Proses
Penerapan inovasi proses memang menjanjikan perubahan secara
drastis pada organisasi perusahaan dan proses bisnis. Jika inovasi proses berhasil
maka perusahaan akan bisa meningkatkan kinerja organisasi dan karyawannya
(Davidson, 1993). Tetapi sebaliknya, jika upaya inovasi proses mengalami
kegagalan maka resiko yang dialami perusahaan akan timbul. Menurut Clemons
(1995) dalam Ellitan (2009:73) berbagai resiko yang mungkin dialami oleh
perusahaan antara lain:
1. Resiko teknis (technical risk) yaitu resiko yang terjadi karena
terbatasnya kapabilitas teknologi yang digunakan organisasi dalam
proses inovasinya.
2. Resiko finansial (financial risk) terjadi proyek inovasi proses tidak
berjalan sesuai dengan rencana atau jika tidak selesai tepat pada
waktunya dan tidak sesuai dengan rencana atau jika tidak selesai tepat pada waktunya dan tidak sesuai dengan biaya yang
dianggarkan.
3. Resiko politis (political risk) yaitu terjadinya resitance to change
terhadap proyek-proyek inovasi proses.
4. Resiko fungsional (functional risk) merupakan kesalahan disainer
sistem dalam memahami kebutuhan organisasi dan kurangnya
keterampilan dan pengetahuan pelaksana sehingga mengakibatkan
kapabilitas sistem yang dirancang tidak tepat.
5. Resiko proyek (project risk) adalah risiko yang bisa terjadi jika
peesonel pemroses data tidak memahami dan tidak familiar terhadap
teknologi baru sehingga menimbulkan masalah-masalah yang
kompleks.
Menurut Ellitan (2009:74) terdapat empat faktor utama penyebab
kegagalan inovasi proses antara lain:
1. Menolak untuk berubah (resistance to change)
Resistance to change merupakan masalah utama inovasi proses yang
bisa terjadi karena inovasi proses tidak hanya terkait dengan
teknologi tetapi juga berpengaruh terhadap lingkungan, perilaku,
nilai-nilai, dan budaya organisasi terlebih jika dilakukan rightsizing.
Di samping itu, resistance to change juga dipicu oleh tidak adanya
visi, dan lingkungan operasi, dan lingkungan bisnis radikal. 2. Kurangnya komitmen manajemen (lack of management commitment)
Komitmen manajemen sangat diperlukan dalam melakukan inovasi
proses dan akan mengahadapi kemungkinan kegagalan yang sangat
besar tanpa adanya komitmen penuh pucuk pimpinan dalam arti
mereka harus memahami bagaimana peran pimpinan dalam suatu
organisasi yang sedang mengalami perubahan radikal dan
membangun konsensus semua jenjang hirarki.
3. Sistem informasi yang kurang memadai
Ellitan (2009) mengemukakan bahwa sebagian besar perusahaan
yang gagal dalam proyek inovasi proses disebabkan oleh adanya
sistem informasi yang kurang memadai dan tidak menempatkan
sistem informasi sebagai mitra kerja yang benar (true partner).
4. Kurangnya keluasan (breadth) dan kedalaman (depth) analisis
terhadap faktor-faktor kritis inovasi proses
Kurangnya keluasan dan kedangkalan dalam mengidentifikasi
faktor-faktor kritis inovasi proses menyebabkan kegagalan dalam
proyek inovasi proses. Yang dimaksud keluasan disini meliputi
aktivitas-aktivitas yang perlu dilakukan manajer untuk
mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang akan dan sedang didesain
kembali untuk menciptakan nilai dalam unit bisnis dan organisasi
secara keseluruhan. Untuk kedalaman menyangkut identifikasi
seberapa besar unsur-unsur peran, tanggung jawab, pengukuran dan
47
intensif, struktur organisasi, teknologi informasi, nilai-nilai bersama
dan skill keberhasilan inovasi proses
Tidak ada komentar:
Posting Komentar