Shefrin (2010)
mendefinisikan behaviour finance
adalah studi yang mempelajari bagaimana fenomena psikologi mempengaruhi tingkah
laku keuangannya. Tingkah laku dari para pemain saham tersebut dimana Shefrin
(2010) menyatakan tingkat laku para praktisi. Menurut Pompian
(2006), behavioral finance secara sederhana dapat didefinisikan sebagai aplikasi
dari ilmu psikologi ke dalam disiplin ilmu keuangan. Istilah Behavioral finance semakin banyak
dibahas di berbagai buku, artikel majalah, jurnal investasi dan berbagai
penelitian, namun masih banyak kalangan memahami konsep yang mendasari Behavioral finance secara berbeda. Hal
tersebut dapat dilihat dari pemberian istilah yang beraneka ragam bagi istilah
Behavioral finance, diantaranya adalah Behavioral
Science, Investor Psychology, Cognitive Psychology, Behavioral Economics,
Experimental Economics dan Cognitive
Science.
Nofsinger (2005) mendefinisikan
perilaku keuangan yaitu mempelajari bagaimana manusia secara actual berperilaku
dalam sebuah penentuan keuangan (a
financial setting). Khususnya, mempelajari bagaimana psikologi mempengaruhi
keputusan keuangan, perusahaan dan pasar keuangan. Kedua konsep yang diuraikan
secara jelas menyatakan bahwa perilaku keuangan merupakan sebuah pendekatan
yang menjelaskan bagaimana manusia melakukan investasi atau berhubungan dengan
keuangan dipengaruhi oleh faktor psikologi. Sedangkan
menurut Ricciardi dan Simon (2000) Behavioral
finance mencoba menjelaskan dan meningkatkan pemahaman tentang pola – pola
dari alasan investor termasuk aspek emosional dan derajat dari aspek tersebut
dalam mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Secara lebih spesifik behavioral finance mencoba mencari
jawaban atas what, why and how
keuangan dan investasi dari sudut pandang manusia
Para investor dalam pasar modal kerap kali melakukan
perilaku yang tidak rasional dan mengambil langkah bedasarkan judgement
yang menyimpang jauh dari aspek rasionalitas, di mana hal
tersebut dipengaruhi oleh unsur emosi, subyektifitas, dan bermacam unsur
psikologi lainnya (Suryawijaya, 2003). Salah satu perilaku tidak rasional yang
dilakukan investor adalah herding behaviour. Herding behaviour
merupakan sikap investor, di mana investor tidak
memperhitungkan informasi yang ada, namun mengikuti
konsensus pasar dan
mengikuti keputusan investor
lain dalam
melakukan keputusan investasinya. Beneerje
(1992), mendeskripsikan
herding
behaviour seperti “semua orang melakukan apa yang kebanyakan orang
lakukan, walaupun informasi pribadi yang mereka terima adalah untuk melakukan
sesuatu yg berbeda dari yang dilakukan orang lain. Menurut
Devenow dan Welch (1996), aspek pendorong herdingBehaviour yang irrasional mengacu
pada perilaku psikologis
investor yang mencerminkan
bahwa investor tersebut meniru
perilaku investor lain tanpa melakukan analisis secara rasional yang didasarkan
pada keyakinan sendiri. Sedangkan aspek rasionalnya didasarkan pada
fakta-fakta, di mana
investor menganggap bahwa
melakukan herding merupakan keputusan yang terbaik karena dipengaruhi
oleh faktor-faktor eksternal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar