Senin, 28 Juni 2021

Pengertian Keaktifan Siswa (skripsi dan tesis)

Kecenderungan psikologi dewasa ini menganggap bahwa anak adalah makhluk yang aktif. Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri. Menurut John Dewey yang dikutip oleh Dimyati dan Mudjiono mengemukakan, bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari siswa sendiri. Guru sekedar pembimbing dan pengarah. Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan itu beraneka ragam bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai kegiatan psikis yang susah diamati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilanketerampilan, dan sebagainya. Dalam kegiatan pembelajaran maupun kegiatan belajar, siswa dituntut untuk selalu aktif memproses dan mengolah perolehan belajarnya. Dalam memproses dan mengolah perolehan belajarnya secara efektif, belajar dituntut untuk aktif secara fisik, intelektual, dan emosional. Menurut Thorndike yang dikutip oleh Jamal Ma‟mur Asmani mengemukakan bahwa keaktifan siswa dalam belajar memerlukan adanya latihan-latihan. Sementara itu Keachie berkenaan dengan prinsip keaktifan mengemukakan bahwa individu merupakan manusia belajar yang aktif selalu ingin tahu, serta termasuk makhluk sosial. Menjadikan belajar supaya aktif, siswa harus mengerjakan banyak sekali tugas. Mereka harus menggunakan otak, mengkaji gagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif harus gesit dan menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah. Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu mendengarkannya, melihatnya, mengajukan pertanyaan tentangnya, dan membahasnya dengan orang lain. Bukan cuma itu, siswa perlu mengerjakannya, yakni meggambarkan sesuatu dengan cara mereka sendiri, menunjukkan contohnya, mencoba mempraktikkan keterampilan, dan mengerjakan tugas yang menuntut pengetahuan yang telah atau harus mereka dapatkan. Jelas bahwa dalam kegiatan belajar, subyek belajar, subyek didik atau siswa harus aktif berbuat. Dengan kata lain, bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas, proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. Pembelajaran aktif mengkondisikan agar siswa selalu melakukan pengalaman belajar yang bermakna dan senantiasa berpikir tentang apa yang dilakukannya selama pembelajaran. Pembelajaran aktif melibatkan siswa untuk melakukan sesuatu dan berpikir tentang sesuatu yang sedang dilakukannya. Dalam rangka mewujudkan proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, guru menggunakan strategi pembelajaran aktif. Strategi pembelajaran aktif ini merupakan teknik yang dapat digunakan oleh guru yang bertujuan untuk menjadikan peserta didik belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar aktif berarti merekalah yang mendominasi pembelajaran, alhasil pembelajaran pun menjadi berpusat pada peserta didik.31 Konsep pembelajaran aktif berkembang setelah sejumlah institusi melakukan riset tentang lamanya ingatan siswa terhadap materi pembelajaran terkait dengan metode pembelajaran yang dipergunakan. Pembelajaran aktif lebih menekankan pada pendekatan pembelajaran dengan esensi mengaktifkan siswa dalam pembelajaran yang dilaksanakan dengan strategi pembelajaran berbasis siswa (student centered learning). Jumlah siswa dalam pembelajaran aktif bebas, boleh perseorangan atau kelompok belajar, yang penting siswa harus aktif, sedangkan menifestasinya dalam pembelajaran berkelompok dapat diwujudkan  dengan metode pembelajaran kolaboratif, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis masalah, dan pembelajaran berbasis proyek. Oleh karena itu tidak ada sintaks khusus pembelajaran aktif, bergantung pada metode yang dipilih lebih lanjut. Mendefinisikan pembelajaran aktif sebagai semua hal yang terkait dengan pembelajaran di kelas yang memfasilitasi siswa untuk melakukan banyak kegiatan dan tidak sekedar melihat, mendengarkan dan membuat catatan. Siswa melakukan pembelajaran aktif jika semuanya terlibat aktif untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, tertantang menyelesaikan masalah yang disampaikan guru bekerja secara aktif sebagai individu maupun kelompok kecil dan saling bertukar pikiran, saling berbagi pengetahuan yang dimiliki pada situasi pembelajaran dalam kelas. Terkait pembelajaran aktif, pembelajaran aktif terdiri dari dua komponen utama, yakni komponen pengalaman (experience) dan komponen dialog. Lebih lanjut komponen pengalaman terdiri dari pengalaman melakukan (doing) dan pengalaman mengamati (observing) sedangkan komponen dialog terdiri dari dialog dengan diri sendiri (dialogue with self) dan dialog dengan orang lain (dialogue with others) Aktivitas belajar itu banyak sekali macamnya maka para ahli mengadakan klasifikasi atas macam-macam aktivitas tersebut. Salah satu ahli tersebut yaitu Paul D. Dierich, ia menyebutkan dalam buku yang dikutip oleh Oemar Hamalik, jenis-jenis aktivitas siswa dalam belajar adalah sebagai berikut: 1) Kegiatan-kegiatan visual, yaitu aktivitas visual seperti membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain. 2) Kegiatan-kegiatan lisan, seperti mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, bertanya, mengeluarkan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi. 3) Kegiatan-kegiatan mendengarkan, seperti mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio. Kegiatan-kegiatan menulis, misalnya menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, membuat rangkuman, mengerjakan tes, mengisi angket. 5) Kegiatan-kegiatan menggambar, seperti membuat grafik, diagram peta, dan pola. 6) Kegiatan-kegiatan metrik, seperti melakukan percobaan, memilih alatalat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan. 7) Kegiatan-kegiatan mental, seperti merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, membuat putusan. 8) Kegiatan-kegiatan emosional, seperti minat, membedakan, berani, tenang. Pembelajaran aktif memiliki beberapa karateristik. Menurut Bonwell dalam buku yang dikutip oleh Umi Machmudah dan Abdul Wahab Rosyidi, menjelaskan bahwa karateristik pembelajaran aktif tersebut di antaranya sebagai berikut: a) Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar melainkan pada pengembangan keterampialn pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas. b) Siswa tidak hanya mendengarkan pelajaran secara pasif, tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pelajaran. c) Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkanaan dengan materi pelajaran. d) Siswa lebih banyak dituntut berpikir kritis, meganalisa dan melakukan evaluasi. e) Umpan balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.

Tidak ada komentar: