Senin, 13 April 2020

Menghubungkan Balanced Scorecard dan Strategi (skripsi dan tesis)

2.1    
Banyaknya pengukuran scorecard untuk satu strategi memerlukan pengetahuan bagaimana hubungan antara pengukuran dan strategi tersebut. Balanced Scorecard mengumpulkan indikator-indikator kritis atau faktor-faktor sukses kunci diorganisir menjadi beberapa perspektif yang berbeda (Kaplan dan Norton, 1996). Pengukuran yang banyak pada Balanced Scorecard yang dibuat baik harus terdapat seri terkait dari tujuan-tujuan dan pengukuran-pengukuran yang keduanya konsisten dan saling menguatkan. Metaforanya seperti simulasi penerbangan, scorecard harus menggabungkan gabungan kompleks dari hubungan sebab dan akibat diantara variabel-variabel kritis, termasuk petunjuk, kelambatan, dan masukan putaran yang menjelaskan trayek, rencana penerbangan, dari strategi.
2.6.1                     Hubungan Sebab dan Akibat
Strategi adalah kumpulan hipotesis tentang sebab akibat. Hubungan sebab dan akibat bisa diekspresikan dengan urutan pernyataan jika maka. Scorecard yang tersusun dengan baik harus menceritakan cerita dari strategi unit bisnis. Sistem pengukuran harus membuat hubungan hipotesis dengan tujuan-tujuan dan pengukuran-pengukuran dalam beragam perspektif sehingga mereka bisa diatur dan divalidasi.
Rantai sebab dan akibat harus meliputi semua empat perspektif dari Balanced Scorecard. Contohnya, Tingkat Kembalian Modal Kerja (ROCE) memungkinkan pengukuran hasil dari perspektif keuangan. Pemicu dari pengukuran keuangan bisa mengulang dan memperluas penjualan dari pelanggan yang sudah ada, hasil dari derajat tinggi kesetiaan pada pelanggan yang sudah ada. Sehingga, kesetiaan pelanggan dapat ditaruh di scorecard (pada perspektif pelanggan) karena diekspektasikan untuk memiliki pengaruh kuat terhadap ROCE. Tetapi bagaimana organisasi akan mencapai kesetiaan pelanggan? Analisis dari preferensi pelanggan menunjukkan bahwa pengiriman tepat waktu sangat dihargai pelanggan. Karena itu, peningkatan pengiriman tepat waktu diharapkan menuntun pada kesetiaan pelanggan lebih tinggi, alhasil diharapkan untuk menuntun performa keuangan lebih tinggi. Sehingga kesetiaan pelanggan dan pengiriman tepat waktu digabungkan kedalam perspektif pelanggan scorecard.
Proses berlangsung dengan menanyakan proses internal perusahaan harus unggul untuk mencapai pengiriman tepat waktu yang luar biasa. Untuk mencapai peningkatan pengiriman tepat waktu, bisnis membutuhkan mencapai waktu siklus pendek dari proses operasi dan proses internal berkualitasi tinggi, kedua faktor dapat menjaddi pengukuran scorecard dalam perspektif internal. Dan bagaimana organisasi meningkatkan kualitas dan mengurangi waktu siklus dari proses internal mereka? Dengan pelatihan dan peningkatan skill dari pegawai operasi, sebuah tujuan yang menjadi kandidat untuk perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Kita bisa melihat bagaimana sebuah rantai keseluruhan hubungan sebab dan akibat bisa dibuat sebagai vektor vertikal melalui empat perspektif Balanced Scorecard:
Hubungan sebab akibat yang dibangun dalam Balanced Scorecard adalah menceritakan tentang cerita dari strategi. Untuk secara efektif memanfaatkan kekuatan komunikasi dari hubungan sebab dan akibat, pembuat balanced scorecard membutuhkan peta grafis dan sebuah cerita pendek yang menemani yang mengartikulasikan peta tersebut. Dalam pembuatan hubungan sebab akibat, pemahaman tentang indikator lag dan indikator lead diperlukan. Indikator lag adalah hasil dari aksi yang sudah diambil. Indikator lead adalah pemicu dari kinerja ekonomi. Ketika membuat hubungan sebab akibat, pembuatan dimulai dengan membuat sebuah cerita dari indikator lagging kinerja dalam setiap empat perspektif. Sifat terorientasi hasil dari alat ukur ini membuat alat ukur sangat dapat menerima untuk digabungkan dalam susunan logis, dimulai dari aspirasi alat ukur keuangan yang kemudian menembus ke alat ukur pelanggan, proses internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan karyawan. Setelah arsitektur logis dari alat ukur lagging mencakup semua empat perspektif dibuat, pembuat balanced scorecard bisa memepertimbangkan indikator leading kinerja untuk setiap perspektif.
2.6.2                     Hasil dan Pemicu Performa
Semua Balanced Scorecard menggunakan ukuran umum tertentu. Ukuran umum inti, atau hasil inti, merefleksikan tujuan umum dari banyak strategi, seperti struktur-struktur termasuk lintang industri dan perusahaan (Niven, 2002). Ukuran umum termasuk profitabilitas, pangsa pasar, kepuasan pelanggan, retensi pelanggan, dan keahlian pegawai. Pemicu performa adalah satu yang cenderung menjadi unik untuk unit bisnis tertentu. Pemicu performa merefleksikan keunikan dari strategi unit bisnis: pemicu dari profitabilitas, segmen pasar yang unit pilih untuk bersaing, proposisi nilai dikirimkan kepada pelanggan dalam segmen pasar tertarget, dan proses internal tertentu dan kapabilitas pembelajaran dan pertumbuhan yang memungkinkan tujuan keuangan dan pelanggan tercapai.
Balanced Scorecard yang baik harus memiliki campuran ukuran hasil inti dan pemicu performa (. Ukuran hasil tanpa pemicu performa tidak berkomunikasi bagaimana hasil dapat dicapai. Mereka juga tidak menyediakan indikasi awal tentang apakah strategi diimplementasikan secara sukses. Sebaliknya, pemicu performa (seperti waktu siklus dan tingkat cacat part per jutaan) tanpa ukuran hasil memungkinkan unit bisnis mencapai peningkatan operasional jangka pendek, tetapi gagal menunjukkan apakah peningkatan operasional telah ditranslasikan menjadi bisnis yang diperluas dengan pelanggan yang adan baru—dan, tentu saja, menuju performa keuangan ditingkatkan. Balanced Scorecard yang baik memiliki campuran tepat dari inti ukuran hasil dan pemicu performa dari hasil tersebut. Sebuah tes apakah Balanced Scorecard mengkomunikasikan kedua hasil dan pemicu performa dari strategi unit bisnis adalah sensitivitas dan transparansi.
2.6.3                     Mengkaitkan dengan Keuangan
Balanced Scorecard, tidak seperti sistem pengukuran performa biasa, harus mengartikulasi “teori dari bisnis”. Dengan memiliki susunan eksplisit dari hubungan antara ukuran Balanced Scorecard, manajer bisa menguji teori bisnis menghipotesiskan rantai akibat dari pemicu performa dan hasil. Eksekutif harus membuat target jangka pendek yang merefleksikan ramalan terbaik mereka tentang kelambatan dan dampak antara perubahan dalam pemicu performa dan perubahan terasosiasi dalam satu atau lebih ukuran hasil. Misalnya, berapa lama sebelum peningkatan dalam pelatihan karyawan dan ketersediaan sistem informasi memungkinkan karyawan untuk jual-lintas berbagai produk-produk keuangan untuk pelanggan yang baru dan sudah ada, dan berapa besar dampaknya? Apa dampak dari peningkatan 10 persen pada pengiriman tepat waktu pada kepuasan pelanggan? Berapa lama jangka waktu antara peningkatan kualitas dan peningkatan retensi pelanggan.
Mendetilkan hubungan seperti itu lebih mudah dikatakan daripada dilakukan. Awalnya, dampak ini harus dilakukan secara subjektif dan kualitatif. Akhirnya, bagaimanapun, semakin banyak data dan bukti diakumulasikan, organisasi dapat menyediakan estimasi yang membumi secara objektif dari hubungan sebab akibat. Pada titik itu, Balanced Scorecard dapat ditangkap dalam model sistem dinamika yang menyediakan sebuah model kuantifikasi komprehensif dari proses pembuatan nilai bisnis.
Dalam rangkumannya, Balanced Scorecard lebih dari sekedar kumpulan ukuran keuangan dan non keuangan. Itu adalah translasi dari strategi unit bisnis menjadi susunan terkait ukuran yang menentukan tujuan stratejik jangka panjang, begitu juga mekanisme untuk mencapai dan mendapatkan timbal balik dari tujuan-tujuan tersebut.

Tidak ada komentar: