Kamis, 30 April 2020
Gamifikasi Dalam PEmbelajaran (skripsi dan tesis)
Banyak peneliti menerapkan gamifikasi dalam pembelajaran dengan alasan untuk meningkatkan motivasi
siswa (Khalil et al., 2018). Dengan demikian, konseptualisasi motivasi diperlukan untuk memahami
dampak ataupun faktor-faktor penghambat dalam implementasi gamifikasi dalam pembelajaran. Teori
motivasi yang telah sukses diterapkan dalam gamifikasi adalah teori determinasi diri atau selfdetermination theory (Groh, 2012; Sailer et al., 2017). Teori ini menjelaskan tiga kebutuhan dasar, yaitu
kebutuhan akan kompetensi, otonomi, dan relasi (Deci & Ryan, 1985), yang dipaparkan secara singkat
sebagai berikut.
▪ Kebutuhan akan kompetensi. Kebutuhan ini merujuk pada keinginan untuk merasa mampu dalam
mencapai tujuan tertentu, serta kompeten menyelesaikan suatu permasalahan (Deci & Ryan, 2004).
Di dalam konteks pendidikan, ketika faktor-faktor yang menumbuhkan perasaan kompeten (seperti
kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan atau keterampilan baru) dapat dikembangkan, maka
iklim kompetisi akan tumbuh, dan akibatnya motivasi instrinsik juga akan meningkat (Chen, 2019).
▪ Kebutuhan akan otonomi. Kebutuhan ini berkenaan dengan perasaan bebas secara psikologis dan
keinginan untuk menyelesaikan suatu tugas. Siswa yang bebas secara psikologis akan membuat
keputusan berdasarkan nilai dan minatnya sendiri (Decy & Ryan, 2004), dan siswa yang memiliki
keinginan akan melaksanakan tugas tanpa tekanan dan paksaan eksternal (Vansteenkiste et al., 2010).
Pemberian kesempatan kepada siswa untuk memilih, misalnya melalui umpan balik yang positif,
merupakan salah satu bentuk fasilitasi otonomi, yang pada akhirnya akan meningkatkan motivasi
intrinsiknya (Griffin, 2016).
▪ Kebutuhan akan relasi. Kebutuhan ini merujuk pada perasaan memiliki, terikat, dan peduli terhadap
kelompok (Sailer et al., 2017). Motivasi intrinsik siswa akan semakin kuat ketika mereka diberikan
ruang untuk bekerja sama, serta berbagi pengalaman dan tujuan bersama. Dengan demikian, guru
sebaiknya mengurangi faktor-faktor yang dapat menghalangi siswa untuk melakukan interaksi sosial,
melainkan membuat lingkungan belajar yang mendukung terjadinya relasi sosial sehingga kebutuhan
siswa akan relasi terpenuhi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar