Minggu, 05 April 2020

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Sosial Ekonomi (skripsi dan tesis)


Soekanto memiliki ukuran atau kriteria dalam menggolongkan anggota
masyarakat dalam suatu lapisan sosial, kriteria tersebut diantaranya ukuran
kekayaan, ukuran kekuasaan, ukuran kehormatan dan ukuran ilmu
pengetehuan. Namun status sosial ekonomi masyarakat juga dapat dilihat dari
beberapa faktor yang mempengaruhi, yaitu:
a) Pekerjaan
Manusia adalah makhluk yang berkembang dan makhluk yang
aktif. Manusia disebut sebagai makhluk yang suka bekerja, manusia
bekerja untuk memenuhi kebutuhan pokoknya yang terdiri dari pakaian,
sandang, papan, serta memenuhi kebutuhan sekunder seperti pendidikan
tinggi, kendaraan, alat hiburan dan sebagainya (Mulyanto, 1985:2).
Pekerjaan akan menentukan status sosial ekonomi karena dari
bekerja segala kebutuhan akan dapat terpenuhi. Pekerjaan tidak hanya
mempunyai nilai ekonomi namun usaha manusia untuk mendapatkan
kepuasan dan mendapatkan imbalan atau upah, berupa barang dan jasa
akan terpenuhi kebutuhan hidupnya. Pekerjaan seseorang akan
mempengaruhi kemampuan ekonominya, untuk itu bekerja merupakan
suatu keharusan bagi setiap individu sebab dalam bekerja mengandung dua
segi, kepuasan jasmani dan terpenuhinya kebutuhan hidup. Dalam kaitan
ini Soeroto (1986:5) memberikan definisi mengenai pekerjaan adalah
kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa bagi diri sendiri atau orang
lain, baik orang melakukan dengan dibayar atau tidak.
Soeroto (1986:167) menjelaskan bahwa dengan bekerja orang akan
memperoleh pendapatan, dari pendapatan yang diterima orang tersebut
diberikan kepadanya dan keluarganya untuk mengkonsumsi barang dan
jasa hasil pembangunan dengan demikian menjadi lebih jelas, barang siapa
yang mempunyai produktif, maka ia telah nyata berpartisipasi secara nyata
dan aktif dalam pembangunan.
Ditinjau dari segi sosial, tujuan bekerja tidak hanya berhubungan
dengan aspek ekonomi/mendapatkan pendapatan (nafkah) untuk keluarga
saja, namun orang yang bekerja juga berfungsi untuk mendapatkan status,
untuk diterima menjadi bagian dari satu unit status sosial ekonomi dan
untuk memainkan suatu peranan dalam statusnya (Kartono, 1991:21).
19
Dalam pedoman ISCO (International Standart Clasification of
Oecuption) pekerjaan diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Profesional ahli teknik dan ahli jenis
2. Kepemimpinan dan ketatalaksana
3. Administrasi tata usaha dan sejenisnya
4. Jasa
5. Petani
6. Produksi dan operator alat angkut.
Dari berbagai klasifikasi pekerjaan diatas, orang akan dapat
memilih pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan ketrampilan yang
dimilikinya. Dalam masyarakat tumbuh kecenderungan bahwa orang yang
bekerja akan lebih terhormat di mata masyarakat, artinya lebih dihargai
secara sosial dan ekonomi.
Jadi untuk menentukan status sosial ekonomi yang dilihat dari
pekerjaan, maka jenis pekerjaan dapat diberi batasan sebagai berikut:
1. Pekerjaan yang berstatus tinggi, yaitu tenaga ahli teknik dan ahli jenis,
pemimpin ketatalaksanaan dalam suatu instansi baik pemerintah
maupun swasta, tenaga administrasi tata usaha.
2. Pekerjaan yang berstatus sedang, yaitu pekerjaan di bidang penjualan
dan jasa.
3. Pekerjaan yang berstatus rendah, yaitu petani dan operator alat angkut
atau bengkel.
Tingkat pekerjaan orang tua yang berstatus tinggi sampai rendah
tampak pada jenis pekerjaan orang tua, yaitu sebagai berikut:
1. Pekerjaan yang menunjukkan status sosial ekonomi tinggi, PNS
golongan IV ke atas, pedagang besar, pengusaha besar, dokter,.
2. Pekerjaan yang menunjukkan status sosial ekonomi sedang adalah
pensiunan PNS golongan IV A ke atas, pedagang menengah, PNS
golongan IIIb-IIId, guru SMP /SMA, TNI, kepala sekolah, pensiunan
PNS golongan IId-IIIb, PNS golongan IId-IIIb, guru SD, usaha toko.
3. Pekerjaan yang menunjukkan status sosial ekonomi rendah adalah
tukang bangunan, tani kecil, buruh tani, sopir angkutan, dan pekerjaan
lain yang tidak tentu dalam mendapatkan penghasilan tiap bulannya
(Lilik, 2007).
b) Pendidikan
Pendidikan berperan penting dalam kehidupan manusia,
pendidikan dapat bermanfaat seumur hidup manusia. Dengan pendidikan,
diharapkan seseorang dapat membuka pikiran untuk menerima hal-hal
baru baik berupa teknologi, materi, sistem teknologi maupun berupa ideide
baru serta bagaimana cara berpikir secara alamiah untuk kelangsungan
hidup dan kesejahteraan dirinya, masyarakat dan tanah airnya.
Ngadiyono (1998:46) membedakan pendidikan berdasarkan isi
program dan penyelenggaraannya menjadi 3 macam, yaitu:
1. Pendidikan formal merupakan pendidikan resmi di sekolah-sekolah,
penyelenggaraannya teratur dengan penjenjangan yang tegas,
persyaratan tegas, disertai peraturan yang ketat, pendidikan ini
didasarkan pada peraturan yang tegas.
21
2. Pendidikan informal merupakan pendidikan yang diperoleh melalui
hasil pengalaman, baik yang diterima dalam keluarga maupun
masyarakat. Penjenjangan dan penyelenggaraannya tidak ada,
sistemnya tidak diformulasikan.
3. Pendidikan non formal merupakan pendidikan yang dilakukan di luar
sekolah, penyelenggaraannya teratur. Isi pendidikannya tidak seluar
pendidikan formal, begitu juga dengan peraturannya.
Tingkat pendidikan orang tua bergerak dari tamat D3-sarjana,
tamat SMA, Tamat SMP dan Tamat SD. Seseorang yang telah
mendapatkan pendidikan diharapkan dapat lebih baik dalam kepribadian,
kemampuan dan ketrampilannya agar bisa lebih baik dalam bergaul dan
beradaptasi di tengah-tengah kehidupan masyarakat, sehingga
mempermudah seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
(Abdullah, 1993:327).
c) Pendapatan
Christoper dalam Sumardi (2004) mendefinisikan pendapatan
berdasarkan kamus ekonomi adalah uang yang diterima oleh seseorang
dalam bentuk gaji, upah sewa, bunga, laba dan lain sebagainya.
Biro pusat statistik merinci pendapatan dalam kategori sebagai
berikut:
1. Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang yang
sifatnya regular dan diterima biasanya sebagai balas atau kontra
prestasi, sumbernya berasal dari:
a. Gaji dan upah yang diterima dari gaji pokok, kerja sampingan,
kerja lembur dan kerja kadang-kadang.
b. Usaha sendiri yang meliputi hasil bersih dari usaha sendiri, komisi,
penjualan dari kerajinan rumah.
c. Hasil investasi yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik
tanah. Keuntungan serial yakni pendapatan yang diperoleh dari hak
milik.
2. Pendapatan yang berupa barang yaitu: pembayaran upah dan gaji yang
ditentukan dalam beras, pengobatan, transportasi, perumahan dan
kreasi.
Berdasarkan penggolongannya BPS (Badan Pusat Statistik)
membedakan pendapatan penduduk menjadi 4 golongan yaitu:
1) Golongan pendapatan sangat tinggi adalah jika pendapatan rata-rata
lebih dari Rp. 3.500.000 per bulan.
2) Golongan pendapatan tinggi adalah jika pendapatan rata-rata antara Rp
2.500.000 s/d Rp. 3.500.000 per bulan.
3) Golongan pendapatan sedang adalah jika pendapatan rata-rata dibawah
antara Rp. 1.500.000 s/d 2.500.000 per bulan.
4) Golongan pendapatan rendah adalah jika pendapatan rata-rata Rp.
1.500.000 per bulan.
d) Jumlah Tanggungan Orang Tua
Proses pendidikan anak dipengaruhi oleh keadaan keluarga sebagai
berikut: pertama adalah ekonomi orang tua yang banyak membantu
perkembangan dan pendidikan anak. Kedua adalah kebutuhan keluarga,
kebutuhan keluarga yang dimaksud adalah kebutuhan dalam struktur
keluarga yaitu adanya ayah, ibu dan anak. Ketiga adalah status anak,
apakah anak tunggal, anak kedua, anak bungsu, anak tiri, atau anak angkat.
Jumlah tanggungan orang tua yaitu berapa banyak anggota
keluarga yang masih bersekolah dan membutuhkan biaya pendidikan,
yaitu 1 orang, 2 orang, 3 orang, lebih dari 4 orang (Lilik, 2007).
e) Pemilikan
Pemilikan barang-barang yang berhargapun dapat digunakan untuk
ukuran tersebut. Semakin banyak seseorang memiliki sesuatu yang
berharga seperti rumah dan tanah, maka dapat dikatakan bahwa orang itu
mempunyai kemampuan ekonomi yang tinggi dan mereka semakin
dihormati oleh orang-orang di sekitarnya.
Apabila seseorang memiliki tanah sendiri, rumah sendiri, sepeda
motor, mobil, komputer, televisi dan tape biasanya mereka termasuk
golongan orang mampu atau kaya. Apabila seseorang belum mempunyai
rumah dan menempati rumah dinas, punya kendaraan, televisi, tape,
mereka termasuk golongan sedang. Sedang apabila seseorang memiliki
rumah kontrakan, sepeda dan radio biasanya termasuk golongan biasa.
f) Jenis Tempat Tinggal
Menurut Kaare Svalastoga dalam Sumardi (2004) untuk mengukur
tingkat sosial ekonomi seseorang dari rumahnya, dapat dilihat dari:
1) Status rumah yang ditempati, bisa rumah sendiri, rumah dinas,
menyewa, menumpang pada saudara atau ikut orang lain.
2) Kondisi fisik bangunan, dapat berupa permanen, kayu dan bambu.
Keluarga yang keadaan sosial ekonominya tinggi, pada umumna
menempati rumah permanen, sedangkan keluarga yang keadaan
sosial ekonominya menengah ke bawah menggunakan semi
permanen atau tidak permanen.
3) Besarnya rumah yang ditempati, semakin luas rumah yang ditempati
pada umumnya semakin tinggi tingkat sosial ekonominya.
Rumah dapat mewujudkan suatu tingkat sosial ekonomi bagi
keluarga yang menempati. Apabila rumah tersebut berbeda dalam hal
ukuran kualitas rumah. Rumah yang dengan ukuran besar, permanen dan
milik pribadi dapat menunjukkan bahwa kondiri sosial ekonominya tinggi
berbeda dengan rumah yang kecil, semi permanen dan menyewa
menunjukkan bahwa kondisi sosial ekonominya rendah.

Tidak ada komentar: