Perundungan merupakan perilaku yang dilakukan dengan cara di
sengaja untuk memberi perasaan yang tidak nyaman pada seseorang. Seperti
Mencaci, merendahkan, mencela, memberikan julukan, menendang
mendorong memukul meminta uang (merampas, pemerasan), dan menolak
untuk berteman merupakan bentuk yang nyata dalam perilaku perundungan.
Adapun perilaku yang lebih sering terjadi di kalangan remaja adalah
memojokan siswa baru atau adik kelas. Perilaku tersebut sangat sering
disamarkan dengan alasan mereka hanya untuk mengajari adik kelas tentang
perilaku sopan santun yang ada di sekolah (Yuli & Welhendri 2017). Pelaku
perundungan biasanya secara berlebihan sering bersikap agresif, destruktif
28
dan memiliki dominasi mereka yang lebih atas anak-anak yang lain (Carney
& Merrell, 2001; NSSC, 1995, dalam Smokowski & Kopasz, 2005). Mereka
juga cenderung mudah tersinggung, meledak-ledak, dan memiliki toleransi
yang rendah terhadap frustasi (Olweus, 1993, dalam Smokowski & Kopasz,
2005).
Menurut Marsita dan Minauli (2014) salah satu penyebab siswa
yang melakukan perundungan yaitu karena rendahnya kontrol diri pada
siswa. Individu dengan kontrol diri yang rendah memiliki kecenderungan
menjadi impulsif, senang melakukan perbuatan yang berisiko, dan
berpikiran sempit.
Kontrol diri merupakan pengendalian tingkah laku dimana
seseorang melakukan pertimbangan-pertimbangan terlebih dahulu sebelum
memutuskan untuk bertindak sesuatu. Semakin tinggi kontrol diri yang
dimiliki seseorang, maka akan semakin intens pula orang tersebut
mengadakan pengendalian terhadap tingkah laku. Sedangkan menurut
Sarafino (2012) kontrol diri adalah kemampuan untuk menahan diri dari
emosi yang kita miliki, impuls, dan keinginan.
Gottfredson dan Hirsch (dalam Gibson, 2010) yang menyatakan
bahwa kontrol diri yang rendah meningkatkan kemungkinan pada hampir
semua jenis tindakan kejahatan dan penyimpangan yang membawa
kesenangan, kepuasan, dan pemenuhan dalam jangka pendek. Seperti
kenakalan remaja, tindakan kriminal, dan penyimpangan umum sepanjang
kehidupan. Kontrol diri yang rendah seringkali dikaitkan dengan berbagai
29
tindakan menyimpang, seperti perilaku delikuen (Permono, 2014), bahkan
tindak kriminal.
Kontrol diri adalah hal yang bersifat internal, artinya masing-masing
individu memiliki kemampuan kontrol diri yang tidak sama, dengan adanya
kontrol diri remaja dapat mengatur perilakunya secara positif dan
mempertimbangkan konsekuensi yang dihadapi sehingga menghindari
perbuatan yang menyimpang seperti tidak melakukan tindakan kekerasan
terhadap teman-teman sekolahnya. Menurut Denson (2012) ketika
dorongan untuk berbuat menyimpang maupun agresi sedang mencapai
puncaknya, kontrol diri dapat membantu seseorang menurunkan perilaku
negatif seperti perundungan dengan mempertimbangkan aspek aturan dan
norma sosial yang berlaku.
Menurut Tangney dkk (2004) terdapat 5 aspek kontrol diri yaitu
disiplin diri, kesengajaan, kebiasaan baik, etika kerja, dan kepercayaan.
Aspek-aspek yang ada dalam kontrol diri menunjukkan bahwa tiap-tiap
individu yang memiliki kontrol diri akan membuat remaja cenderung
menunjukkan sifat disiplin diri, selalu berusaha untuk berhati-hati, memiliki
kebiasaan yang baik, memiliki etika dalam bekerja, dan konsisten. Untuk
mencegah maupun mengurangi timbulnya perilaku perundungan di sekolah
salah satunya diperlukan adanya kemampuan dalam mengontrol dirinya saat
bergaul dan berinteraksi di lingkungan sekolahnya.
Sejalan dengan pemaparan di atas, remaja yang memiliki kontrol diri
yang baik akan cenderung melakukan perimbangan-pertimbangan terlebih
30
dahulu sebelum bertindak. Mereka akan memikirkan dampak dari
perbuatannya terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Sehingga remaja
dengan kontrol diri yang baik akan memilih untuk tidak terlibat dalam
berbagai perilaku negatif seperti perundungan.
Beberapa penelitian mencoba mengkaitkan antara kontrol diri dan
perilaku perundungan. Chui dan Chan (2013) melakukan penelitian
terhadap 365 siswa di Macau yang berusia antara 10 dan 17 tahun. Dari
penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa perundungan berhubungan
negatif dengan tingkat kontrol diri siswa. Penelitian terbaru dari Moon dan
Alarid (2015) dengan partisipan 300 orang pemuda, mendapatkan hasil
bahwa pemuda dengan kontrol diri yang rendah kemungkinan besar akan
terlibat perundungan fisik dan psikologis.
Kontrol diri yang positif akan menjembatani dari berbagai
dorongan-dorongan dan tingkah laku negatif, termasuk perundungan.
Dengan demikian, kontrol diri dimungkinkan menjadi salah satu penyebab
timbulnya perundungan di sekolah. Remaja memiliki kontrol diri yang baik
cenderung tidak melakukan perundungan. Sementara remaja yang memiliki
kontrol diri yang rendah cenderung akan melakukan perundungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar