Kamis, 01 Juli 2021
Aspek-Aspek Financial Literacy (skripsi dan tesis)
Menurut Lusardi et al., (2008) financial literacy mencakup beberapa aspek dalam
keuangan, yaitu pengetahuan dasar mengenai keuangan pribadi (basic personal finance),
manajemen uang (money management), manajemen kredit dan utang (credit and debt
management), tabungan dan investasi (saving and investment), serta manajemen risiko (risk
management).
1) Pengetahuan Dasar mengenai Keuangan Pribadi (Basic Personal Finance)
Pengetahuan dasar mengenai keuangan pribadi mencakup pemahaman terhadap
beberapa hal-hal yang paling dasar dalam sistem keuangan seperti perhitungan tingkat bunga
sederhana, bunga majemuk, pengaruh inflasi, oportunity cost, nilai waktu dari uang, likuiditas
suatu aset dan lain-lain.
2) Manajemen Uang
Aspek ini mencakup bagaimana seseorang mengelola uang yang dimilikinya serta
kemampuan menganalisis sumber pendapatan pribadinya. Manajemen uang juga terkait
dengan bagaimana seseorang membuat prioritas penggunaan dana serta membuat anggaran.
3) Manajemen Kredit dan Utang
Ada kalanya seseorang mengalami kekurangan dana sehingga harus memanfaatkan
kredit maupun utang. Semakin tingginya kebutuhan dan tuntutan hidup mengakibatkan tidak
semua pengeluaran dapat lagi dibiayai dengan pendapatan, seperti rumah dan kendaraan dan
biaya pendidikan. Menggunakan kredit maupun utang dapat menjadi pertimbangan untuk
mengatasi hal tersebut. Dengan sumber pendanaan berupa kredit maupun utang, individu
dapat mengkonsumsi barang dan jasa pada saat ini dan membayarnya di masa yang akan
datang pada kondisi tertentu kredit dan utang bisa menguntungkan, misalnya kredit atau
utang ke bank yang digunakan untuk membangun rumah/properti, sebab harga properti dapat
mengimbangi inflasi, atau pun pinjaman untuk membeli alat-alat produksi dan modal kerja
lain yang produktif.
Pengetahuan yang cukup yang mencakup faktor-faktor yang mempengaruhi
kelayakan kredit, pertimbangan dalam melakukan pinjaman, karakteristik kredit konsumen,
tingkat bungan pinjaman, jangka waktu pinjaman, sumber utang atau pun kredit dan lain-lain
sangat dibutuhkan agar dapat menggunakan kredit dan utang secara bijaksana.
4) Tabungan dan Investasi
Tabungan (saving) adalah bagian pendapatan masyarakat yang tidak digunakan untuk
konsumsi. Masyarakat yang mempunyai penghasilan lebih besar dari kebutuhan konsumsi
akan mempunyai kesempatan untuk menabung. Investasi (investment) adalah bagian dari
tabungan yang digunakan untuk kegiatan ekonomi menghasilkan barang dan jasa (produksi)
yang bertujuan mendapatkan keuntungan. Jika tabungan besar, maka akan digunakan untuk
kegiatan menghasilkan kembali barang dan jasa (produksi).
Dalam pemilihan tabungan, ada enam faktor yang perlu dipertimbankan (Kapoor,
et.al., 2001) yaitu : 1). Tingkat pengembalian (persentase kenaikan tabungan), 2). Inflasi
(perlu diperimbangkan dengan tingkat pengembalian karena dapat mengurangi daya beli), 3).
Pertimbangan-pertimbangan pajak, 4). Likuiditas (kemudahan dalam menarik dana jangka
pendek tanpa kerugian atau dibebani fee), 5). Keamanan (ada tidaknya proteksi terhadap
kehilangan uang jika bank mengalami kesulitan keuangan, dan 6). Pembatasan-pembatasan
dan fee (penundaan atas pembayaran bunga yang dimasukkan dalam rekening dan
pembebanan fee suatu transaksi tertentu untuk penarikan deposito).
Dalam berinvestasi, terdapat banyak instrumen insvestasi yang dapat dipilih individu,
baik pada aset riil seperti tanah, properti, emas, maupun aset keuangan seperti saham,
obligasi, sertifikat deposito, dan reksadana. Dalam berinvestasi, ada lima faktor yang
mempengaruhi pilihan investasi (Kapoor, et al., 2001), yaitu: 1). Keamanan dan risiko, 2).
Komponen faktor risiko, 3). Pendapatan Investasi, 4). Pertumbuhan investasi, 5). Likuiditas.
Individu harus memahami hal-hal tersebut agar dapat menabung secara efektif atau
pun agar mampu berinvestasi baik di aset riil maupun di aset keuangan.
5) Manajemen Risiko
Menurut Nababan (2012) risiko bisa didefenisikan sebagai ketidakpastian atau
kemungkinan adanya kerugian finansial. Respon tiap individu berbeda-beda terhadap risiko,
tergantung pengalaman masa lalu serta motivasi psikologis. Kebanyakan individu cenderung
menghindari situasi yang menimbulkan rasa tidak aman ataupun tidak berkecukupan, oleh
karena itu penting untuk dapat menghadapi risiko dengan cara yang logis dan terkendali.
Proses manajemen risiko meliputi tiga langkah berikut:
1) Mengindetifikasi eksposur dari risiko yang kita hadapi
2) Mengidentifikasi dampak keuangan yang dari risiko yang dihadapi
3) Memilih cara yang paling tepat untuk menghadapi risiko yang ada.
Cakupan risiko yang dihadapi individu meliputi:
1) Risiko personal , yang meliputi risiko akibat kematian, kecelakaan, ataupun penyakit.
2) Risiko kewajiban, yaitu tanggung jawab terhadap kerugian ekonomi orang lain akibat
kelalaian kita.
3) Risiko aset, yaitu risiko atas rusak atau hilangnya aset yang kita miliki.
Cara menangani risiko akan berpengaruh terhadap keamanan finansial di masa yang
akan datang. Salah satu cara menaggulangi risiko tersebut adalah dengan cara
mengasuransikan aset ataupun hal-hal berisiko. Dibutuhkan pengetahuan atau literasi yang
memadai untuk dapat mengelola risiko-risiko tersebut dan terhidar dari risiko tambahan
akibat kurangnya pengetahuan, contohnya risiko penipuan berkedok asuransi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar