Robbins dan Judge (2011) menegaskan “Budaya organisasi
adalah sistem makna bersama yang diselenggarakan oleh anggota yang
membedakan satu organisasi dengan organisasi lain”. Edy Sutrisno
(2010), mendefinisikan budaya organisasi sebagai perangkat sistem
nilai- nilai (values), keyakinan- keyakinan (beliefs), asumsi- asumsi
(assumptions), atau norma- norma yang telah lama berlaku, disepakati
san diikuti oleh para anggota suatu organisasi sebagai pedoman
perilaku dan pemecahan masalah- masalah organisasinya. Budaya
organisasi juga disebut budaya perusahaan, yaitu seperangkat nilainilai atau norma- norma yang telah relatif lama berlakunya, dianut
bersama oleh para anggota organisasi (karyawan) sebagai norma
perilaku dalam menyelesaikan masalah- masalah organisasi
(perusahaan).
Soehardi Sigit (2003) mengungkapkan dan menerangkan
bahwa budaya organisasi dikatakan kuat, jika nilai- nilai budaya itu
disadari, dipahami dan diikuti, serta dilaksanakan oleh sebagian besar
para anggota organisasi. Adapun tanda- tanda bahwa suatu budaya itu
kuat adalah sebagai berikut:
1. Nilai budaya saling menjalin, tersosialisasi dan
menginternalisasi para anggota.
2. Perilaku anggota terkoordinasi oleh kekuatan yang tak tampak.
3. Para anggota merasa committed dan loyal pada organisasi.
4. Ada partisipasi para karyawan pada organisasi.
5. Semua kegiatan berorientasi pada misi dan tujuan.
6. Ada „shared meaning‟ atau kebersamaan sesama karyawan 7. Para anggota tahu apa yang harus atau tidak boleh dilakukan.
8. Ada perasaan rewarding pada anggota, karena diakui dan
dihargai martabat dan kontribusinya.
9. Budaya yang berlaku sesuai dengan tujuan organisasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar