Alur pembelajaran transformatif menurut Gonigal (2005)
meliputi:
1) Mengaktifasi kejadian (Activating event)
Dipahami sebagai kondisi di mana cara pandang/perspektif yang
dimiliki seseorang selama ini ternyata mengandung keterbatasan,
kelemahan, dan kekurang-akuratan (Pada tahapan ini seseorang
memiliki disorienting dilemma atau merasa adanya kelemahan pada
perspektif yang dia miliki selama ini)
2) Tahap mengidentifikasi asumsi terkini (fase identifying current
assumption)
pada tahap ini seseorang mulai memahami secara mendalam tentang
perspektif yang dia miliki, mencoba untuk mengetahui dan memahamilebih jauh terhadap perspektif orang lain, serta berusaha mencari tahu
asumsi dasar atau keyakinan yang mendasari perspektif tersebut.
3) Mengharapkan refleksi diri secara kritis (Encouraging critical selfreflection)
Tahapan ini merupakan suatu fase di mana seseorang mulai ragu
terhadap keabsahan dari kebenaran asumsi dasar atau keyakinan yang
mendasari cara pandangnya selama ini.
4) Mengharapkan komunikasi secara kritis (Encouraging critical
discourse)
Pada tahap ini bertujuan untuk memperoleh penguatan atau
pemantapan dalam proses refleksi diri, dan sekaligus memperoleh
pemahaman lebih komprehensif terhadap perspektif lain beserta
asumsi dasar yang mendasarinya. Sebagai contoh seseorang
melakukan dialog secara intensif dengan orang lain, terutama mereka
yang memiliki perspektif lain.
5) Kesempatan untuk menguji paradikma/ prespektif baru
(Opportunity to test new paradigm/perspective)
Fase ini seseorang mulai tertarik untuk mecoba menggunakan cara
untuk memandang, memahami, atau memaknai terhadap kenyataan
atau pengalaman.
Senin, 28 Juni 2021
Alur Model Pembelajaran Transformatif (skripsi dan tesis)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar