Kota sebagai suatu zona atau daerah yang merupakan pusat kegiatan ekonomi, pemerintahan serta
pemusatan penduduk, kota akan berkembang dengan cepat dengan perubahan – perubahan di segala bidang.
Salah satunya adalah perubahan pada kenampakan fisik kekotaannya. Konsekuensi perkembangan kota secara
horizontal disebut juga dengan gerakan sentrifugal [16]. Untuk melihat perkembangan kota melalui pendekatan
morfologi kota dalam tinjauan fisik atau morfologi menekankan pada bentuk-bentuk kenampakan fisikal dari
lingkungan kota[3], memperkenalkan 3 unsur morfologi kota sebagai ciri identifikasi fisik/morfologi kota yaitu penggunaan lahan, pola-pola jalan dan tipe atau karakteristik bangunan. Sementara itu[6] juga mengemukakan
unsur -unsur yang serupa dengan dikernukakan conzen, yaitu plan, architectural style and land use.
Menilik hal tentang kota merupakan topik yang menarik, karena sebagian besar penduduk dunia bertempat
tinggal dan bekerja di kota. Prediksi habitat menurut ungkapan[7] pada tahun 2020, jumlah penduduk kota dunia
mencaai 57% dan dari seluruh negara berkembang, 34% urbanisasi disumbangkan “hanya” oleh lima negara
yang salah satunya termasuk Indonesia. Hal ini wajar terjadi karena adanya pandangan terhadap p erbedaan
tingkat penghidupan (livelihood) kota dan desa, adanya perilaku: keinginan untuk meningkatkan taraf hidup dan
keterbatasan sumberdaya alam, keterbatasan akses kepada aset ekonomi.
Perkembangan kota ditandai dengan bertambah luasnya area perkotaan /terbangun dari tahun ke
tahun, seperti dikatakan dalam penelitian([5] Iswandi, U, 2010)mengenai konversi lahan pertanian di Kota
Padang. Aspek perkembangan dan pengembangan wilayah tidak dapat lepas dari adanya ikatan – ikatan ruang
perkembangan wilayah secara geograris. Proses perkembangan ini dalam arti luas [11]mengemukakan ada 2 hal
yang mempengaruhi tuntutan kebutuhan ruang yang selanjutnva menyebabkan perubahan penggunaan lahan
yaitu :
1. Adanya perkembangan penduduk dan perekonomian,
2. Pengaruh sisterm aktivitas, sistem pengembangan, dan sistem lingkungan.
Variabel yang berpengaruh dalam proses perkembangan kota diantaranya adalah:
1. Lokasi yang strategis, sehingga aksesibilitasnya tinggi
2. Faktor kesesuaian lahan
3. Faktor kemajuan dan peningkatan bidang teknologi yang mempercepat proses pusatkota mendapatkan
perubahan yang lebih maju
4. Penduduk;
5. Fungsi kawasan perkotaan;
6. Kelengkapan fasilitas sosial ekonomi;
7. Kelengkapan sarana dan prasarana
transportasi;.
Berawal dari pertumbuhan penduduk dan segala aktifitasnya memiliki konsekuensi terhadap luasan
spasial yang bersifat tetap dan terbatas di wilayah kota. Hal inilah yang memicu terjadinya perkembangan spasial
secara horizontal di kota.
Dinamika yang terjadi di kota memiliki konsekuensi secara spasial. Ditinjau dari
prosesnya perkembangan spasial secara fisikal ada 2 :
1) Proses perkembangan spasial secara horizontal, proses ini menjadi penentu bertambah areal kekotaan dan
makin padatnya bangunan di dalam kota. Secara definitif dapat diartikan suatu proses penambahan ruang
yang terjadi secara mendatar dengan cara menempati ruang-ruang yang masih kosong baik di daerahdaerah pinggiran kota maupun di bagian dalam kota.
2) Proses perkembangan spasial secara vertikal, adalah proses penambahan ruang kota dengan
menambahkan jumlah lantai bangunan pada bangunan tertentu.
Melihat perkembangan kota yang dapat diamati melalui indikator – indikator diatas cepat atau lambat akan
berdampak kepada kondisi lingkungan setempat, karena aktivitas kota berlangsung di atas ruang atau
lingkungan. Dengan demikian peran lingkungan/lahan sangat penting sebagai salah satu unsur penting dalam
pembangunan, sehingga lingkungan perlu menjadi perhatian khusus karena sifat keterbatasannya sedangkan
aktivitas pembangunan selalu mengalami perubahan dan bersifat dinamis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar