Minggu, 05 April 2020

Model Interaksi Guna Lahan-Transportasi (skripsi dan tesis)


Pemodelan merupakan penyederhanaan dari teori yang rumit sebelum diterapkan
dalam masalah-masalah publik. Pembuatan model teoritik menunjuk pada suatu teknik
dan asumsi yang luas untuk membentuk representasi (model) sederhana dari teori (Dunn,
dalam Suberlian, 2003:41). Dalam studi ini model yang digunakan adalah berdasarkan
teori interaksi guna lahan dan transportasi di atas Alex J. Bone 1959:75 (dalam
Suberlian, 2003:41), menyatakan faktor utama penyebab terjadinya perubahan guna
lahan dan transportasi adalah populasi, harga lahan dan sistem transportasi. Berikut
perumusan model interaksi guna lahan permukiman dan transportasi.
Hubungan antar submodel-submodel yang telah terbentuk memiliki dua jenis,
yaitu hubungan yang membentuk siklus tertutup dan siklus terbuka. Hubungan yang
membentuk siklus tertutup merupakan hubungan sebab akibat yang berjalan dua arah,
misalnya submodel guna lahan dan submodel transportasi. Sedangkan hubungan yang
membentuk siklus terbuka adalah hubungan antara submodel harga lahan dengan
submodel transportasi. Hubungan submodel-submodel adalah sebagai berikut :
a. Guna lahan – transportasi
Output dari submodel guna lahan akan memberikan masukan pada submodel
transportasi melalui bangkitan perjalanan zona. Submodel transportasi akan
mempengaruhi submodel guna lahan melalui indeks aksesibilitas atau tingkat
aksesibilitas. Semakin tinggi nilai indeks aksesibilitas, maka semakin tinggi pula
indeks kesesuaian lokasi untuk ketiga submodel guna lahan.
b. Harga lahan – Guna lahan
Ouput dari submodel harga lahan, yaitu harga lahan menjadi masukan bagi submodel
guna lahan, kecuali pada submodel guna lahan komersial. Semakin tinggi harga
lahan akan menurunkan indeks kesesuaian lokasi bagi submodel guna lahan. Hasil
dari submodel guna lahan adalah luas guna lahan yang dibutuhkan, akan
dibandingkan dengan luas zona. Jika luas guna lahan yang dibutuhkan lebih besar
dari luas zona yang tersedia, maka akan terjadi permintaan lahan.
c. Populasi - Guna lahan
Output dari submodel populasi, adalah jumlah penduduk menjadi masukan bagi
submodel guna lahan untuk menentukan kebutuhan luas setiap guna lahan yang
dibutuhkan dengan menghitung standar kebutuhan lahan setiap jenis guna lahan
perpenduduk atau tenaga kerja, menghasilkan luas lahan untuk setiap jenis guna
lahan. Pengaruh dari submodel populasi terhadap submodel guna lahan diwakili oleh
submodel guna lahan industri. Pertambahan luas industri, diasumsikan akan
menambah jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh faktor migrasi masuk.
d. Transportasi – Harga lahan
Output submodel transportasi, yaitu indeks aksesiblitas akan mempengaruhi harga
lahan. Semakin tinggi tingkat aksesiblitas maka semakin tinggi harga lahan zona.

Tidak ada komentar: