Rabu, 28 Oktober 2020

Faktor yang mempengaruhi perilaku perundungan (skripsi dan tesis)

Faktor-faktor yang mempengaruhi perundungan menurut Yusuf dan Fahrudin (2012) yaitu: 
 1. Faktor individu 
Terdapat dua kelompok individu yang terlibat secara langsung dalam peristiwa perundungan, yaitu pelaku perundungan dan korban perundungan. Kedua kelompok ini merupakan faktor utama yang mempengaruhi perilaku perundungan. Ciri kepribadian dan sikap seseorang individu mungkin menjadi penyebab kepada suatu perilaku perundungan. 
a. Pelaku perundungan
 Pelaku perundungan cenderung menganggap dirinya senantiasa diancam dan berada dalam bahaya. Pelaku perundungan ini biasanya bertindak menyerang sebelum diserang. Biasanya, pelaku perundungan memiliki kekuatan secara fisik dengan penghargaan diri yang baik dan berkembang. Pelaku perundungan juga biasanya terdiri dari kelompok yang coba membina atau menunjukkan kekuasaan kelompok mereka dengan mengganggu dan mengancam anak-anak atau murid lain yang bukan anggota kelompok. Kebanyakan dari mereka menjadi pelaku perundungan sebagai bentuk balas dendam. Dalam kasus ini peranan sebagai korban perundungan telah berubah peranan menjadi pelaku perundungan.
 b. Korban perundungan
 Korban perundungan ialah seseorang yang menjadi sasaran bagi berbagai tingkah laku agresif. Dengan kata lain, korban perundungan ialah orang yang dirundungi atau sasaran perundung. Anak-anak yang sering menjadi korban perundungan biasanya menonjolkan ciri-ciri tingkah laku internal seperti  bersikap pasif, sensitif, pendiam, lemah dan tidak akan membalas sekiranya diserang atau diganggu. Secara umum, anak-anak yang menjadi korban perundungan karena mereka memiliki kepercayaan diri dan penghargaan diri (self esteem) yang rendah.
 2. Faktor keluarga
 Latar belakang keluarga turut memainkan peranan yang penting dalam membentuk perilaku perundungan. Orang tua yang sering bertengkar atau berkelahi cenderung membentuk anak-anak yang beresiko untuk menjadi lebih agresif. Anakanak yang mendapat kasih sayang yang kurang, didikan yang tidak sempurna dan kurangnya diberikan ajaran yang positif akan berpotensi untuk menjadi pelaku perundungan. 
3. Faktor teman sebaya 
Teman sebaya memainkan peranan yang tidak kurang pentingnya terhadap perkembangan dan pengukuhan tingkah laku perundungan, sikap anti sosial dan tingkah laku di kalangan anak-anak. Kehadiran teman sebaya sebagai pengamat, secara tidak langsung, membantu pelaku perundungan memperoleh dukungan kuasa, popularitas, dan status. Dalam banyak kasus, saksi atau teman sebaya yang melihat, umumnya mengambil sikap berdiam diri dan tidak mau campur tangan.
 4. Faktor sekolah 
Lingkungan, praktik dan kebijakan sekolah mempengaruhi aktivitas, tingkah laku, serta interaksi pelajar di sekolah. Rasa aman dan dihargai merupakan dasar kepada pencapaian akademik yang tinggi di sekolah. Jika hal ini tidak dipenuhi, maka pelajar mungkin bertindak untuk mengontrol lingkungan mereka dengan melakukan tingkah laku anti sosial seperti melakukan perundungan terhadap orang lain. Managemen dan pengawasan disiplin sekolah yang lemah akan mengakibatkan lahirnya tingkah laku perundungan di sekolah.
 5. Faktor media Paparan aksi dan tingkah laku kekerasan yang sering ditayangkan oleh televisi dan media elektronik akan mempengaruhi tingkah laku kekerasan anakanak dan remaja. Beberapa waktu yang lalu, masyarakat diramaikan oleh perdebatan mengenai dampak tayangan Smack-Down di sebuah televisi swasta yang dikatakan telah mempengaruhi perilaku ke-kerasan pada anak-anak. Meskipun belum ada kajian empiris dampak tayangan Smack-Down di Indonesia, namun para ahli ilmu sosial umumnya menerima bahwa tayangan yang berisi kekerasan akan memberi dampak baik jangka pendek maupun jangka panjang kepada anak-anak. 
6. Faktor kontrol diri 
Kontrol diri adalah faktor yang berasal dari diri individu. Kontrol diri yang dimiliki setiap individu berbeda-beda, ada yang memiliki kontrol diri yang tinggi dan ada yang memiliki kontrol diri yang rendah. Menurut Denson (2012) kontrol diri dapat menurunkan agresi dengan mempertimbangkan aspek dan aturan yang berlaku. Dengan adanya kontrol diri individu dapat mengatur perilakunya secara positif dan mempertimbangkan kosekuensi yang di hadapi sehingga menghindari untuk melakukan tindakan kekerasan terhadap teman-temannya. 22 Berdasarkan penjelasan faktor-faktor diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi munculnya perilaku perundungan dikarenakan adanya perasaan ingin mendominasi dan balas dendam yang ada dalam diri perundung, rendahnya kepercayaan diri yang dimiliki oleh korban rundungan sehingga merasa dirinya memang pantas diperlakukan layaknya di dirundung. lingkungan sekolah yang tidak harmonis, kondisi keluarga yang tidak rukun, adanya faktor dari media seperti halnya tayangan di televisi yang banyak menayangkan kekerasan sehingga banyak yang mengikuti aksi di tayangan tersebut dan rendahnya kontrol diri yang dimiliki oleh invidu. Alasan saya lebih pada kontrol diri dalam penelitian saya karena dari semua faktor kontrol diri yang paling berperan dalam kehidupan sehari-hari, karena kontrol diri yang memutuskan seseorang untuk mengambil keputusan yang benar atau yang salah. 
Sedangkan faktor yang mempengaruhi perilaku perundungan menurut Astuti (2008) antara lain: 
1. Perbedaan kelas (senioritas), ekonomi, agama, jender, etnisitas atau rasisme. Biasanya muncul karena ada perbedaan strata atau tingkat ekonomi dari mayoritas yang berada di lingkungan tersebut yang menyebabkan munculnya perilaku perundungan. 
2. Tradisi senioritas, sebagai tempat munculnya perilaku perundungan, yang paling terlihat saat MOS atau masa orientasi siswa dimana kakak-kakak kelasnya selalu menunjukkan bahwa merekalah yang paling berkuasa karena mereka 16 sudah lama 23 bersekolah di sekolah tersebut daripada adik tingkatnya tersebut, sehingga adik tingkatnya harus menuruti apa kata kakak kelasnya.
 3. Senioritas, sebagai salah satu perilaku perundungan seringkali pula justru diperluas oleh siswa sendiri sebagai kejadian yang bersifat laten. Bagi mereka keinginan untuk melanjutkan masalah senioritas ada untuk hiburan, penyaluran dendam, iri hati atau mencari popularitas, melanjutkan tradisi atau menunjukkan kekuasaan
. 4. Keluarga yang tidak rukun, juga menjadi salah satu timbulnya perilaku perundungan, jika para orang tua sering bertengkar bahkan sampai menunjukkan kekerasan di hadapan anak-anaknya maka anak akan mengikuti apa yang dilakukan oleh orang tuanya, begitu juga jika kurangnya rasa kasih sayang yang diberikan orang tua kepada anaknya, hal ini juga akan membuat anak memiliki perilaku agresif.
 5. Situasi sekolah yang tidak harmonis, hal ini juga memberikan pengaruh munculnya perilaku perundungan, seperti halnya jika para guru yang kurang dalam memberikan pengawasan terhadap para siswa, dan adanya peraturan yang dibuat hanya untuk formalitas saja tetapi tidak benar-benar dipergunakan semestinya. 
6. Karakter individu atau kelompok seperti:
 a. Dendam atau iri hati.
 b. Adanya semangat ingin menguasai korban dengan kekuasaan fisik dan daya tarik seksual. 
 c. Untuk meningkatkan popularitas pelaku di kalangan teman sepermainannya (peers).
 d. Persepsi nilai yang salah atas perilaku korban, karena rendahnya kepercayaan diri dan (self esteem) yang dimiliki korban, korban seringkali merasa bahwa dirinya memang pantas untuk mendapat perilaku perundungan. 
Berdasarkan penjelasan faktor-faktor diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi munculnya perilaku perundungan dikarenakan adanya perasaan ingin mendominasi dan balas dendam yang ada dalam diri pelaku perundungan, rendahnya kepercayaan diri yang dimiliki oleh korban perundungan sehingga merasa dirinya memang pantas dirundung. lingkungan sekolah yang tidak harmonis, kondisi keluarga yang tidak rukun, adanya faktor dari media seperti halnya tayangan di televisi yang banyak menayangkan kekerasan sehingga banyak yang mengikuti aksi ditayangan tersebut dan rendahnya kontrol diri yang dimiliki oleh invidu. Berdasarkan penjelasan diatas kontrol diri sangat berpengaruh pada perilaku perundungan karena kontrol diri adalah kemampuan untuk mengontrol diri sendiri untuk menghindarkan dari perilaku yang tidak diharapkan, salah satu penyebab perilaku perundungan yaitu faktor keluarga yang tidak rukun, orang tua yang sering bertengkar dan bahkan menunjukan kekerasan dihadapan anak-anaknya maka anak akan mengikuti apa yang dilakukan oleh orang tuanya, ditambah dengan kurangnya rasa kasih sayang yang diberikan orang tua kepada anaknya. Hal ini dapat berdampak anak memiliki perilaku yang agresif

Tidak ada komentar: