Tingkat narsisme seorang klien akan dinilai oleh auditor sebagai suatu bentuk
kepribadian yang dapat melakukan rasionalisasi terhadap kecurangan terjadi (Johnson, Kuhn,
Apostolou, Hassel, 2013). Schwartz (1991) dalam Amemic dan Craig (2010) menyebutkan
bahwa akuntansi sebagai bagian dari sistem keuangan, menawarkan “peluang narsisme” yang
lebih besar daripada fungsi manajemen yang lain misalnya bagian operasi. Menurut Rijsenbilt
dan Commandeur (2013) terdapat hubungan positif antara narsisme dengan tindakan curang.
Hal ini akan berbahaya apabila seseorang dengan narsisme tersebut memiliki kewenangan
yang dapat mempengaruhi kebijakan bawahannya (Amemic dan Craig, 2010). Penelitian
Johnson, et al.(2013) menyajikan kesimpulan mengenai adanya peningkatan penilaian risiko
kecurangan yang dilakukan oleh auditor ketika manajer menampilkan sikap narsisme.
Sehingga narsisme dari seorang manajer klien dapat digunakan sebagai salah satu
pengukuran dalam penilaian risiko kecurangan (Johnson, et al., 2013).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar