Menurut Qerda (2013) bahwa sebagian besar
sektor investasi menunjukan
indikasi herding selama periode bullish dan bearish. Perilaku investor yang
mengikuti investor lain terjadi ketika kondisi pasar naik atau turun. Hal ini dikarenakan adanya pandangan bahwa investor harus
mengikuti trend yang sedang terjadi untukmendapatkan keuntungan dalam
berinvestasi. Ditambahkan oleh Gleason
et al. (2014)
yang menemukan adanya kecenderungan perilaku ikut-ikutan
lebih terjadi selama periode dengan karakteristik abnormal
volatilitas. Penelitian lain yang dilakukan Tan et al. (2008) menemukan
efekasimetris selama periode dengan karakteristik volume transaksi yang tinggi
ataurendah. Gunawan et al (2008) dalam penelitiannya menemukan adanya perilaku herding pada kondisi market stress.
Christie
dan Huang (2015) mengutarakan bahwa herding
dapat dianalisis menggunakan
metode cross-sectional dari imbal
hasil asset. Sebagai dispersi cross-sectional
yang lebih kecil dari imbal hasil mengindikasi adanya pergerakan karena konsesus,
sehingga mengindikasi adanya perilaku herding.
Menurut pendapat Lao dan Singh (2011) yang
menyatakaninvestor akan mendapatkan harga saham dengan melakukan observasi dan
mengikuti tindakan investor lain karena tidak semua partisipan di pasar
mendapatkan informasi yang lengkap, selain itu modal yang dinvestasikan oleh
investor asing seringkali dalam jumlah
yang besar sehingga mampu menggerakan harga suatu saham di pasar modal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar