Minggu, 26 April 2020

Teori Keperilakuan Keuangan (behaviour finance) (skripsi dan tesis)


Shefrin (2010) mendefinisikan behaviour finance adalah studi yang mempelajari bagaimana fenomena psikologi mempengaruhi tingkah laku keuangannya. Tingkah laku dari para pemain saham tersebut dimana Shefrin (2010) menyatakan tingkat laku para praktisi. Menurut Pompian (2006), behavioral finance secara sederhana dapat didefinisikan sebagai aplikasi dari ilmu psikologi ke dalam disiplin ilmu keuangan. Istilah Behavioral finance semakin banyak dibahas di berbagai buku, artikel majalah, jurnal investasi dan berbagai penelitian, namun masih banyak kalangan memahami konsep yang mendasari Behavioral finance secara berbeda. Hal tersebut dapat dilihat dari pemberian istilah yang beraneka ragam bagi istilah Behavioral finance, diantaranya adalah Behavioral Science, Investor Psychology, Cognitive Psychology, Behavioral Economics, Experimental Economics dan Cognitive Science.
Nofsinger (2005) mendefinisikan perilaku keuangan yaitu mempelajari bagaimana manusia secara actual berperilaku dalam sebuah penentuan keuangan (a financial setting). Khususnya, mempelajari bagaimana psikologi mempengaruhi keputusan keuangan, perusahaan dan pasar keuangan. Kedua konsep yang diuraikan secara jelas menyatakan bahwa perilaku keuangan merupakan sebuah pendekatan yang menjelaskan bagaimana manusia melakukan investasi atau berhubungan dengan keuangan dipengaruhi oleh faktor psikologi. Sedangkan menurut Ricciardi dan Simon (2000) Behavioral finance mencoba menjelaskan dan meningkatkan pemahaman tentang pola – pola dari alasan investor termasuk aspek emosional dan derajat dari aspek tersebut dalam mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Secara lebih spesifik behavioral finance mencoba mencari jawaban atas what, why and how keuangan dan investasi dari sudut pandang manusia
Para investor dalam pasar modal kerap kali melakukan perilaku yang tidak rasional dan mengambil langkah bedasarkan judgement yang menyimpang jauh dari aspek rasionalitas, di mana hal tersebut dipengaruhi oleh unsur emosi, subyektifitas, dan bermacam unsur psikologi lainnya (Suryawijaya, 2003). Salah satu perilaku tidak rasional  yang  dilakukan  investor  adalah herding behaviour. Herding behaviour merupakan sikap investor, di mana investor tidak memperhitungkan informasi yang ada,  namun  mengikuti  konsensus  pasar  dan  mengikuti  keputusan  investor lain dalam  melakukan  keputusan  investasinya.   Beneerje  (1992),  mendeskripsikan herding behaviour seperti “semua orang melakukan apa yang kebanyakan orang lakukan, walaupun informasi pribadi yang mereka terima adalah untuk melakukan sesuatu yg berbeda dari yang dilakukan orang lain. Menurut Devenow dan Welch (1996), aspek pendorong herdingBehaviour yang irrasional  mengacu  pada  perilaku  psikologis  investor  yang  mencerminkan  bahwa  investor tersebut meniru perilaku investor lain tanpa melakukan analisis secara rasional yang didasarkan pada keyakinan sendiri. Sedangkan aspek rasionalnya didasarkan pada fakta-fakta,  di  mana  investor  menganggap  bahwa  melakukan herding merupakan keputusan yang terbaik karena dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal

Tidak ada komentar: