Menurut Halim (2005) tipe psikografi investor dapat dibedakan berdasarkan preferensi
investor terhadap risiko.
Tipe psikografi investor berdasarkan preferensi investor tersebut dapat dibedakan
menjadi tiga:
a.
Investor yang suka terhadap risiko (risk seeker)
Investor yang suka terhadap risiko (risk seeker) merupakan yang apabila
dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang
sama dengan risiko yang berbeda, maka ia akan lebih suka mengambil investasi
dengan risiko yang lebih besar. Investor jenis ini biasanya bersifat agresif
dan spekulatif dalam mengambil keputusan investasi. Widiatmojo dalam Putra
(2011) mengungkapkan bahwa investor berpreferensi resiko tinggi sangat
menikmati resiko
b.
Investor yang netral terhadap risiko (risk neutrality)
Investor yang netral terhadap risiko (risk neutrality) merupakan investor yang
akan meminta kenaikan pengembalian yang sama untuk setiap kenaikan risiko.
Investor jenis ini umunya cukup fleksibel dan bersikap hati-hati (prudent)
dalam mengambil keputusan investasi. Menurut
Harefa (dalam Putra, 2011) sebagian besar investor berada pada kelompok ini.
c.
Investor yang tidak suka terhadap risiko
(risk averter)
Investasi yang tidak suka terhadap
risiko (risk averter) merupakan
investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan
tingkat pengembalian yang sama dengan risiko yang berbeda, maka ia akan lebih
suka mengambil investasi dengan risiko yang lebih kecil. Investor jenis ini
selalu mempertimbangkan secara matang dan terencana atas keputusan
investasinya. Tipe risk averter akan senang ditawari saham yang memiliki beta
yang rendah karena resikonya juga rendah. Mereka cendering memilih investasi
dengan tingkat resiko rendah seperti tabungan deposito, unit link dan obligasi
pemerintah.
Dalam pernyataan lain
bahwa faktor psikografi minat produk investasi dapat dibedakan berdasarkan
minat, ketertarikan dan opini seseorang terhadap isu-isu di sekitarnya. Psikografik
sering diartikan sebagai pengukuran AIO (activity, Interest, Opinion), yaitu
pengukuran kegiatan, minat, dan pendapat konsumen. Psikografik memuat beberapa
pernyataan yang menggambarkan kegiatan, minat dan pendapat konsumen. Pendekatan
psikografik sering dipakai produsen dalam mempromosikan produknya (Sumarwan, 2013).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar