Senin, 28 Juni 2021
Konsep Minat Belajar (skripsi dan tesis)
Sebelum mengetahui apa yang dimaksud dengan minat belajar terlebih
dahulu kita memahami apa yang dimaksud dengan minat dan belajar. Kata minat
secara etimologi berasal dari bahasa inggris “interest” yang berarti kesukaan,
perhatian (kecenderungan hati pada sesuatu). Dalam proses belajar siswa harus
memiliki rasa ketertarikan atau minat karenanya dari perasaan tersebut akan
mendorong siswa untuk meningkatkan perhatian serta antusiasnya dalam mengikuti
proses belajar.
Slameto (2003:57) menjelaskan, “Minat adalah kecenderungan yang tetap
untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati
siswa, diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang dan diperoleh rasa
kepuasan.”
Menurut Tampubolon dalam Iskandarwassid (2016:113), “Minat adalah
perpaduan antara keinginan dan kemauan yang dapat berkembang jika ada
motivasi.” Begitu pula menurut Iskandarwassid dan Dadang Sunendar (2016:114),
“Minat merupakan dasar pembentukan suatu kebiasaan.”
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa minat
merupakan sebuah rasa ketertarikan terhadap suatu kegiatan yang sebelumnya telah
dilakukan, sehingga menimbulkan perhatian serta rasa ingin tahu lebih tanpa
adanya paksaan. Seseorang yang memiliki minat terhadap suatu objek, cenderung
memberikan perhatian atau merasa senang yang lebih besar terhadap objek tersebut.
8
Namun apabila objek tersebut tidak menimbulkan rasa senang maka kegiatan atau
kebiasaan akan dilakukan kurang efektif dan efisien.
Belajar menurut Slavin dalam Chotimah dan Fathurrohman (2018:13)
adalah, “Perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku
sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.” Pendapat Sudjana
dalam Chotimah dan Fathurrohman (2018:15) yang menjelaskan, “Belajar bukanlah
kegiatan menghafal dan bukan pula mengingat, belajar adalah suatu proses yang
ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.” Sekait dengan hal tersebut,
Slameto (2010:2) mengemukakan, “Belajar merupakan suatu proses perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya”.
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
suatu perubahan berdasarkan pengalaman disertai perubahan dalam tingkah laku
ditandai dengan adanya perubahan yang relatif tetap. Belajar merupakan adanya
perubahan dalam kemampuan bereaksi dan diperkuat dengan adanya bentuk praktik
dan latihan.
Agar melengkapi pernyataan mengenai belajar terdapat prinsip belajar yang
dikemukakan Saleh dan wahab dalam Shovia (2017: 211), antara lain:
a. Belajar pada hakikatnya menyangkut potensi manusiawi, dan
kelakuannya.
b. Belajar memerlukan proses dan pemahaman serta kematangan diri para
siswa.
c. Belajar akan lebih mantap dan efektif, bila didorong dengan motivasi,
terutama motivasi dari dalam/dasar keutuhan/kesadaran atau intrinsic
motivation, lain halnya belajar dengan rasa takut atau dibarengi rasa
tertekan dan menderita.
d. Dalam banyak hal, belajar merupakan proses percobaan (dengan
kemungkinan berbuat keliru) dan conditioning atau pembiasaan. e. Kemampuan belajar seorang siswa harus diperhitungkan dalam rangka
menentukan isi pelajaran.
f. Belajar dapat melakukan tiga cara yaitu:
1) Diajar secara langsung
2) Kontrol, kontak, penghayatan, pengalaman langsung (seperti anak
belajar bicara, sopan santun, dan lainnya)
g. Belajar melalui praktik atau mengalami secara langsung akan lebih
efektif mampu membina sikap, keterampilan, cara berpikir kritis, dan
lain-lain, bila dibandingkan dengan belajar hafalan saja.
h. Perkembangan pengalaman anak didik akan banyak mempengaruhi
kemampuan belajar yang bersangkutan.
i. Bahan pelajaran yang bermakna/berarti, lebih mudah dan menarik unuk
dipelajari, dari pada bahan yang kurang bermakna.
j. Informasi tentang kelakuan baik, pengetahuan, kesalahan serta
keberhasilan siswa, banyak membantu kelancaran dan gairh belajar.
k. Belajar sedapat mungkin diubah ke dalam aneka ragam bentuk tugas,
sehingga anak anak melakukan dialog dalam dirinya atau mengalami
sendiri.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat aspek
psikologis yang muncul dari dalam diri peserta didik itu sendiri yang ditunjukkan
dengan adanya rasa ketertarikan, rasa suka, dan keinginan untuk melakukan
perubahan setelah melalui berbagi kegiatan dalam proses belajar untuk mendapat
pengetahuan dan pengalaman, dengan kata lain hal tersebut disebut dengan minat.
Minat belajar sebagai ekspresi dari rasa senang, ketertarikan dan
ditunjukkan oleh peserta didik dalam proses perubahan tingkah laku melalui rasa
antusias, keaktifan dan berpartisipasi dalam belajar. Minat merupakan pernyataan
dimana peserta didik memilik ketertarikan lebih terhadap suatu hal dibanding
lainnya, dan diaplikasikan melalui keikusertaan dalam sebuah aktivitas. Selain
antusias, peserta didik akan mencurahkan perhatian lebih besar terhadap subjek
tersebut. Minat belajar siswa dapat dinyatakan melalui pernyataan menyukai atau tidak
terhadap suatu hal, dapat pula dilihat dari sejauh mana siswa berperan dalam suatu
kegiatan. Siswa yang memiliki minat terhadap sebuah objek akan melakukan
perhatian yang lebih besar terhadap objek tersebut.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi minat siswa, salah satunya
karena keinginan mendapat nilai pelajaran yang tinggi. Melalui minat belajar akan
menimbulkan prestasi dan hasil belajar yang tinggi pula, sebaliknya minat belajar
yang kurang akan mengakibatkan prestasi belajar dan hasil belajar yang rendah pula.
Maka dari pernyataan tersebut diyakini bahwa minat mempengaruhi terhadap
prestasi dan hasil belajar siswa. Untuk itu guru sebagai pendidik yang memilki
kompetensi memahami siswa dan mampu melayani kebutuhan siswa adalah salah
satu upaya meningkatkan minat belajar siswa.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar