Teori ini menjelaskan mengapa perusahaan akan menentukan hirearki
sumber dana yang paling disukai. Teori ini mendasarkan diri atas informasi
asimetrik, yaitu suatu istilah yang menunjukkan bahwa manajemen mempunyai
informasi yang lebih banyak daripada pemodal publik. Kondisi ini dapat dilihat
dari reaksi harga saham pada waktu manajemen mengumumkan sesuatu.
Informasi asimetrik ini mempengaruhi pilihan antara sumber dana internal atau
eksternal, dan antara penerbitan hutang baru atau ekuitas baru (Suad Husnan
2012 : 276). Keputusan pendanaan berdasarkan pecking order theory terhadap
perilaku pendanaan perusahaan (Suad Husnan 2012 : 278) adalah sebagai
berikut : a. Perusahaan lebih menyukai pendanaan internal.
b. Perusahaan akan berusaha menyesuaikan rasio pembayaran dividen
terhadap peluang investasi yang dihadapi, dan berupaya untuk tidak
melakukan perubahan pembayaran dividen yang terlalu besar.
c. Pembayaran dividen yang cenderung konstan dan fluktuasi laba yang
diperoleh mengakibatkan dana internal kadang-kadang berlebih atau kurang
untuk investasi.
d. Apabila pendanaan eksternal dibutuhkan, maka perusahaan akan
menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dulu. Dimulai dari
penerbitan obligasi, kemudian obligasi yang dapat dikonversikan menjadi
modal sendiri, lalu menerbitkan saham baru.
Menurut Brealey dkk (2010 : 25) mengungkapkan bahwa teori ini
berbunyi :
1. Perusahaan menyukai pendanaan internal karena dana ini terkumpul
tanpa mengirimkan sinyal sebaliknya yang dapat menurunkan harga
saham.
2. Jika dana eksternal dibutuhkan, perusahaan menerbitkan hutang terlebih
dahulu dan hanya menerbitkan ekuitas sebagai pilihan terakhir. Teori ini
muncul karena penerbitan hutang tidak terlalu diterjemahkan sebagai
pertanda buruk bagi investor bila dibandingkan dengan penerbitas
ekuitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar