Senin, 28 Juni 2021
Pengertian Kepercayaan Diri Percaya diri (self confidence) (skripsi dan tesis)
adalah keyakinan bahwa orang
mempunyai kemampuan untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan
tertentu. Percaya diri juga merupakan keyakinan orang atas
kemampuannya untuk menghasilkan level-level pelaksanaan yang
mempengaruhi kejadian-kejadian yang mempengaruhi kehidupan mereka.
Percaya diri adalah keyakinan bahwa orang mempunyai kemampuan untuk
memutuskan jalannya suatu tindakan yang dituntut untuk mengurusi
situasi-situasi yang dihadapi. Maksud kepercayaan diri adalah Anda mempercayai dan
menyakini penambahan kualitas akal anda, bahwa Anda mampu
menopang orientasi untuk menambah kemampuan akal Anda. Ini artinya
bahwa rahasia dibalik memperoleh tambahan kekuatan dan kemampuan
akal yang mengantarkan kepada kreativitas dan inovasi yaitu keyakinan
terhadap akal dan kapabilitas Anda untuk mengontrolnya. Jika Anda
mengatakan bahwa kemampuan Anda terbatas, namun tidaklah mustahil
Anda akan menjadi lebih baik dari sekarang, maka saya katakan bahwa
asumsi Anda itu tidaklah benar, sebab yang dituntut adalah agar Anda
menopang kepercayaan diri dan kemampuan akal Anda sehingga dengan
demikian Anda akan mendapatkan perubahan dalam hidup Anda. Hal ini
juga dituntut agar Anda meyakini kemampuan untuk mengoptimalkan akal
dan kapabilitas Anda berdasarkan pengawasan Anda terhadap
kemampuan akal. Jika terealisasikan, maka saya tegaskan bahwa Anda
memiliki kemampuan akal yang lebih kuat dan lebih tajam serta mampu
mengubah orientasi hidup Anda. Hendaklah Anda mengubah orientasi
hidup Anda ke arah yang lebih baik. Percayalah bahwa orientasi hidup adalah kunci pertama menuju kemampuan akal yang lebih kuat yang akan
memberikan pemikiran yang lebih jelas, lebih tajam dan lebih layak.22
Dalam proses belajar mengajar di sekolah, anak didik harus
dibangun agar mempunyai rasa percaya diri yang baik. Rasa percaya diri
dapat dimunculkan dengan memberikan bantuan kepada anak didik untuk
menemukan kelebihan atau potensi yang ia miliki. Sungguh, setiap anak
manusia mendapatkan anugerah dari Tuhan berupa kelebihan, potensi atau
kecerdasan yang sangat perlu untuk dikembangkan. Di sinilah dibutuhkan
kedekatan, kejelian, dan kesabaran dari seorang guru untuk bisa
menemukan sekaligus mengembangkan kelebihan atau potensi yang
dimiliki oleh anak didiknya. Hanya memberikan kesempatan tampil kepada siswa yang hebat
merupakan suatu kesalahan. Jika siswa yang berkemampuan biasa saja
atau bahkan kurang cerdas tidak diberi kesempatan maka tindakan
demikian menyalahi prinsip keadilan dan kesetaraan. Dalam hal ini, guru
harus memberikan kesempatan dan tanggung jawab yang sama kepada
semua siswa agar mereka bisa mengembangkan potensi serta bakat
masing-masing.
Terdapat perbedaan aktualisasi diri antara siswa dengan
kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Siswa berkemampuan tinggi akan
semakin bersemangat dalam mengaktualisasikan diri sehingga ia
termotivasi untuk terus mengembangkan potensi setinggi mungkin,
sementara itu, siswa yang kemampuannya sedang akan tersadar bahwa ia
selama ini membiarkan harta karun luar biasa di dalam dirinya, yaitu bakat
terpendam. Sehingga, dengan aktualisasi diri, ia akan lebih bersemangat
dalam menggali bakatnya hingga berhasil.
Pada siswa dengan kemampuan rendah, adanya aktualisasi diri
akan membangun kepercayaan diri dan keyakinan bahwa ia mempunyai potensi besar. Apabila potensi itu digali maka akan menjadi kekuatan
dahsyat dimasa depan. Hal itu sangat bermanfaat bagi dirinya sendiri,
masyarakat, bangsa dan negara. Di sinilah pentingnya kearifan guru dan
kebijaksanaan guru dalam melihat kegeniusan seluruh siswa sehingga
mereka dapat meraih kebahagiaan dan kesuksesan bersama.24
Istilah kepercayaan diri akan lebih jelas lagi apabila dipaparkan
secara mendetail mengenai pengertian diri atau self. Self (diri) merupakan
salah satu aspek sekaligus inti kepribadian seseorang, yang di dalamnya
meliputi segala kepercayaan, sikap, perasaan, dan cita-cita. Self (diri)
terbagi dalam dua bagian, yaitu:
1) Self (diri) sebagai objek yang dapat diamati.
2) Self (diri) sebagai agen yang melakukan pengamatan,
menggambarkan atau pelaku yang mengamati atau merasakan.
Self (diri) merupakan eksekutif kepribadian untuk mengontrol
tindakan dengan mengikuti prinsip kenyataan atau rasional, untuk
membedakan antara hal-hal yang terdapat dalam batin seseorang dengan
hal-hal yang terdapat dalam dunia luar. Self (diri) hanya bisa dimengerti
melalui interaksi dengan lingkungan. Self (diri) dibangun berdasarkan
pandangan orang yang bersangkutan dan pandangan orang lain. Unsur self
(diri) terdiri dari tiga hal, yaitu:
1) Perceived self (bagaimana seseorang atau orang lain melihat
tentang dirinya).
2) Real self (bagaimana kenyataan tentang dirinya).
3) Ideal self (apa yang dicita-citakan tentang dirinya).
Telah dikemukakan di atas bahwa self (diri) meliputi kepercayaan,
sikap, perasaan, dan cita-cita. Kepercayaan, sikap, perasaan, dan cita-cita
yang tepat dan realistis memungkinkan seorang individu untuk memiliki
kepribadian yang sehat. Namun sebaliknya jika tidak tepat dengan
realistis, boleh jadi, ia akan menjadi pribadi yang bermasalah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar