Herding behavior terjadi dikarenakan oleh kurang transparan informasi
yang tersedia di pasar. Para investor merasa informasi yang dibutuhkan untuk
membuat keputusan investasi kurang memadai. Menurut Kremer dan Nautz
(2012) perilaku herding terjadi ketika pasar tidak transparan, yaitu apabila
investor menghadapi ketidakpastian sumber informasi publik dan menerima
ketidakjelasan sinyal tentang perusahaan di masa depan. Hirshleifer dan Teoh
(2003) dan Brunnermeier (2001), dalam Chang, Cheng, dan Khorana (1999)
memberikan empat alasan mengapa investor institusi bertransaksi pada arah
yang sama :
a. Pertama, investor mengolah informasi yang sama.
b. Kedua, investor lebih memilih saham dengan ciri-ciri yang umum yaitu
“better-known” dan “liquid”.
c. Para manajer cenderung mengikuti langkah transaksi yang diikuti oleh
manajer lain untuk menjaga reputasinya.
d. Para manajer mengikuti valuasi harga saham dari manajer lainnya
(Guiterrez dan Kelley, 2009).
Menurut Bikchandani dan Sharma (2001, dalam Iman, 2012), saat
memiliki keterbatasan informasi, investor akan mengikuti gerakan investor lain
dalam mengambil keputusan berinvestasi yang pada akhirnya akan mengabaikan
signal miliknya dan mengikuti keputusan mayoritas (herding behavior) dan
membentuk suatu “information cascade” .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar