dan keuntungan yang akan diterima
pemegang saham berupa dividen akan semakin besar. Kondisi tersebut memberikan
sinyal positif sehingga akan membuat investor tertarik untuk berinvestasi dengan
cara membeli saham perusahaan, sehingga nilai saham menjadi naik dan nilai Price
Book Value akan semakin tinggi yang akhirnya nilai perusahaan akan semakin
meningkat.
Penggunaan hutang yang tinggi dapat diartikan sebagai informasi yang buruk
(bad news) bagi investor. Penggunaan hutang yang tinggi akan mempersulit
perusahaan dalam membayar kewajibannya, sehimgga akan menyebabkan risiko
kebangkrutan yang ditanggung perusahaan semakin meningkat, dan keuntungan
yang akan diterima investor berupa dividen akan berkurang. Kondisi tersebut
memberikan sinyal negatif sehingga akan membuat investor tidak tertarik untuk
berinvestasi dan khirnya akan menjual saham perusahaan, sehingga nilai saham menjadi turun dan nilai Price Book Value akan semakin rendah yang akhirnya
membuat nilai perusahaan semakin menurun.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar