Uji Kruskal-Wallis merupakan perluasan dari uji Mann-Witney dengan contoh
independen lebih dari dua. Misal, diketahui Xij adalah pengamatan ulangan ke-i
contoh ke- j , k banyaknya contoh acak yang diamati, dengan i = 1,2..,r dan
j = 1,2,..., k . Kemudian N adalah banyaknya keseluruhan pengamatan, merupakan
penjumlahan dari banyaknya pengamatan masing-masing contoh nj , atau dapat
dirumuskan menjadi:
∑=
=
k
j
j N n
1
(18)
Peringkatkan semua pengamatan untuk seluruh contoh dari data terkecil sampai
terbesar, sehingga peringkat data terkecil adalah 1 dan N adalah peringkat data
terbesar. Peringkat masing-masing pengamatan dilambangkan dengan ( ) R Xij . Perlu
diperhatikan bahwa dalam pemeringkatan, data yang sama atau kembar peringkatnya
dirata-ratakan. Rata-rata peringkat ini merupakan peringkat untuk masing-masing
pengamatan yang kembar. Keadaan ini yang membedakan uji Kruskall-Wallis terhadap
uji Median sebelumnya. Uji Kruskall-Wallis mempertimbangkan pengamatan yang
kembar, sedangkan uji Median tidak mempermhatikan informasi tersebut.
Setelah data diperingkatkan, kemudian dihitung jumlah peringkat keseluruhan
pengamatan pada masing-masing contoh. Jumlah peringkat keseluruhan pengamatan
pada contoh ke- j dilambangkan dengan Rj , perhitungannya menggunakan
∑ ( ) =
=
k
j
Rj R Xij
1
(19)
Kemudian hitung statistik uji Kruskal-Wallis dengan rumus (20) atau (21).
Conover (1971) menyatakan bahwa asumsi-asumsi yang diperlukan untuk
melakukan pengujian dengan menggunakan uji Kruskal-Wallis adalah:
1. Semua contoh merupakan contoh acak dari populasinya.
2. Sebagai tambahan dari independensi dalam tiap contoh, juga ada
independensi antar contoh.
3. Semua peubah acak Xij kontinu (sejumlah nilai kembar masih
diperbolehkan).
4. Skala pengukurannya minimal skala ordinal.
5. Fungsi sebaran k populasi identik atau beberapa populasi cenderung
memiliki nilai yang lebih besar dari populasi lainnya.
Sedangkan, hipotesis uji Kruskal-Wallis dapat dinyatakan dengan
: H0 Semua fungsi sebaran k populasi identik
: H1 Sedikitnya ada satu populasi cendrung memiliki nilai yang lebih besar
dari populasi lainnya.
Uji Kruskal-Wallis sensitif terhadap perbedaan diantara rata-rata k populasinya,
sehingga hipotesis alternatifnya dapat juga ditulis menjadi
:
H1 k populasi tidak memiliki rata-rata yang sama
Kajian Uji Nonparametrik Pengaruh Perlakuan Tetap pada RAL
Distribusi pasti dari H dapat ditentukan, tetapi untuk contoh dan pengulangan
yang sedikit karena perhitungannya akan menjadi rumit untuk yang lebih besar.
Kruskal-Wallis mengusulkan untuk menggunakan tabel Kruskal-Wallis untuk ukuran
contoh kurang dari atau sama dengan lima dan dan banyaknya contoh sama dengan
tiga. Jika tidak demikain, maka digunakan distribusi Kai-Kuadrat sebagai pendekatan.
Adapun aturan pengambilan keputusan pengujian dengan menggunakan statistik
uji Kruskal-Wallis adalah
1. Jika dalam pengujian digunakan k = 3 dan n j k j ≤ 5, =1,2,..., , maka daerah
kritis pasti berukuran α dapat diperoleh dari tabel Kruskal-Wallis pada
lampiran. Jika nilai H lebih besar dari H pada pada tabel Kruskal-Wallis yang
bersesuaian, maka tolak hipotesis nol pada taraf pengujian tertentu.
2. Untuk k > 3 dan n j k j > 5, =1,2,..., , digunakan pendekatan dengan distribusi
kai-kuadrat dengan derajat bebas k −1. Jika nilai H lebih besar atau sama
dengan kai-kuadrat dengan derajat bebas k −1, maka tolak hipotesis nol pada
taraf nyata α tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar