Menurut Bikhchandani dan Sharma (2001), herding dibedakan menjadi
dua kategori, yaitu intentional herding atau perilaku herding yang disengaja dan
unintentional herding atau perilaku herding yang tidak disengaja.
a. Intentional herding
Merupakan perilaku herding yang disengaja yang melibatkan
imitasi pelaku pasar lainnya, sehingga menyebabkan stimulasi untuk
mempengaruhi investor lainnya dalam melakukan aksi jual maupun beli
saham yang sama tanpa memperhatikan informasi yang ada. Perilaku ini
dapat menyebabkan harga saham tidak mencerminkan informasi
fundamental, dan dapat menyebabkan gelembung atau crash di pasar
keuangan (Morris dan Shin, 1999). Taufiq Narasanto (2012)
menyebutkan beberapa indikator dari intentional herding, yaitu: hanya
sedikit informasi tersedia yang reliable, keputusan dibuat berdasarkan
euphoria dan kepanikan, serta memiliki efek destabilitas yang membuat
pasar lebih volatile.
b. Unintentional herding
Merupakan perilaku herding yang tidak disengaja yang didorong
karena investor yang menganalisis saham dengan faktor-faktor yang
sama dan menerima informasi pribadi yang berkorelasi, sehingga dalam
membuat keputusan dan kesimpulan yang sama mengenai kinerja saham
kedepannya (timan, 1994). Taufiq Narasanto (2012) menyebutkan
beberapa indikator dari Unintentional Herding, yaitu: keputusan
15
investasi dibuat berdasarkan analisis yang rasional, terdapat banyak
informasi yang reliable, membuat pasar modal lebih efisien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar