Potter dan Perry (2005) menyatakan kehilangan dapat
dikelompokkan dalam 5 kategori: kehilangan objek eksternal, kehilangan
lingkungan yang telah dikenal, kehilangan orang terdekat, kehilangan aspek
diri, dan kehilangan hidup.
1. Kehilangan objek eksternal
Kehilangan benda eksternal mencakup segala kepemilikan yang
telah menjadi usang, berpindah tempat, dicuri, atau rusak karena bencana
alam. Bagi seorang anak benda tersebut mungkin berupa boneka atau
selimut, bagi seorang dewasa mungkin berupa perhiasan atau suatu
aksesoris pakaian. Kedalaman berduka yang dirasakan seseorang tehadap
benda yang hilang tergantung pada nilai yang dimiliki orang tersebut
terhadap benda yang dimilikinya, dan kegunaan dari benda tersebut.
.2. Kehilangan lingkungan yang telah dikenal
Kehilangan yang berkaitan dengan perpisahan dari lingkungan
yang telah di kenal mencakup meninggalkan lingkungan yang telah
dikenal selama periode tertentu atau kepindahan secara permanen.
Contohnya, termasuk pindah ke kota baru, mendapat pekerjaan baru, atau
perawatan di rumah sakit. Kehilangan melalui perpisahan dari lingkungan
yang telah di kenal dan dapat terjadi melalui situasi maturasional,
misalnya ketika seorang lansia pindah ke rumah perawatan, atau situasi situasional, contohnya kehilangan rumah akibat bencana alam atau
mengalami cedera atau penyakit.
Perawatan dalam suatu institusi mengakibatkan isolasi dari
kejadian rutin. Peraturan rumah sakit menimbulkan suatu lingkungan
yang sering bersifat impersonal dan demoralisasi. Kesepian akibat
lingkungan yang tidak dikenal dapat mengancam harga diri dan membuat
berduka menjadi lebih sulit.
.3. Kehilangan orang terdekat
Orang terdekat mencakup orang tua, pasangan, anak-anak,
saudara sekandung, guru, pendeta, teman, tetangga, dan rekan kerja. Artis
atau atlet yang telah terkenal mungkin menjadi orang terdekat bagi orang
muda. Riset telah menunjukkan bahwa banyak hewan peliharaan sebagai
orang terdekat. Kehilangan dapat terjadi akibat perpisahan, pindah,
melarikan diri, promosi di tempat kerja, dan kematian.
4. Kehilangan aspek diri
Kehilangan aspek dalam diri dapat mencakup bagian tubuh,
fungsi fisiologis, atau psikologis. Kehilangan bagian tubuh dapat
mencakup anggota gerak, mata, rambut, gigi, atau payudara. Kehilangan
fungsi fisiologis mencakup kehilangan kontrol kandung kemih atau usus,
mobilitas, kekuatan, atau fungsi sensoris. Kehilangan fungsi psikologis
termasuk kehilangan ingatan, rasa humor, harga diri, percaya diri,
kekuatan, respek atau cinta. Kehilangan aspek diri ini dapat terjadi akibat
penyakit, cedera, atau perubahan perkembangan atau situasi. Kehilangan seperti ini, dapat menurunkan kesejahteraan individu. Orang tersebut
tidak hanya mengalami kedukaan akibat kehilangan tetapi juga dapat
mengalami perubahan permanen dalam citra tubuh dan konsep diri.
5. Kehilangan hidup
Sesorang yang menghadapi kematian menjalani hidup,
merasakan, berpikir, dan merespon terhadap kejadian dan orang
sekitarnya sampai terjadinya kematian. Perhatian utama sering bukan
pada kematian itu sendiri tetapi mengenai nyeri dan kehilangan kontrol.
Meskipun sebagian besar orang takut tentang kematian dan gelisah
mengenai kematian, masalah yang sama tidak akan pentingnya bagi
setiap orang.
Setiap orang berespon secara berbeda-beda terhadap kematian.
orang yang telah hidup sendiri dan menderita penyakit kronis lama dapat
mengalami kematian sebagai suatu perbedaan. Sebagian menganggap
kematian sebagai jalan masuk ke dalam kehidupan setelah kematian yang
akan mempersatukannya dengan orang yang kita cintai di surga.
Sedangkan orang lain takut perpisahan, dilalaikan, kesepian, atau cedera.
Ketakutan terhadap kematian sering menjadikan individu lebih
bergantung.
Maslow (1954 dalam Videback, 2008) tindakan manusia dimotivasi
oleh hierarki kebutuhan, yang dimulai dengan kebutuhan fisiologis, (makanan,
udara, air, dan tidur), kemudian kebutuhan keselamatan (tempat yang aman
untuk tinggal dan bekerja), kemudian kebutuhan keamanan dan memiliki. Apabila kebutuhan tersebut terpenuhi, individu dimotivasi oleh kebutuhan
harga diri yang menimbulkan rasa percaya diri dan adekuat. Kebutuhan yang
terakhir ialah aktualisasi diri, suatu upaya untuk mencapai potensi diri secara
keseluruhan. Apabila kebutuhan manusia tersebut tidak terpenuhi atau
diabaikan karena suatu alasan, individu mengalami suatu kehilangan.
Beberapa contoh kehilangan yang relevan dengan kebutuhan spesifik manusia
yang diindentifikasi dalam hierarki Maslow antara lain:
1. Kehilangan fisiologis
kehilangan pertukaran udara yang adekuat,
kehilangan fungsi pankreas yang adekuat, kehilangan suatu ekstremitas,
dan gejala atau kondisi somatik lain yang menandakan kehilangan
fisiologis.
2. Kehilangan keselamatan
kehilangan lingkungan yang aman, seperti
kekerasan dalam rumah tangga dan kekerasan publik, dapat menjadi titik
awal proses duka cita yang panjang misalnya, sindrom stres pasca trauma.
Terungkapnya rahasia dalam hubungan profesional dapat dianggap sebagai
suatu kehilangan keselamatan psikologis sekunder akibat hilangnya rasa
percaya antara klien dan pemberi perawatan.
3. Kehilangan keamanan dan rasa memiliki
kehilangan terjadi ketika
hubungan berubah akibat kelahiran, perkawinan, perceraian, sakit, dan
kematian. Ketika makna suatu hubungan berubah, peran dalam keluarga
atau kelompok dapat hilang. Kehilangan seseorang yang dicintai
mempengaruhi kebutuhan untuk mencintai dan dicintai.
4. Kehilangan harga diri
kebutuhan harga diri terancam atau dianggap sebagai
kehilangan setiap kali terjadi perubahan cara menghargai individu dalam
pekerjaan dan perubahan hubungan. Rasa harga diri individu dapat
tertantang atau dialami sebagai suatu kehilangan ketika persepsi tentang
diri sendiri berubah. Kehilangan fungsi peran sehingga kehilangan persepsi
dan harga diri karena keterkaitannya dengan peran tertentu, dapat terjadi
bersamaan dengan kematian seseorang yang dicintai.
5. Kehilangan aktualisasi diri
Tujuan pribadi dan potensi individu dapat
terancam atau hilang seketika krisis internal atau eksternal menghambat
upaya pencapaian tujuan dan potensi tersebut. Perubahan tujuan atau arah
akan menimbulkan periode duka cita yang pasti ketika individu berhenti
berpikir kreatif untuk memperoleh arah dan gagasan baru. Contoh
kehilangan yang terkait dengan aktualisasi diri mencakup gagalnya rencana
menyelesaikan pendidikan, kehilangan harapan untuk menikah dan
berkeluarga, atau seseorang kehilangan penglihatan atau pendengaran
ketika mengejar tujuan menjadi artis atau komposer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar