Jaringan sosial merupakan sebagai relasi yang terjadi dengan
pihak-pihak tertentu. Jaringan sosial dimaknai organisasi ini
merupakan keterlibatan semua pihak yang bekerja sama untuk
memperjuangkan suatu isu yang sama, baik individu maupun
organisasi yang fokus bekerja meski berbeda tetapi masih berkaitan
dan mau ikut terlibat, serta pihak pemerintah yang bertanggung jawab
untuk isu tersebut dan bisa diajak bekerja sama. Hal ini
memperlihatkan, bahwa dalam jaringan sosial atau jejaring mencakup
adanya relasi kerja sama baik secara langsung maupun tidak langsung
dilakukan aktor-aktor dalam memperjuangkan isu yang sama.
Pendekatan teoritis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan jaringan sosial (Ruddy, 2007: 221).
Jaringan sosial ditinjau dari tujuan hubungan sosial yang
membentuk jaringan sosial dibagi menjadi tiga jenis yaitu (1) Jaringan
kekuasaan (power) yaitu hubungan sosial yang dibentuk oleh
hubungan sosial yang bermuatan kekuasaan, atau dibentuk dan
sengaja diatur oleh kekuasaan.
Jadi, jaringan kekuasaan tidak dapat menyandarkan diri pada
kesadaran anggotanya untuk memenuhi kewajiban anggotanya secara
sukarela, tanpa insentif, (2) Jaringan kepentingan (interest) yaitu
hubungan yang dibentuk oleh hubungan sosial yang bermuatan
kepentingan, bermakna pada tujuan-tujuan khusus. Jika tujuan atau
kepentingan yang sifatnya konkrit dan spesifik sudah tercapai,
hubungan tersebut berakhir. Tapi, jika tujuannya tidak konkrit atau
tidak spesifik dan tidak konkrit atau tujuan tersebut selalu berulang,
maka struktur yang terbentuk relatif stabil dan permanen dan (3)
Jaringan perasaan (sentiment), terbentuk atas dasar hubungan sosial
yang bermuatan perasaan dan hubungan sosial itu sendiri menjadi
tujuan dan tindakan sosial (Ruddy, 2007: 221).
Struktur yang dibentuk cenderung mantap dan permanen,
sementara hubungannya cenderung dekat dan berkelanjutan. Oleh
karena itu muncul adanya saling kontrol secara emosional yang relatif
kuat antar pelaku. Pada kenyataannya, sebuah jaringan sosia tidak
34
hanya dibentuk oleh satu jenis sosial di atas. Namun sering terjadi
tumpang tindih antara tiga jenis bentuk hubungan sosial tersebut
(Ruddy, 2007:221).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar