McQuail (1987: 72) membagi motif penggunaan media oleh individu ke dalam
empat kelompok. Adapun pembagian tersebut adalah:
1. Motif informasi.
a. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan
lingkungan terdekat, masyarakat, dan dunia.
b. Mencari bimbingan berbagai masalah praktis, pendapat, dan hal-hal
yang berkaitan dengan penentuan pilihan.
c. Memuaskan rasa ingin tau dan minat umum.
d. Belajar, pendidikan diri sendiri.
e. Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan.
2. Motif identitas pribadi.
a. Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi.
b. Menemukan model perilaku.
c. Mengidentifikasi diri dengan nilai-nilai lain dalam media.
d. Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri.
3. Motif integrasi dan interaksi sosial.
a. Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain.
b. Mengidentifikasi diri dan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki.
c. Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial.
d. Memperoleh teman selain dari manusia e. Membantu menjalankan peran sosial.
f. Memungkinkan diri untuk menghubungi sanak keluarga, teman, dan
masyarakat.
4. Motif hiburan.
a. Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan.
b. Bersantai.
c. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis.
d. Mengisi waktu.
e. Penyaluran emosi.
Sedangkan menurut, Papacharissi dan Rubin (2000) menyatakan bahwa terdapat
lima motif utama seseorang dalam menggunakan media (dalam Malau, Medina,
Christin: 2016) sebagai berikut:
1. Motif Utility
2. Motif Passing Time
3. Motif Seeking Information
4. Motif Convenience
5. Motif Entertainment
Dalam penelitian ini, skala yang digunakan adalah skala pengukuran motif dari
McQuail (1987). Dari beberapa macam – macam motif di atas, peneliti hanya
menggunakan satu motif saja yaitu motif identitas pribadi, karena dengan adanya
kemajuan baru layaknya media sosial khusunya instagram, memberikan ruang yang seluas-luasnya bagi setiap individu (remaja) untuk berkreasi dalam menampilkan
identitas masing-masing dengan cara memposting foto selfie di instagram dengan
berbagai macam motif. Menurut Ali & Asrori (2014: 9) secara psikologis individu
yang berada pada usia remaja atau individu yang berada pada jenjang sekolah
menengah atas tidak menginginkan untuk dianggap seperti anak kecil melainkan
ingin dianggap lebih atau sama seperti orang dewasa, sehingga individu yang berada
pada masa ini memiliki ciri-ciri masa mencari identitas atau jati diri. Identitas diri
pada remaja merupakan perwujutan masa peralihan yang memungkinkan remaja
untuk menyaring dan beridentifikasi untuk mencapai kematangan individu (mental,
emosi, sosial, dan fisik).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar